"I'm coming home.. coming home..."
Dendangan lagu dari suara sumbang tersebut membuat orang-orang yang mendenarnya langsung meringis karena seketika kuping mereka berdengung, terutama Vino yang langsung melemparkan tatapan tajam kearah penyanyi amatir itu.
"Widih, pada mau kemana sih? Rapih bener kayak ibu-ibu mau pergi arisan." Elang mendaratkan bokongnya di sofa rumah Dava seperti berada di rumahnya sendiri.
"Ni anak siapa sih? Datang-datang sok asik banget!"
Elang menegakkan punggungnya dan menoleh, "rene rene tak tapok lambe mu!" ucapnya dengan tangan yang di lambaikan, seperti meme yang sering Elang lihat di instagram.
"Kalian serius mau temenin gue check up?" tanya Dava yang baru saja turun lantai dua rumahnya. Mereka semua mengangguk, kecuali Elang yang sudah setengah terlelap. "Lang, lo ngapain kesini!?" tanya Dava pada Elang yang seketika itu juga melek.
"Apelin calon istri gue lah!" jawabnya sombong.
Reza yang sedari tadi bungkam, langsung berdecak, "pantes aja lo jadi mahasiswa abadi, lah kerjaannya ngebucin sama halusinasi doang." Perkataan menyakitkan itu langsung membuat Elang merasa sakit hati. Elang bukan mahasiswa abadi, hanya saja ia terlambat lulus karena terlambat daftar kuliah. Disaat teman-temannya sudah menduduki semester akhir, Elang baru memiliki niat untuk mencari universitas yang mau menerima mahasiswa seperti dirinya.
Vino berdiri sembari melirik jam tangannya dan melemparkan kunci mobil miliknya kepada Elang yang otomatis langsung menangkap kunci mobil tersebut. "Lo yang nyetir ya," ucap Vino memerintah dan berlalu begitu saja, di ikuti oleh Dava dan Reza.
"Lah, kok gue!?" protes Elang tak terima namun di kacangin oleh yang lain.
Elang berteriak tidak terima dengan sekencang mungkin, persis seperti orang gila yang mengamuk, lalu setelah itu ia mendengus dan terpaksa berdiri mengikuti ketiga temannya. Elang heran, mengapa ia selalu menjadi korban diskriminasi oleh teman-temannya. Apa mungkin karena Elang yang paling muda di antara mereka, sehingga mereka menerapkan senioritas kepada Elang? atau sebagai bentuk ketidaksukaan mereka terhadap Elang yang setia? Entah, Elang memang merasa di kucilkan, tapi Elang menyanyangi teman-temannya. Mereka semua sudah seperti Kakak bagi Elang.
Setengah jam kemudian, mereka sudah sampai di parkiran rumah sakit tempat Dava melakukan check up bulanan. Setelah mengalami kecelakaan satu tahun yang lalu, Dava harus rutin berkunjung kerumah sakit karena ada organ dalamnya yang terkena efek dari kecelakaan tersebut.
Setelah Dava kehilangan Vanilla untuk kedua kalinya, Dava memutuskan melanjutkan hidupnya tanpa Vanilla. Dava menyelesaikan pendidikannya sebagai sarjana teknik, dan bekerja di perusahaan minyak di Kalimantan. Setiap hari rutinitas Dava hanyalah kerja, kerja dan kerja. Bahkan tak peduli jika ia sedang tidak enak badan, Dava tetap memaksakan diri untuk bekerja. Hingga suatu malam, karena terlalu lelah, Dava mengendarai motor gedenya dengan keadaan setengah mengantuk dan tidak melihat ada sebuah mobil yang melaju kencang dari lawan arah. Malam itu menjadi malam dimana Dava mengalami kecelakaan yang membuat tulang rusuknya patah dan mengenai organ di dalamnya. Belum lagi Dava punya riwayat penyakit jantung ketika ia masih belia.
"Guys..." interupsi Elang, "gue mau jum'atan dulu deh di mesjid. Ntar gue nyusul aja."
Elang berlalu menuju mesjid, sementara yang lain pergi menuju ruangan dokter yang menangani Dava. Sembari menunggu, Dava memainkan game di ponselnya, sedangkan Reza sibuk di telpon oleh atasannya dan Vino sibuk hendak memulai percakapan seperti apa.
"Dav..." panggil Vino setelah lama berpikir. Dava bergumam dan tidak menoleh karena sedang fokus pada game di ponselnya.
"Kemarin Vebby datang ke kantor gue dan nanyain tentang Kevin, masa lalu Vanilla."
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Know When [TELAH DITERBITKAN]
Teen FictionTrilogi IYKW Series Sekian lama menghilang, akhirnya Vanilla kembali dengan harapan baru untuk akhir kisah perjalanannya. ••• Vanilla tidak pernah menyangka, dirinya yang sengaja menghilang karena tidak bisa menerima masa lalu, harus kembali berurus...