Hari ini hari dimana osis dan peserta lain memeriahkan acara sekolah, lebih tepatnya ulang tahun sekolah.
Sangat seru dan tentu saja banyak canda tawa.
"Eh ini nih kok kotor?! Kalian nggak bersihin ini?! Cepat sapu!" Pekik Disyl, si ketua kebersihan kelas MIPA 6.
Havi berdecih tepat dihadapan Disyl, "Cih, baru aja jadi ketbes udah songong gini."
"Heh! Lo juga mentang-mentang jadi ketkelas malah enak-enakan gibah sana-sini!"
Havi menggeprak meja yang membuat menjadi sorotan kelas ini.
"Kenapa?! Nggak terima lo hah?!" Tantang Disyl dan membuat Havi geram.
"Udahlah Vi, manusia gini, eh ralat Makhluk kayak jaman fir'aun gini gausah diladenin." Saran Zilla tapi Havi seperti tak mengindahkan.
Havi hendak melayangkan tamparan, namun tangannya dicekal.
"Nggak usah ngotorin tangan lo dengan menampar cewek songong yang lewat jalur VVIP ke neraka." Celetuk seseorang dari belakang.
"Heh! Lobukan tuhan yang tau gue bakal dimana!." Gretak Disyl kesal kepada lelaki ini.
"Lo jadi ketbes aja udah sombongnya kayak iblis, gimana mau jadi ketkelas?!"
Dysil menggretakkan giginya, "Bangsat lo!."
"Untung lo cewek, kalau lo cowok udah gue robek tuh mulut." Tunjuk Nais kesal. Tetapi Disyl santai saja menghadapinya.
"Gausah diladenin, Nais." Ucap Havi menenangkan.
"Lebih baik kita keluar cari hal yang bermanfaat dari pada ngeladenin cewek kayak gini." Ujar Nais menarik tangan Havi lalu keluar kelas
"Gue catet nama lo!" Teriak Disyl melihat kepergian mereka
"Terserah lo."
********
Mereka berdiam ditaman, mereka tak ingin di lapangan karena cuaca panas dan tak ingin dikantin karena banyak orang, tak ingin berdesakan.
"Gimana? Udah lo tanya ke mama lo?" Tanya Nais menghilangkan momen awkward ini.
"Belum sih, ta-tapi gue rasa mama gue bakal jawab...."
"Apa?"
"I-iya.." lirihnya pelan.
Nais bernafas lega dan beberapa kali mengucapkan syukur.
"Darimana lo tau?."
"Dari kemarin, mama gue terus aja nanyain lo, dia bilang lo baik, ramah, pokoknya dia lebih suka elo daripada mantan-mantan yang pernah ngejemput gue."
"Dan?"
"Dan apa?"
"Itukan jawaban mama lo, kalau lo gimana?"
"Gue rasa gue udah nemuin jawabannya, dan gue harap nggak bikin lo kecewa. Apapun keputusan gue, gue harap lo terima.."
Nais mengangguk mantap, ditolak? Lalu patah hati? Tidak! Nais tidak akan seperti itu.
"Gu-gue, Mau dan enggak."
Nais mengrinyit bingung, tapi Havi malah meluruskan pandangan kedepan, tepat kehadap air mancur berada.
Nais mengambil telapak tangan Havi, "Jawab yang bener Vi." Kata Nais.
Bola mata Havi terus saja bergerak liar, entah apa yang sedang ia cari.
"Hem... ya gitu.." gumam Havi namun tak terlalu pelan.
"Gitu apa?.."
Havi menoleh lalu bertatapan mata, sama-sama mempunyai mata yang tajam dan indah.
"G-gue mau jadi pacar lo dan gue nggak mau nolak lo." Balas Havi pelan lalu lari terbirit-birit menjauhi Nais.
"Awas jatuh." Peringat Nais tersenyum samar
Bruk.
"Astaga, beneran?." Kaget Nais.
Nais berlari mendekati Havi lalu menjulurkan tangan, "elo nggak pincangkan? Nggak patah kaki kan?"
Havi mendongak, "Kalau iya kenapa! Lo nggak jadi suka sama gue huh?!"
"Ya nggak gitu juga kali ah, gue takut lo kesakitan nanti malah gue ikut sakit."
"Gembel!"Ketus Havi blusshing.
"Gombal..." Koreksi Nais membetulkan kata.
"Ah iya." Ucap Havi menampilkan wajah polos yang dibuat-buat.
"Elo sih, sok-sok pake malu-malu anjing segalak." Skitis Nais
Havi mencubit beris Nais yang membuat Nais meringis.
"Lo mau diem disitu atau ke UKS?" Nais bertanya karena tangannya belum saja dijabat oleh Havi yang membuat tangan Nais hanya mengapung diudara.
"Lo mau ninggalin gue? TEGA!." Ujar Havi dengan genangan air mata yang siap terjun jika ia kedipkan.
"E-eh, enggak, mangkanya ayo!."
Havi menjabat tangan Nais lalu berdiri, mengusap kasar pelupuk mata yang berair.
"Lo biarin gue jalan nih?"
"Mau gue gendong atau gue tendang?."
Havi menggeleng kuat, "Makasih. gue jalan aja."
Havi be like:
Nais hanya terkekeh gemas sesekali mencubit pipi gembul Havi.~~~~~
)))))))TBC<<<<<<
Huyohuyi....
Salam, #Triple.N
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA-VI // SELESAI✔️
Novela Juvenil[COMPLETED]✅ {FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN BIASAKAN BERI SUARA AGAR SAYA NYAMAN UNTUK MENULIS] Aretha Vivian Gheitsa, siapa yang tak kenal dengan gadis angkuh, keras kepala dengan deretan mantan yang berjejer di berbagai sekolah serta diberkati k...