👆🏻👆🏻👆🏻👆🏻👆🏻👆🏻
Ps: Aku suka banget sama lagu yang diatas. Coba kalian play aja oke? Mungkin nanti gak nyambung? Atau malah lagunya berbanding terbalik sama partnya? 🤣 Pokoknya aku lagi suka denger lagu itu, hehe..
Play ya! Biar ngena:)
Ouh ya.. Btw kalian vote ceritaku juga ya... caranya cuma teken tanda bintang dibawah pojok kiri;)
Happy reading:>
***********
Nais pov'
Saya berdiri menunggu seseorang disini, katanya dia akan menemui saya dan kembali. Betapa senangnya saya mendengar hal itu.
Saya sudah menunggunya sejak 30 menit yang lalu, dan saya lihat 1 pesawat mendarat sempurnya, saya yakin itu pasti pesawat yang dia tumpangi.
Dan betapa bahagianya saya melihat dia keluar dengan menenteng koper dan tas yang dibawanya. Dia sangat berbeda sejak 5 tahun yang lalu saya temui.
Wajahnya terlihat sedang mencari seseorang. Saya pun melambaikan tangan dan membuarkan dia menghampiri saya. Dia tersenyum yang tersiratkan jika dia sedang menampung rindu yang teramat banyak.
Saya melihat dia meneteskan air matanya lalu memluk saya erat, "Arta, Aku kangen."
Saya membalas pelukannya, tak sadar satu bulir air mata saya juga ikut terjatuh, "I miss you too, Ghe.."
"AAAA, HAVI!" Jerit seorang gadis yang baru saja datang dengan dua orang paruh baya dan satu seorang laki-laki.
Havi melepaskan pelukannya lalu beralih cipika-cipiki ria bersama Zilla, "Gue kangen tulul."
Zilla melepas pelukannya lalu menjitak kepala Havi, "Bahasanya tambah kasar." Kekehnya lalu kembali memeluk Havi.
"Sorry, babe." Havi kelepaskan pelukannya dan melihat kedua orang tuanya dngan senyum yang tak pernah pudar, "Hai, Ma, Pa. Aku kangen."
"Kita lebih kangen sama kamu sayang." Ucap Shina dan Daifan pun begitu.
Air mata Havi turun deras ketika melihat orang-orang yang ia sayangi menjemputnya dibandara sekarang.
"Lo nggak liat abang lo? Hmm?"
"Aduhh abang gue yang kayak begal suka malakin gue.. pakabar, dude? Lancar hubungannya sama Zilla? Udah sampe mana nih?" Ucapnya bermaksud basa-basi dan menggoda mereka—Zilla dan Tevan— juga tentunya.
Setelah kami lulus, Tevan dan Zilla berpacaran. Arun bagaimana? Malah Arun yang memutuskan hubungan mereka untuk berakhir.
"Dua bulan lagi kita nikah." Balas Tevan menaruh lengannya di bahu Zilla. Terlihat Zilla yang tengah menahan malu, wajahnya merona merah.
Havi dapat mengetahui bila 'Yang bertahan lama belum tentu akan berjodoh.'
Aku menunduk, "Maaf ya gue nggak bisa ngehadirin tunangan kalian bulan lalu."
"Selow, lo kan lagi ujian. Besok lo masih bisa liat kita nikah kok. Ya kan, sayang?" Ujar Tevan menaik turunkan alisnya melihat Zilla.
Zilla mengangguk malu.
Perlu diketahui Havi dan Tevan hanya terpaut usia 2 tahun jadi umur Zilla dan Tevan masih bilang tergolong cocok untuk berhubungan.
Kini terlihat Havi sedang memberi kode kepada saya, "Gue kapan ya? Hmm.."
"Iya nih. Kalian kapan? Belum ada kepastian?" Tanya Daifan menyenggol lengan saya.
Saya hampir tersedak oleh air saliv saya lalu saya hanya tersenyum tipis menanggapinya, "Akan segera Om, Tan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA-VI // SELESAI✔️
Ficção Adolescente[COMPLETED]✅ {FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN BIASAKAN BERI SUARA AGAR SAYA NYAMAN UNTUK MENULIS] Aretha Vivian Gheitsa, siapa yang tak kenal dengan gadis angkuh, keras kepala dengan deretan mantan yang berjejer di berbagai sekolah serta diberkati k...