Tujuh

17.7K 2.2K 177
                                    

Pukul tujuh pagi, Vanilla sudah selesai mandi dan bersiap hendak pergi ke bandara, sementara Vebby masih tertidur pulas sembari memeluk boneka shaun the sheep kesayangannya. Kata Vebby, hari ini ia akan mengantar Vanilla ke bandara, tapi wanita itu belum juga bangun. Padahal alarmnya sudah lebih dari lima kali berdering.

Sebenarnya penerbangan Vanilla take off pada pukul satu siang nanti, tapi karena tidak ingin terkena macet, maka Vanilla memutuskan untuk berangkat lebih pagi. Toh, gak ada ruginya jika ia cepat beberapa jam sampai bandara.

"Veb... Lo jadi gak anterin gue ke bandara?" Vanilla mengoyang-goyangkan tubuh Vebby agar wanita itu bangun.

Vebby menggeliat dan menendang-nendang dan bergeram kesal. Matanya masih tertutup rapat dan tangannya mengusap sudut bibirnya, lalu beberapa detik kemudian, suara dengkuran kembali terdengar di telinga Vebby.

Vanilla mendengus, ia harus mencari akal untuk membangunkan Vebby. Jika alarm saja tidak mempan membuat mata wanita itu melek, maka Vanilla harus mencari sesuatu yang lebih nyaring dari alarm. Sebuah ide muncul di otak Vanilla, segera Vanilla berlari menuju dapur, mengambil sebuah panci dan juga sendok kayu, lalu kembali ke kamar.

Vanilla mulai memukul panci tersebut dengan kencang hingga menimbulkan suara berisik seraya berteriak, "VEBBY, BANGUN!!!!!!" tangannya semakin memukul kencang panci itu hingga Vebby mengerutkan alis dan perlahan membuka matanya.

"Berisik woy berisik!" balas Vebby berteriak, mencoba menutup kedua telinganya menggunakan bantal, namun suara berisik itu masih menerobos masuk ke indra pendengarannya. "Arggh!! Ica gue masih ngantuk!!!" murka Vebby duduk di kasur dalam keadaan setengah sadar.

Vanilla meletakan panci yang di gunakannya untuk membangunkan Vebby dan beralih menarik kedua tangan Vebby hingga Vebby beranjak dari kasur, "buruan Veb. Cewek kok tidur sampai jam segini. Keburu di patok ayam rejeki lo!" ujarnya masih berusaha menarik tubuh Vebby yang seolah nempel di kasur.

"Ah biarin aja. Nanti gue patok balik rejekinya dari ayam."

Vebby hendak membuang dirinya keatas kasur, namun tangannya masih terus di tarik oleh Vanilla. "Kalau lo gak bangun sekarang juga, gue siram lo pake air seember! Biar banyak kerjaan lo hari ini!" ancam Vanilla.

Vanilla melepaskan tarikannya pada tangan Vebby dan mengambil kembali panci yang tergeletak di atas kasur seraya berlalu menuju kamar mandi dan mengisi panci tersebut dengan air.

"Bangun gak lo, Veb!" Vanilla mengambil ancang-ancang hendak menyiram Vebby ketika mata gadis itu terbuka sepenuhnya dan langsung bangun sebelum Vanilla menyiramnya. Vebby berdecak, turun dari kasur seraya menghentakkan kakinya menuju kamar mandi.

Vanilla mendengus dan meniup helai-helai rambut yang menutupi wajahnya. Pagi harinya di buat kesal oleh Vebby yang susah sekali bangun pagi. Pantas saja Vebby sering terlambat masuk kuliah. Padahal semalam Vebby tidur lebih dulu di banding Vanilla. Akhirnya Vanilla memilih untuk membuat sarapan sembari menunggu Vebby selesai bersiap dan mengantarnya pergi ke bandara.

*****

Bosan, itulah yang Vanilla rasakan saat ini. Vebby baru saja pulang dan tidak menemaninya karena wanita itu harus mengadakan bimbingan tugas akhir dengan dosen di kampus. Tinggalah Vanilla sendirian yang seperti orang bodoh karena hanya diam, duduk dan menghela napas. Dilirik jam berwarna putih di pergelangan tangannya yang menunjukkan hampir pukul sebelas siang.

Vanilla ingin makan, tapi perutnya masih terasa kenyang. Akhirnya Vanilla memutuskan untuk berkeliling bandara sembari mencari cemilan yang bisa menemani dan mengusir rasa bosan yang menderanya. Beberapa orang yang di lewati Vanilla melirik hingga ujung seperti melihat artis hollywood tiba di bandara. Mungkin karena rambut Vanilla yang coklat begitu kontras dengan kulitnya yang putih dan perawakan seperti orang eropa. Maklum saja, Indonesia kebanyakan memiliki warna kulit yang gelap.

If You Know When [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang