10. Dad

1.1K 55 3
                                    

Ara masih menyusuri rak - rak yang ada di toko buku tersebut. Nampak ada berwarna - warni buku yang bertumpuk di satu sisi, meminta untuk dibeli.

"Lo nyari apa sih?" Tanya Adnan yang sedari tadi sudah membututi Ara.

"Gak tau sih." Jawab Ara yang masih bingung dengan pilihannya sendiri.

"Jadi daritadi kita mutar gak punya tujuan?"

"Bukan gak ada tujuan, gue cuma belum nemu buku yang pas aja." Ara mengalihkan tatapannya yang dari tadi menyusuri jajaran buku kepada Adnan.

"Lo cari buku kayak gimana? Biar gue bantu."

"Emang lo bisa nyari buku?"

"Loh, lo ngeremehin kemampuan Milan Adnan ya? Gue itu ya, bisa melakukan segala hal."

"Segala hal? Lebay lo."

"Serius.."

"Iya deh, gue percaya. Tapi sesempurnanya lo, pasti ada satu hal yang gak bisa lo capai." Ara meraih sebuah buku. "Kayaknya ini bagus, bayar yuk." Ara berlalu meninggalkan Adnan yang masih berdiam di tempatnya.

"Yang gak bisa gue lakuin? Apa ya? Masak? Bisa. Rangking 1? Gampang. Ngejahit? Bisa juga. Ohh.. gue tau, gue gak bisa hamil!" Ucap Adnan terlalu excited pada dirinya sendiri.

Ara menepuk pundak Adnan, "woe, ngapain lo ngomong sendiri?"

"None of your buisness."

"Sok inggris lo. Cepetan balik, gue laperrr.."

"Laper? Apa itu laper?" Sepertinya otak Adnan mulai nge-blank. Ara memukul kepalanya. "Ohh.. laperr.. ya ya ya, mampir makan aja dulu." Adnan berjalan keluar dari toko buku itu, dibuntuti dengan Ara.

"Kesambet apa sih ni anak?" Gumam Ara.

Kring..
Ara membuka layar ponselnya.
Ayah: Ra, masih lama gak pulangnya?
Ara: Gak sih, ini masih di toko buku.
Ayah: Oh, pulangnya agak cepet ya. Setengah jam lagi Ayah mau jalan nih.
Ara: Iya, ini otw

Sekali lagi, ia tak perlu menebak Ayahnya akan pergi kemana. Sudah jelas bukan? Apa perlu dijelaskan lagi? Oke.. oke.. ini dijelasin singkat, kemungkinan besar adalah Ayah akan pergi menemui orang yang ia 'cintai' itu. Padahal ini masih jam 2 siang.

"Nan.." panggil Ara pada Adnan yang baru saja menaiki motornya. "Ayah gue suruh pulang cepet nih. Kayaknya gak sempet pergi makan."

"Ohhh.. yaudah, lo makan di rumah aja. Buruan naik, kasian Ayah lo nunggu." Titah Adnan yang langsung dituruti oleh Ara.

***

Adnan mematikan mesin motornya tepat di depan pagar rumah Ara.

"Sana lo pulang. Ntar diliat Ayah." Usir Ara tepat setelah turun dari motor.

"Udah dianterin bukannya bilang makasih malah diusir. Emang lo gak dibolehin jalan ama cowok?" Tanya Adnan.

"Bukan gitu tapi baha--"

"Loh, ada temennya Ara ya?" Tiba - tiba Ayah muncul di belakang Ara dengan wajah cerianya.

"Yaaa.." lanjut Ara menyelesaikan kalimatnya sambil menghela nafas penuh khawatir.

"Eh, iya om." Adnan lantas turun dari motornya dan menyalimi Ayah.

"Habis nganterin Ara ya?" Tanya Ayah.

"Hehe.. iya om, kasian kalo ke toko buku jalan kaki." Jawab Adnan dengan tawa yang sangat awkward.

StepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang