Part 17

51 20 22
                                    

"Terkadang sebuah perasaan harus dikorbankan untuk persahabatan. Mengalah adalah jalan terbaik untuk menghindari pertengkaran, karena sahabat adalah segalanya. Cinta sudah ada yang mengaturnya."
-Dengan Caraku.

Setelah selesai bersiap-siap, milan melajukan mobilnya. Ya, tentu kekafe melati kafe langganan ia, gita dan zoya kalau ngumpul. Saat tiba dikafe benar saja zoya sudah menunggu milan. Zoya sendirian, ia sudah memesan minuman sendiri. Karena memang zoya sudah menunggu lama. Zoya mempersilahkan milan untuk duduk dan memesan minum/makanan.

“Udah lama zoy?”

“Lumayan”

“Mau ngomong apa sih hehehe?”

“Gua langsung to the point aja ya” milan merespon ucapan zoya dengan anggukan pertanda mengerti. Zoya pun meneruskan ucapan nya “Lo udah putus sama reno?”

“Iya” jawab milan santai. Namun dibalik itu semua, sebenarnya milan bingung kenapa zoya seperti serius sekali. Ada apa ya? Lirih milan dalam hati.

“Gua boleh nanya sama lo?”

“Boleh lah,”

“Lo suka sama Kenan?” tanya zoya dengan wajah datar tapi penuh keseriusan. Ucapan nya juga penuh penekanan disetiap kata nya saat menanyakan apakah milan suka Kenan.
Milan sempat terdiam sejenak. Ia berfikir harus jawab apa. Milan memutuskan untuk jujur pada zoya tentang perasaan nya pada Kenan yang mulai tumbuh. Milan menjawab dengan anggukan kepala serta wajah yang tersipu malu.

“Lo beneran suka sama dia?” tanya zoya lagi untuk memastikan.

“Iya emang kenapa?”

“Gua juga”

“Juga apa?” tanya milan yang kini bingung dengan ekspresi zoya terlihat murung sedih.

“Suka Kenan” mendengar zoya ngomong gitu. Milan kaget, ia gak kepikiran bahwa zoya akan membicarakan hal ini. Sebenarnya, milan sudah curiga pada zoya dari dulu.

“Gua suka sama Kenan sudah lama. Sebelum lo kenal dia, gua udah nyimpan perasaan pada Kenan” sambung zoya. Zoya sempat terdiam dan milan juga terdiam milan sedang mencerna kata-kata zoya dipikirannya.

“Gua harap lo bisa jauhin Kenan, buat gua. Kenan cinta pertama gua, mil. Gua sangat-sangat mohon sama lo” ujar zoya dengan tangan nya yang menggenggam tangan milan. Zoya memang benar-benar memohon pada milan.

“Lo gak usah mohon-mohon kaya gini sama gua” ujar milan sambal melepaskan genggaman tangan zoya. Zoya terdiam. Milan meneruskan lagi kalimat nya. “Gak usah lo pinta, gua akan ngejauhin Kenan. Lo sahabat gua zoya, gua mau ngeliat lo bahagia walau harus dengan cara gua merasakan sakit. Asal lo tau zoy, hati gua udah dimiliki Kenan” milan bernada serius.

“Untung aja, gua belum jadian sama dia” ucap milan lagi dengan nada sedikit bercanda. Tapi sebenarnya itu tadi candaan paksa. Supaya suasana sedikit cair.

Zoya tersenyum senang dan puas dengan kelapangan hati milan yang mau merelakan Kenan untuknya. Saat itu juga milan teringat kalung yang Kenan berikan tadi. Milan berniat ingin memberikan kalung itu pada zoya saja. Mungkin zoya lah yang pantas memakai kalung itu. Juga zoya yang pantas menjadi pendamping Kenan. Maafin aku Kenan, aku harus memberikan kalung ini kepada zoya. Hanya dia yang pantas memakainya, karena cinta zoya untuk kamu mungkin melebihi cinta aku untuk kamu. Ujar milan dalam hati. Dengan tangan yang sedang melepaskan kalung. Setelah kalung itu terlepas, milan langsung memberikan kalung itu kepada zoya.

“Ini zoy” ujar milan dengan menyodorkan sebuah kalung kezoya.

“Kalung? Buat gua dari siapa?” tanya zoya dengan bingung.

“Dari Kenan. Sebenarnya kalung itu Kenan berikan untuk gua. Tapi, ternyata cinta lo untuk Kenan lebih besar. Jadi lo yang pantas memakainya” jawab milan dengan berusaha menahan air mata dan mencoba mengikhlaskan.

“Lo yakin mil, ngasih kalung ini buat gua. Lo gapapa?” tanya zoya untuk memastikan milan ikhlas atau tidak.

Milan hanya mengangguk, milan tidak tau harus berkata apalagi kezoya. Zoya sudah meremukan hatinya serta menghancurkan harapannya tentang Kenan.

“Makasih ya mil” zoya mengucapkan terima kasih dengan sangat senang. Zoya senang, tapi milan sejujurnya tidak senang sama sekali.

Milan sedih, milan sebenarnya saat itu ingin marah. Tapi milan menahan emosinya itu, milan tidak mau zoya jadi sasaran emosinya. Bagaimanapun zoya adalah sahabat baiknya. Sudah seperti saudara.

“Tapi biarkan gua tetep cinta dia ya zoy. Kan cinta gak harus memiliki. Tapi lo tenang aja gua janji bakal jauhin Kenan. Dan lo harus semangat perjuangin cinta pertama lo” ujar milan, setelah itu milan pergi. Tapi sebelum milan pergi zoya mengucapkan terima kasih pada milan. Dan milan hanya membalas nya dengan senyuman.
                             -------------------

Milan memutuskan untuk langsung pulang kerumah saja. Ia mau meluapkan emosi dan amarah nya dirumah saja. Namun, saat diperjalaan milan sempat hampir menabrak orang yang sedang menyebrang. Harap maklum, keadaan hati milan sedang tidak bagus. Jadi ia membawa mobil dengan ugal-ugalan. Untung saja orang yang ditabrak tidak apa-apa dan milan hanya minta maaf saja permasalahan selesai.

Sesampai nya dirumah, oma bingung melihat milan yang seperti menangis. Oma bertanya pada milan ada apa dengan nya. namun milan menjawab ia hanya ingin waktu untuk sendiri dulu. Oma mengerti untuk tidaka menganggu milan, karena takut malah membuat semakin kacau keadaan milan.

“Tadi senang, sekarang sedih. Ada apa ya dengan milan? Ah palingan masalah anak muda” ucap oma saat milan sudah berada dikamar.

Saat dikamar, milan mengambil gitar listrik nya dan memainkan nya dengan rasa emosi. Ia masih teringat kata-kata zoya tadi. Milan kecewa, kenapa disaat ia telah menemukan sosok yang selama ini ia cari. Ia harus bisa merelakan nya untuk sahabatnya.

Kenapa zoya gak ngomong dari dulu? Kalau dia ngomong dari dulu mungkin perasaan gua gak seperti ini pada Kenan… apa emang udah jalan nya seperti ini, gua harus ngerasain sakit… gua nyesel putus dari lo reno… gua nyesel mengejar orang yang salah… mengejar cinta yang gak bisa gua miliki… semoga lo bahagia zoy,,, kata-kata itu terdapat dalam hati dan fikiran nya sekarang yang sedang berkemelut. Tidak lupa juga dengan perkataan Kenan yang meminta untuk ia jangan membencinya. Tapi, sekarang milan harus mulai membenci Kenan. Kenan maafin gua, gua ngingkari janji gua untuk tidak akan pernah membenci lo. Tapi, keadaan memaksa gua harus membenci lo

Karena ia bermain dengan keras, sampai-sampai jari telunjuknya terlukai akibat gesekan senar gitar itu. Milan keluar untuk mengobati luka nya itu agar tidak infeksi. Ia menuju dapur, untuk mengambil kotak obatnya. Saat didapur ia bertemu oma yang sedang membuat kue. Alhasil oma nya lah yang mengobati luka nya itu. Oma dengan pelan dan berhati-hati mengobati luka milan. Saat sedang mengobati oma juga bertanya perihal permasalahan apa yang sedang milan hadapi.

“Sebenarnya, kamu ada masalah apa milan?”

“Milan belum siap cerita oma”

“Baiklah,”

Milan kembali lagi kekamar dan memilih untuk istirahat. Karena lelah. Tapi sebelum tidur, ia masih memikirkan nasib percintaan nya yang malang. Milan jadi berfikir untuk balikan lagi sama reno. Ia mengira dengan balikan lagi sama reno ia bisa melupakan Kenan. Milan salah mengambil keputusan. Karena setiap keputusan yang diambil dari hati dan fikiran yang sedang kacau. Hasil nya tidak akan pernah menguntungkan.

Milan baru ingat bahwa ia ada janji dengan Kenan, janji untuk menjaga kalung pemberiannya itu. Tapi kini milan mengingkarinya, milan malah memberi kalung itu pada zoya. Milan juga bilang kekenan bahwa milan akan selalu memakai kalung itu. Maaf Kenan, kalung itu harus aku berikan kezoya. Mungkin cinta zoya lebih besar dari pada cinta aku ke kamu. Ujar milan dalam hati dengan keadaan yang sedikit tenang dari sebelum nya.
.
.
.
Bersambung
Jangan lupa vote and komen yahh
Salam hangat dari author

Dengan carakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang