Prolog

246 98 84
                                    

"Jangan menilai orang dari penampilan luarnya saja. Kenalilah lebih dalam dan mendalam, cinta itu tidak akan ada tanpa adanya kedekatan."
-Dengan Caraku.

Sebenarnya suasana masih pagi. Tapi, waktu menunjukkan sudah pukul 07;00 WIB. Otomatis gadis cantik yang mengendarai mobil mewah berwarna merah itu melaju dengan kecepatan tinggi. MILAN PUTRI PERTIWI,siswi SMA GELORA CITA anak orang kaya yang memiliki paras cantik dan tubuh yang semampai. Namun, sayang sifat dan perilakunya sedikit buruk. Contohnya seperti ini suka datang terlambat, sangat-sangat tidak menghargai waktu. Milan sama sekali tidak mengerti arti kata time is money.
  
Tibanya milan didepan gerbang sekolah, milan tetap terlihat santai. Padahal gerbang sudah ditutup rapat. Milan hanya mengklaksonkan mobilnya, satpam sekolah langsung membukakan gerbang untuknya. Maklum saja, karena pemilik sekolah ini adalah almarhum kakek nya.

“Oh… non milan tho,” kata satpam dengan logat jawa nya, ia pun langsung membukakan gerbang untuk milan dengan begitu cekatan.

Milan pun langsung masuk dan memarkirkan mobilnya. Ditempat parkir yang memang sudah khusus untuk dirinya saja.

“Hari ini kan ulangan matematika, gua belum belajar. Ah… bodo amat lah kan bisa nyontek sama sicupu” ujar milan dengan santainya. Memang kebiasaan milan jika ulangan tidak pernah belajar.

Lalu,milan keluar dari mobilnya dengan tergesa-gesa. Karena takut kena omel sama bu.ningrum guru matematika nya. Tapi,kemudian ia berbalik arah lagi kemobilnya. Karena,ia merasa ada yang ketinggalan. “Oh ya pouch make up gua. Masih dimobil” titah nya dengan nada sedikit panik.
 
Ia pun kembali kemobil dan mengambil barang yang menurutnya paling penting. Karena penampilan adalah segalanya,begitu menurutnya.setelah itu ia kembali berjalan, namun saat jalan ia memeriksa pouch yang isinya kosmetik. Ia takut ada satu kosmetik yang ia lupa bawa. Karena asik memeriksa pouch itu sampai-sampai ia tersandung dan membuat isi pouch nya itu berantakan kemana-mana. Ada lipstick,bedak,pensil alis,alat pelentik bulu mata,mascara,blush on,eye shadow,eye liner,fondatioun,dll.
  
Dari arah yang berlawanan seorang cowo berpakaian rapih melintas. Karena asik memunguti kosmetiknya yang jatuh berserakan, milan tak sadar kehadiran cowo itu. Lipstick yang tergeletak ditanah itu pun tak sengaja terinjak cowo itu. Milan yang melihat hal itu sangat marah dan kesal. Namun,cowo itu tak menghiraukannya. Cowo itu malah terlihat santai dan seperti tidak merasa bersalah. Ekspresinya itu yang bikin milan tambah kesel sekesel-keselnya. Sampai-sampai muka nya memerah, saking kesel nya tuh.

“Lipstick mahal gua!!!” teriak milan dan hampir saja menjerit. Suaranya kaya kucing yang lagi berantem.

Cowo itu pun langsung berhenti dan berbalik arah menatap milan dengan wajah datarnya.

“Eh… lo tau gak ini itu lipstick limited edition
belinya aja dikorea” oceh milan. Namun, cowo itu tetap terdiam. Dengan ekspresi datarnya, wajahnya memang cool gitu.

“Lo gak tau apa siapa gua? Gua ini cucu pemilik sekolah ini!” ujar milan dengan angkuh nya.

“Terus?” jawab cowo itu dengan bingung. Dan mengeluarkan mimik wajah yang menurut milan paling mengesalkan. Berekpresi seolah-olah gak tau masalahnya apa dan merasa gak punya salah.

“Lo masih nanya lo harus apa. Ya, lo harus minta maaf lah sama gua!” ujar milan dengan nada bicara sewot.

“Iya saya minta maaf” ujar cowo itu dengan datar dan langsung saja pergi meninggalkan milan.

Milan yang masih kesal ,tidak terima dengan apa yang terjadi. Milan pun mengejar dan menghentikan langkah cowo itu.

“Tunggu! Gua masih gak terima atas kesalahan lo ini” ujar milan yang masih sewot. Karena emosinya belum juga padam. Malah tambah membara, karena tingkah cowo itu yang ngeselin banget menurutnya.

“Kesalahan saya? Bukannya ini salah anda? anda membawa kosmetik berlebihan kesekolah. Itu sudah melanggar peraturan sekolah ini” dengan nada bicara yang seolah-olah membela diri. Setiap katanya penuh penekanan untuk menegaskan bahwa dia gak bersalah.

“Lo budeg ya? Gua ini cucu pemilik sekolah ini jadi suka-suka gua mau bawa apa kesekolah” jawab milan dengan sombongnya.

“Gimana sekolah ini bisa maju kalau muridnya susah diatur seperti anda” ucap cowo itu yang seperti menyindir milan.

“Dasar cowo sialan! Lo liat ya!” ujar milan dengan sangat,sangat kesal. Dan mencoret-coretkan lipsticknya pada seragam cowo dingin itu. Milan menumpahkan rasa kesalnya dengan cara seperti itu. Milan memang sudah keterlaluan, tapi cowo itu membiarkan milan berbuat seperti itu.

Cowo itu tetap diam, walaupun baju seragamnya hampir penuh dengan noda lipstick coretan milan. Setelah puas,milan beranjak pergi karena ia ingat ada ulangan. Sedangkan,cowo itu menuju ketoilet untuk sedikit membasuh noda lipstick pada baju seragam nya.
.
.
.
Bersambung

Jangan lupa vote and komen yaaa.
Salam hangat dari author.
😂😂😂

Dengan carakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang