chapter 8

1.8K 58 2
                                    

Happy reading🌸
Ig:@zhahira_sk

Jam di dinding menunjukan pukul 05:45,tetapi lelaki yang sedang mengikat tali sepatunya itu sudah rapi bersiap untuk pergi ke sekolah,seragam yang tidak terkancing di bagian atasnya dan rambut yang hanya di sisir asal membuat farrel tampak tampan.

Setelah selesai mengikat tali sepatunya,ia menyambar hoodie miliknya lantas mengenakannya,farrel mematut dirinya di depan cermin,setelah merasa puas dengan penampilannya ia mengambil tas yang hanya berisi satu buku,lantas menyampirkan di bahu kanannya.

Saat melewati ruang makan farrel menghela nafasnya,tidak satu orang pun disana selain bi tita yang sedang menyusun menu di meja makan,farrel menghampiri bi tita untuk pamitan.

"Bi,farrel berangkat dulu"ujar farrel sambil mengulurkan tangannya.

"Ga sarapan dulu?bibi udah masak padahal"ucap bi tita berharap anak majikannya mau.

Farrel menghela nafasnya,lantas melirik kursi yang kosong,"Ga enak makan sendiri"

Bi tita menatap farrel sendu,hampir saja ia meneteskan air matanya,terlalu prihatin dengan keadaan anak majikannya,"Bibi temenin"

"Yaudah"akhirnya farrel mau,ia tidak tega menolak permintaan wanita yang sudah membesarkannya yang menatapnya dengan penuh harap.

Bi tita mengisi piring farrel dengan nasi dan berbagai lauk dengan telaten lantas memberikan ke anak majikannya,ia sendiri duduk kembali di hadapan farrel.

"Bibi ga makan?"tanya farrel bingung,melihat bi tita yang hanya duduk memperhatikan dia makan.

"Ngga,bibi biasa makan siang"balas bi tita sambil tersenyum hangat.

Farrel beranjak dari duduknya,mengambil piring kosong lantas mengisinya dengan nasi dan berbagai lauk,menyodorkannya di hadapan bi tita,"Bibi makan,udah farrel ambilin"

"Makasih den"

Farrel kembali memakan makanannya begitupun bi tita,ia makan dengan canggung karena baru pertama kali makan sambil duduk di kursi yang biasanya di duduki dita--ibu farrel.

"Bi"

Bi tita mendongkak,mendapati farrel yang sedang menatapnya,"kenapa?mau minum?biar bibi ambilin"

"Boleh farrel panggil bibi,ibu?"

Bi tita menatap farrel bingung,"aden ini ada-ada aja"

Farrel menunduk,menatap makanannya yang masih tersisa setengah,"farrel serius,farrel mau punya ibu"

"Tapi kan aden udah punya ibu"ujar bu tita pelan.

"Dia emang yang lahirin farrel,tapi dia ngga bersifat layaknya ibu,dia lupa kalo dia punya anak,dia terlalu sibuk,bahkan dari kecil farrel di rawat bibi kan?"ujar farrel sambil menatap bi tita yang nampaknya agak kaget dengan ucapan anak majikannya.

"Boleh panggil bibi,ibu?"tanya farrel sekali lagi.

Bi tita mengangguk,memperbolehkan farrel memanggilnya ibu,melihat farrel menerbitkan senyumnya membuat bi tita tertegun,farrel tidak pernah tersenyum setulus itu,baru kali ini ia melihatnya.

"Makasih bu"ujar farrel,membuat bi tita tersenyum dan membalas ucapan terimakasihnya.

"Farrel berangkat dulu"ujar farrel sambil mengulurkan tangannya untuk mencium punggung tangan bi tita.

"Eh ga usah cium tangan,tangan bi--eh ibu kotor"ujar bi tita sambil menyembunyikan tangannya.

Meskipun begitu farrel tetap meraih tangan bi tita lalu mencium punggung tangannya,setelah itu farrel berlari kecil menuju garasi rumahnya,ia lupa harus menjemput adele,padahal jam baru menunjukan 05:15 ia terlalu merindukan gadisnya.

Eh,gadisnya?

°♡°

Adele menatap farrel kesal,farrel menjemputnya terlalu pagi.

Sekarang mereka sedang di atas motor milik laki-laki itu,rasanya adele ingin menarik kepala farrel,tetapi tidak mungkin, farrel sedang mengendarai motor kalau ia tarik kepala farrel terus farrel ga bisa liat jalan di depannya mereka bisa celaka,adele tidak mau,ia masih mau hidup.

"Ngapain sih berangkat jam segini,masih pagi tau"ujar adele setengah berteriak agar farrel bisa mendengarnya.

"Pengen"balas farrel cuek.

Farrel memakirkan motornya di parkiran khusus motor,ia menatap adele yang seakan ingin memakannya hidup-hidup,farrel menaikan sebelah alisnya yang semakin membuat adele kesal.

"Dasar curut"ujar adele ketus,sebelum ia benar-benar menghajar farrel lebih baik ia ke kelas kebetulan hari ini jadawalnya ia piket kelas.

Setelah adele berlalu farrel terkekeh kecil tidak lama karena setelahnya wajahnya kembali datar,karena satpam sekolah sedang memperhatikannya.

°♡°

Farrel membantu adele menaikan kursi ke atas meja,agar adele bisa menyapu lantainya dengan mudah,setelah semua kursi ia letakan di atas meja farrel melangkah keluar ia pergi ke toilet,setelah selesai dengan urusannya di toilet farrel melangkah menuju kantin,ia akan membelikan air mineral untuk adele.

"Bu,air mineral 2 sama tisu"ujar farrel kepada pemilik salah satu stan di kantin.

Ibu itu memberikan barang yang di minta farrel mengantonginya dengan kresek putih,farrel menyodorkan uang dua puluh ribu,setelah menerima kembaliannya ia kembali menuju kelas adele.

Saat kembali ke kelas adele,ia melihat adele sudah selesai dengan pekerjaannya,gadis itu mengibas-ngibaskan tangannya.Farrel menghampiri adele lantas duduk di sebelahnya.

"Abis dari mana?"tanya adele saat farrel duduk di sebelahnya.

"Kantin,nih"farrel menyodorkan satu botol air mineral dingin ke arah adele,yang di terima dengan senang hati oleh gadis itu.

Farrel meraih tisu,mengambilnya satu lembar lantas mengelap keringat adele yang mengucur dari pelipisnya hingga ke telinga.Adele sempat tersentak lantas kembali meminum airnya,ia benar-benar haus.

Beberapa orang memperhatikan interaksi adele dan farrel,bahkan ada yang terang-terangan memperhatikan keduanya.Farrel seakan tidak peduli,sedangkan adele sedikit risih saat di perhatikan orang di sekitarnya.

"Tuh temen-temen lo udah dateng,gue pergi dulu"ujar farrel saat melihat kedua teman gadis di sampingnya sedang berjalan menghampiri ia dan adele.

"Makasih"ucap adele,yang di balas anggukan dari farrel.

Farrel meraih botol yang masih utuh,"Gue bawa ya,aus"

Adele terkekeh kecil,lantas mengangguk,"iya"

Farrel melempar tisu yang ia beli ke arah adele,"buat lo"

Setelahnya ia benar-benar pergi dari hadapan adele menuju tempat favoritnya,rooftop.

Adele masih tetap tersenyum sambil memperhatikan punggung tegap farrel yang perlahan menjauh.

"Yang lagi jatuh cinta mah beda,kek orang gila senyum-senyum ga jelas"cibir adeeva sambil berlalu ke kelas.

"Sialan"lantas adele menyusul kedua sahabatnya ke kelas,setelah menyimpan tisu yang di berikan farrel kepadanya di saku.

°♡°
Tbc.




My Boyfriend Is a BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang