O1.7 : sederhana, tanpa cela

1.5K 412 32
                                    

O1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

O1.7 : sederhana, tanpa cela.

Karna kantor dalam keadaan genting, adelyna terpaksa memperbolehkan ansel untuk tidak ikut menjenguk dodo hari ini, daripada evan yang tidak ikut. Alhasil, siang ini, adelyna hanya pergi berdua dengan evan, dengan evan yang mengendarai mobil.

"kamu bawa apa aja, sih? Banyak banget? Persediaan dodo yang kamu bawain pas awal-awal aku yakin juga pasti belum habis. Ini mau ditambah lagi." kata evan dengan mata yang fokus menghadap kedepan, kearah jalanan yang ada didepannya.

adelyna mencebik, bibirnya mengerucut, "biarin aja kenapa sih?! Aku bawain banyak makanan gini juga supaya anak bungsu ku disana ga akan kekurangan gizi dan jadi kurus. Pokoknya aku ga suka kalo nanti ketemu dodo dia jadi kurusan walaupun cuma kelingkingnya. Dodo-ku harus gembul." ucap adelyna, berapi-rapi hingga menimbulkan kekehan gemas dari bibir evan.

"kamu tuh ya, sebegitunya sama dodo. Tapi ga sebegitunya sama ansel."

baik evan maupun adelyna, mereka sama.




























Evan jatuh tertidur dilantai salah satu saung tempat mereka akan bertemu nanti. Beberapa menit yang lalu mereka sampai, dan meminta tolong kepada satpam untuk memanggilkan dominic cho. Karna orangtua yang menjenguk tidak diperbolehkan mendatangi asrama anak mereka, alhasil mereka hanya diperbolehkan bercengkrama disekitaran sekolah seperti saung, kantin, masjid, atau fasilitas lain selain asrama.

Adelyna bangkit berdiri dan melambai heboh seraya mengangkat plastik besar berisikan snack begitu melihat dodo yang berlari kearahnya. Adelyna rasanya mau menangis, padahal ini baru dua minggu.

apalagi kalau sebulan, setahun atau bahkan tiga tahun? Entah, mungkin adelyna akan meraung-raung.

Dodo menerjang sang bunda, kalau saja adelyna tidak punya pertahanan yang kuat, mungkin mereka berdua akan jatuh ketanah sambil berpelukan.

"iii kangen banget bunda sama kamuuuuuu. Kok kamu kurussann?? Ga kenyel kenyel pas bunda peluk?!!" omel adelyna membuat dodo terkekeh, dahinya mengkerut.

"kurusan apasii bunnnn aku disini makan bisa sehari lima kali, dodo tuh malah naik tiga kilo tauuuuu!!" omel dodo, adelyna terkekeh.

"masaaaaa ko ga keliatan?!!"

"bundaaa mahhh!!" rengek dodo, adelyna senang. Rasanya sudah lama sekali tidak menjahili dodo.

Ah, adelyna ingat sesuatu, "bentar bunda bangunin ayah dulu." katanya, baru hendak ingin membangunkan evan,  dodo menahannya.

Senyum tercipta dibibir anak bungsunya itu, pipinya sampai terangkat naik, "ayah kayaknya capek banget. Gausah dibangunin. Lagipula, ada yang mau dodo omongin. Berdua, sama bunda."






















we're in this together. | pds2-pdxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang