24. -Khawatir-

34 16 0
                                    

Tiana memasuki kelas 11 IPA 2 saat bel masuk akan berbunyi pukul 07.15, seperti biasa suasana akan gaduh seperti pasar sebelum bel berbunyi. Kalian taulah siapa ketua nya dan anggotanya, ya benar geng absurd.

"TIANAAA!!!!!." pekik Sasya berlari dan memeluk Tiana, yang membuat kaget adalah Sasya menangis? What? Why?.

"Ti..hiks...hikss...." Tiana membalas pelukan dari sahabatnya itu, mencoba untuk menenangkan.

Tapi kenapa ia tidak mendapatkan Ciara di kelas? Biasanya sahabat satunya itu berangkat lebih awal sebelum Tiana dan siswa-siswi lain datang. Dan sekarang? Kenapa dia tidak ada? Apakah dia ijin? Apakah dia belum datang? Begitulah kira-kira yang ada di pikiran Tiana.

Hingga akhirnya Sasya mengatakan sesuatu dan itu membuat tubuh Tiana menegang seketika,

"Ciaraa..hiksss..Tiii....hiks... hikss..Ciara!."

"Ciara kenapa????!!!! Ngomong sama gueeee!!!." Tiana mengguncang-guncangkan tubuh Sasya agar ia bisa berbicara dengan jelas.

"Ciara dia hiks.." ucapan Sasya terpotong saat Tiana menyuruhnya untuk duduk dan tenang. Kemudian mereka kembali berpelukan.

Dan semua yang berada di kelas 11 IPA 2 sudah berhenti ramai ketika Sasya berteriak memanggil Tiana. Sasya menangis cukup lama, tapi tidak ada yang tau. Karna Sasya melipatkan tangannya di atas meja dan menundukkan kepalanya sampai tertutupi tangan.

Anak-anak kelas 11 IPA 2 menyangka bahwa Sasya sedang tidur, otomatis mereka tidak perduli. Tapi setelah Tiana memasuki kelas, dan Sasya menangis mereka semua diam. Mereka ingin tau ada apa dengan anak yang heboh dan cerewet ini? Kenapa dia bisa menangis?

Saat Sasya mulai tenang dan hanya ada sesenggukan, Tiana melepaskan pelukan dan menatap kedua manik mata milik Sasya. Ia berharap ada jawaban yang sangat di butuhkan.

Perasaan nya saat ini sangat tidak enak dari tadi pagi, dan itu terbukti bahwa temannya saat ini ntah dalam keadaan apa.

"Sya, Ciara kenapa?." tanya Tiana.

"Ciara, dia hikss, dia kabur dari rumah Ti."

"Maksudnya?."

"Kemarin hiks..tante Jisa telpon ke gue Ti, tante bilang kalo Ciara hilang. Kemarin tante Jisa bilang kalo keluarga nya ada permasalahan. Lo tau kan Ti?  Kalo ada masalah  Ciara yang selalu jadi sasaran. Sekarang Ciara pergi, gue udah bantu cari kemana-mana tapi gak ketemu. Gue juga udah tlpon, chat, semua gue lakuin ke hp Ciara, tapi gak ada saatu pun yang dibales.Gue taku-"

"Kenapa lo gak nelfon gue?."

"Buk-"

"Seenggaknya Lo telfon Gue biar Gue tau keadaan Ciara dan kita cari sama-sama. Bukannya malah kaya gini." suara Tiana membuat semuanya menatap Tiana terutama Dion yang sedari tadi hanya fokus kepada game di hp nya.

"Maafin Gue Ti, Gue bener-bener nggak kepikiran. Lo tau kan? Ciara bisa parah kalo udah berurusan sama keluarganya. Dan Gue panik sampe gak mikirin atau punya ide buat telfon dan cari bantu Lo."

"Arggghhh!!! Gue pergi!."

"Ti!!!!!."

Tiana berlalu pergi meningalkan kelas, dan Dion melangkahkan kakinya untuk menyusul Tiana.

Sedangkan Sasya dia menangis lagi, dia tidak tau apa yang harus diperbuatnya saat ini. Temannya hilang, dan Tiana, dia marah kepadanya. Nasibnya memang buruk, tapi dia tau, akhirnya Sasya memilih untuk mengejar Tiana.

Tiana berlari menyusuri jalan yang terhalang oleh beberapa siswa dan siswi tanpa memperdulikan kemarahan mereka semua. Yang terpenting saat ini adalah harus menemukan Ciara. Bagaimana jika Ciara melakukan hal yang buruk? Dia tidak ingin kejadian yang sebelumnya terulang lagi.

My Love [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang