13. I Miss You

844 57 3
                                    

"Aw.." Karin menyenggol gelas Adnan, sehingga hot chocolatte yang ada di dalamnya tumpah.

Bukan tumpah ke arah Adnan, melainkan Ara. Minuman tersebut mengenai baju dan tangan kirinya. Gadis itu sedikit meringis akibat panasnya minuman tersebut terkena kulitnya.

"Lo apa - apaan sih?!" Adnan dengan segera meraih tisu dan membersihkan tangan Ara.

"Loh kok lo nyalahin gue sih?! Gue kan gak sengaja." Ucap Karin tak terima.

"Lo kalo sengaja mau numpahin, kenapa gak ke gue aja?!" Suara Adnan meninggi, membuat Ara sedikit  takut.

Ara menarik lengan baju Adnan pelan, "gue gak papa kok. Cuma panas biasa." Ucapnya pelan pada Adnan.

"Tuh, dia aja bilang gak papa. Napa lo sewot banget sih?" Sahut Karin ketus.

"Ego banget lo." Adnan berdiri, "udah cukup dia sakit karena hal yang bahkan bukan salahnya. Cuma buat menuhin ego lo."

Adnan menarik tangan Ara lalu pergi menuju parkiran.

"Loh Ar.. Adnan?!" Belum sempat mereka keluar dari tempat tersebut, seorang gadis sudah berdiri di depan mereka. "Kalian ngapain?"

Larin. Iya, itu Larin dengan wajah polosnya. Ia melirik baju Ara. "Kamu gak papa, Ra? Sini ak--"

"Minggir." Ucap Adnan dingin. Tatapan Adnan pada Larin juga nampak mengusir, membuat si gadis itu berlalu dari pandangan mereka.

Belum sampai mereka di parkiran, Adnan tiba - tiba berhenti.

"Wc di sini ada dimana?" Tanya Adnan sambil membalikkan badannya ke arah Ara.

"Disana?" Ara menunjuk sebuah bangunan terpisah yang berada tepat di sebelah kafe.

"Lo bilas dulu deh itu baju lo yang kena minuman. Sekalian bilas tangan lo. Takut gak bisa hilang nodanya." Perintah Adnan yang langsung dibalas anggukan oleh Ara.

Adnan menunggu di motor merah miliknya. Belum sampai 5 menit, Ara sudah keluar dan menghampirinya. Baju Ara masih terlihat agak basah.

Adnan yang melihat hal itu segera melepas jaket jeans yang ia kenakan, "nanti masuk angin." Ia menyelimuti jaket itu pada tubuh Ara.

"Ntar lo--"

"Baju lo masih basah, ntar dikira abis berenang." Adnan menaiki motornya, "gak naik?"

"I-ini gue naik." Ara memperbaiki terlebih dahulu posisi jaket Adnan itu, barulah ia naik ke motor tinggi itu.

***

Bukannya pulang, Adnan malah membawa Ara ke sebuah pasar malam. Ara tentunya bingung, tapi ia masih membuntuti Adnan tanpa bertanya.

Adnan berhenti di sebuah kios es krim.

"Lo mau rasa apa?" Tanya Adnan pada Ara.

"Hah? Rasa?" Ara baru tersadar dari lamunannya pada Adnan.

"Iya, tadi waktu di kafe kan lo pengen es krim." Ucap Adnan dengan suara yang sangat pelan nan lembut, membuat hati seorang Ara tiba - tiba luluh. "Ra?" Sekali lagi Adnan membangunkan Ara.

"Hah? Oh, emm.. v-vanila?" Jawab Ara.

Gue kenapa sih, kok tiba - tiba jadi gagap gini?

Ara memukul - mukul kepalanya sendiri sembari menyumpah serampahkan dirinya sendiri.

"Nih," Adnan menyodorkan sebuah es krim pada Ara, membuat si gadis terkejut dan menghentikan kegiatannya. "Ngapain lo?" Adnan sedikit tertawa.

StepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang