Sepuluh

20.7K 2.1K 263
                                    

Vanilla baru saja mendudukan bokongnya di kursi ketika Sandra tiba-tiba langsung datang dan duduk persis di hadapannya. Wajah Sandra terlihat sangat serius, sementara Vanilla mengernyit bingung. Vanilla heran, ada masalah apa gadis itu hingga belakangan ini selalu mengusik kehidupan tenangnya. Vanilla benci di ganggu oleh orang asing, Vanilla ingin sendiri, tidak ingin ada satupun orang yang berteman atau pun mengenalnya.

Sandra mendengus karena selama di perhatikan, Vanilla terlihat masa bodo dan terus fokus pada buku sketsanya. "Oke, jadi gini..." Sandra mulai bersuara, "gue gak akan basa-basi. Gue mau nawarin lo kerjaan." Vanilla langsung mendongak menatap Sandra sembari menajamkan indra pendengarannya.

"Gue tahu lo yang paling unggul di sini, dan gue juga tahu lo butuh kerjaan setelah lulus nanti. Teman gue punya kenalan seorang perancang busana di Milan dan dia akan mengirimkan anak buahnya untuk datang ke pagelaran nanti."

"Intinya?" cela Vanilla karena merasa Sandra menjelaskan terlalu panjang.

Sandra mendengus, "intinya gue sama lo, sama-sama butuh pekerjaan. Nah kalau lo dan gue bisa kerja sama dan bisa narik perhatian designer yang gue maksud itu, kita bakal pindah ke Milan dan kerja disana. Gak mungkin kan di pagelaran nanti lo sendiri, gak punya patner. Setidaknya gue bisa jadi model lo, dan lo bisa jadi model gue."

Patner, Vanilla melupakan fakta tersebut. Apa yang di katakan Sandra ada benarnya. Vanilla butuh seorang model dalam pagelaran nanti. Tidak mungkin Vanilla melakukan semuanya sendirian.

"Je t'en supplie (ku mohon)," Sandra menyatukan kedua tangannya di depan dada seraya memandang Vanilla dengan tatapan memelas. "Gue butuh kerjain nih buat modal nikah."

Dalam hati Vanilla mengumpat karena raut memelas Sandra. Kelemahan Vanilla hanya satu, memandang seseorang dengan tatapan memelas membuat Vanilla tidak enak hati meski sebenarnya Vanilla hendak menolak. Sandra sedikit mengingatkannya pada Raquella. Ah, kehadiran Sandra membuat Vanilla teringat oleh Raquella yang dulu sering memelas kepada Vanilla setiap kali hendak pergi ke kantin.

"Vous en avez certainement besoin aussi (lo pasti membutuhkannya juga)."

Vanilla tetap tidak menjawab, membuat Sandra mengerang frustasi sembari meletakkan keningnya di atas meja. Sandra akui, Vanilla adalah orang tersulit yang pernah Sandra ajak bernegosiasi. Meski sebenarnya Sandra sudah memiliki pekerjaan di kota ini, entah mengapa Sandra ingin berpetualang dan merasakan kerja di negara lain. Karena itu, ketika temannya berkata memiliki kenalan seorang perancang busana dari Milan, Sandra tertarik. Tapi Sandra tidak ingin masuk begitu saja melibatkan seorang kenalan, Sandra ingin melaluinya sendiri, karena itu Sandra mengajak Vanilla.

Beberapa waktu belakangan ini Sandra selalu memperhatikan Vanilla. Sandra tahu bahwa Vanilla adalah orang paling kompeten dan para pengajarpun sering memberi pujian kepada Vanilla.

"Rúguǒ bùshì wèile gōngzuò, wǒ bù huì hé tā shuōhuà (Kalau bukan karna kerjaan, gue gak mau ngomong sama lo)." Gumam Sandra pelan menggunakan bahasa mandarin. Sandra memiliki darah tiongkok dari Ibunya, sementara Ayah Sandra adalah orang Semarang asli, jadi sejak kecil Sandra sudah di ajarkan untuk menggunakan dua bahasa, mandarin dan Indonesia.

Mendengar gumaman pelan Sandra, Vanilla langsung mengarahkan tatapan dinginnya kearah Sandra seraya berkata, "Wǒ bù xǐhuān gēn nǐ shuōhuà, suǒyǐ xīwàng nǐ bùyào zài dǎrǎo wǒle (gue juga gak mau ngomong sama lo, jadi gue harap jangan ganggu gue lagi)," setelah itu Vanilla berdiri membereskan bukunya dan berpindah tempat menjadi di barisan paling depan.

Sandra terperangah entah untuk keberapa kalinya. Sandra terlihat seperti orang bodoh karena Vanilla selalu saja menjawab gumamannya. Sandra rasa Vanilla tidak terlihat memiliki darah tiongkok, tapi Vanilla mengerti ucapannya. Sandra merutuki dirinya sendiri sembari berteriak dan mengacak rambutnya seperti orang gila. Tatapan dari beberapa teman sekelasnya pun tak di hiraukan. Sandra kehabisan akal, dan tidak tahu lagi bagaimana caranya agar bisa membujuk wanita bernama Vanilla itu.

If You Know When [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang