Dikantin.
"Lo kok tumbenan makannya dikit banget?."
"Lo tau? Gue kan lagi acara broken heart."
"Terus?."
Havi mematap Zilla sebal. Susah sekali otak Zilla bisa connect, "Gue harus dikit makan disini biar keliatan kalo lagi sakit hati ."
"Lah, emang frustasi lo itu drama?."
Havi menggeleng, "yakali gue drama, itu mah beneran."
"Serah lo deh! Gue nggak ngerti setiap detail perkataan lo parah!" Ucap Zilla menghela nafas sabar.
"Yang nyuruh lo ngertiin juga sape ropeah."
"Lebih baik lo makan yang banyak biar ada tenaga buat pura pura bahagia!"
Havi tersenyum membenarkan, "Tumben lo bener, gue traktir lo hari ini."
"Nah, ternyata ada untungnya gue punya temen kayak elo." Ujar Zilla tersenyum dibuat semanis mungkin.
"Inget! Cuma dalam rangka gue sakit hati, gue traktir lo sesekali."
"Tiap hari lo sakit hati juga gapapa, biar uang saku gue bisa menetap." Cengenges Zilla.
"Heh?!"
Setelah mentraktir Zilla dan mengghabiskan cukup banyak uang, Havi menghela nafas lirih.
"Afaan gah wo, kawo gak ihkas gangang kakking guhe.." Ucap Zilla yang mulutnya dipenuhi makanan, itung-itung makanan gratis enak banget ya.
Havi berdecak, "Abisin tuh makanan! Baru ngomong."
Zilla mengambil segelas jus jeruk lalu meneguknya hingga habis tak tersisa.
"Lo kenapa dah tadi nafasnya kea orang susah. Kalau belum ada punya duit gausah traktir gue dulu dong." Ucap Zilla seenak dijatnya.
Ini anak udah ditraktir malah nyolotan pula.
"Heh Memunah! Gue masih punya uang. Lo kira gue bayar makanan banyak lo itu pake apa? Pake kertas robekan?!" Sewot Havi
"Yee.. Selow sist. Gue kira lo ngutang demi kebahagiaan gue."
"Cih, ogah!"
Zilla tak mengindahkan malah sibuk kembali memakan makanannya.
"La, kayaknya gue harus tobat deh jadi playgirl, gini ya rasanya sakit hati gara-gara pacaran."
"Lah, dari dulu juga gue nyuruh elo sumenep, Tapi elo nolak dengan berbagai alesan busuk lo itu."
"Nauzubillah, amit-amit. Busuk ape lo heh?!"
"Tau ah bodo'!."
Drtt drtt... drtt drttt...
"Hape lo tuh?."
Havi tersadar mendengar ponselnya bergetar, tanpa melihat siapa yang menelpon Havi mengangkatnya.
"Halo?."
"Vi..."
Havi ingin tetap bersabar, "Mau apa lo?!"
"Maaf Vi.. bisa gue jelasin."
"Mau lo apa? Saat gue butuhin lo nggak ada. Tapi.. udah deh bodoamat gue."
"Gue bisa jelasin, Vi. Maaf." Lirih seorang dari sebrang.
"let me know the location and time then I get there."
"Di cafe deket rumah lo, jam lima. Gue jemput."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA-VI // SELESAI✔️
Ficção Adolescente[COMPLETED]✅ {FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN BIASAKAN BERI SUARA AGAR SAYA NYAMAN UNTUK MENULIS] Aretha Vivian Gheitsa, siapa yang tak kenal dengan gadis angkuh, keras kepala dengan deretan mantan yang berjejer di berbagai sekolah serta diberkati k...