•T h i r t y - o n e• : Skors

639 41 0
                                    

"APA?!" Teriak Nais tiba-tiba kantuknya sirna.

"B aja kali. Lo kira gue nggak bisa ngadepin paus betina itu?" Seketika Havi bangga mengucapkan itu entah kenapa.

Nais menghela nafas sabar, "Bukan gitu, dia suka main keroyokan dan keras banget orangnya."

"Gue nggak takut selagi dia bukan teroris."

Zilla mengeprak meja, "Betul, ngapain takut dia kan bukan tuhan."

"Yap betul." Dukung Havi membenarkan.

Zilla celingak-celingok lalu membisikan, "E-eh tapi... hati-hati aja ya lo."

Havi mengangguk, "kan ada Nais—ups.."

"Gue denger." Jawab Nais santai.

"Tapi gue udah tau." Balas Havi tak ingin kalah.

Ting.

Ponsel Havi kembali berbunyi.

089500******
Gue tunggu lo besok di sklh lo.

Dtg aja, gw g tkt sm lo.

Havi kembali mengeluarkan Aplikasinya dan mendapati tatapan heran Zilla dan Nais.

"Dia nunggu gue pulang sekolah besok.."

"Gausah takut. Ada gue." Ujar Nais menenangkan.

"Gue juga bakal bantuin lo kok kalau mereka macem-macem."

Havi tersenyum tipis.

*******

Setelah jam istirahat berhenti, Havi lelah mencari keberadaan kekasihnya, Nais.

Yups, Nais mendadak mendapati telepon karena sekolah SMA TARIDIYA mengkroyoki SMA TRISATRIYA. Dan gang nya Nais lah yang merencanakan itu semua. Havi sempat mencegahnya, namun Nais terus miminta agar diizinin.

Sampai sekarang Mereka (Nais, Traffic, Arun, Raffa, dan rayn) belum kelihatan batang hidungnya sama sekali.

"La.. gue takut deh Nais kenapa-napa."

"Posthink aja, gue juga khawatir, semoga aja mereka nggak kenapa-kenapa."

Havi cemas, matanya bergerak liar, hatinya risau.

"Havi!." Pekik seorang dari ambang pintu kelas.

"Apa?."

"Dicari Nais nih, nggak mau masuk katanya."

Havi mengangguk."

"Eits, Arun mana?." Pekik Zilla

Reni mengidikan bahu, "cuma ada Nais aja."

Zilla mengangguk pasrah kembali menduduki bokongnya dimeja.

Havi berjalan keluar dan betapa terkejutnya melihat banyak luka lebam di wajah kekasihnya ini.

"Lo kenapa? Kok bisa gini? Udah gue bilang jangan ikut lo ngeyel banget sih." Tanya Havi beruntun.

"Ciee perhatian."

"Gausah ngegoda lo. Ayo ke UKS." Havi terlihat cemas dan khawatir membuat hati Nais senangnya minta ampun.

"Pelan-pelan napa, sakit ini."

"Iya maaf."

Havi pun menuntun Nais menuju UKS mengobati luka lebamnya.

********

Beberapa menit berlalu tapi Havi masih mengobatinya dan beberapa kali juga Nais meringis perih.

"Lo kenapa bisa gini?!." Cibir Havi yang masih sentiasa mengolesi betadine.

"Tawuran. Shh, aw."

Havi menghela nafas panjang, "udah gue duga. Gara-gara?."

"Mereka ngeroyok temen gue. Kita nggak terima kadi kita bales sih."

"Guru BK tau nggak?" Tanya Havi was-was.

Nais mengangguk ragu.

"Di hukum lagi?."

Nais menggeleng, "nggak.."

Havi bernafas lega, "Oh syukurlah."

"Tapi....."

Mata Havi melebar sempurna, "ada tapinya?."

"Iya—-"

"Apa huh?!."

"Gu-gue... di skors." Ujarnya langsung memejamkan mata bersiap mendengar ulocehan dari mulut mungil ini.

"APA?!——"
Ucapan Havi terpotong karena ulah Traffic, Arun, Raffa dan Rayn.

"E-eh, kita balik aja..."

"Sini lo!." Tajam Havi mengarah ke Mereka ber-empat dan membuat mereka bergidik ngeri.

"Buat Nais udah gue bilang gausah ikut tawuran! Jangan jadi bad boy-bad boy-an lagi! Jangan nakal-nakal inget kita udah kelas Tiga bentar lagi mau lulus. Pikirkan masa depan! Nggak bosen apa kalian berurusan sama BK terus hah?." Tanya nya menunjuk yang ada di UKS satu persatu.

"Gue baru kelas dua ya." Timpal Traffic dengan watadosnya.

"Gue tau lo baru kelas dua. Apa lo nggak pikirin sekolah lo gimana? Lo kira kelas tiga enak?! Kalau lo nggak manfaatin sekolah dengan baik, buang-buang uang om regam aja lo." Sinis Havi membalas sengit.
(Om regam-papa Nais dan Traffic)

Membuka sedikit mulut saja mereka tak berani apalagi membuka suara.

"Dan lo Arun, apa lo nggak mikirin perasaan Zilla pas dia ngeliat lo tawuran dan acak-acakan gini? Semoga Zilla nggak ngelihat lo dalam keadaan begini. Dan buat kalian semua, sudah cukup buat onar, kekanak-kanakan dan  mulai pikirin cerita hidup kalian selanjutnya."

Havi kembali mengambil Nafas panjang, "kalian di skors berapa hari?."

"Satu minggu." Jawab Rayn.

"WHAT?!."























#
#
#

























TBC_-_-_

Vote komen:)

Salam, #Triple.N

ARETHA-VI // SELESAI✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang