Part 13

64 28 20
                                    

"Setiap hariku akan selalu berusaha untuk membahagiakan hari-harimu.
Akan kujadikan hari-harimu hari paling bahagia yang takkan pernah bisa dilupa."
-Dengan Caraku.

Setelah selesai membeli itu semua, Kenan akhirnya kembali menemui milan. Tapi, milan menyambutnya dengan wajah yang masam. Ya, milan sedikit kesal kepada Kenan karena Kenan lama meninggalkannya. Milan bukannya takut untuk nunggu sendiri, tapi milan iseng aja kalau gak ada temannya.

“Kok cemberut sih, kamu marah ya gara-gara aku lama perginya. Maaf deh,” ujar Kenan dengan  duduk disamping milan sekarang. Tapi, milan tetap diam karena masih kesa. Kenan lalu mengeluarkan gulali yang tadi ia sembunyikan. Kenan sengaja menyebunyikan gulali itu dibelakang tubuhnya. Karena ia mau meberi kejutan untuk milan.

“Ini sebagai permintaan maaf aku deh” ujar Kenan lagi dengan memperlihatkan gulali itu didepan mata milan. Entah mengapa, mata milan jadi berbinar. Tapi Kenan senang, kalau milan suka gulali. Kenan senang jika milan senang.

“Gulali! Kamu beli gulali, aku suka banget sama gulali! Makasih Kenan,” ujar milan dengan nada senangnya yang seperti anak kecil. Tanpa basa-basi milan langsung menyambar gulali itu dari tangan Kenan. Milan langsung melahapnya dengan gembira, tanpa mengajak Kenan makan gulali itu bersamanya. Milan memang suka khilaf kalau sudak ketemu makanan  kesukaannya.

“Alhamulillah kalau kamu suka, habis aku bingung mau beli apa. Jadi aku beli gulali aja deh, lagian uangnya hanya cukup membeli itu” ujar Kenan dengan tatapan mata nya yang tak lepas memerhatikan milan makan gulali dengan lahap.

Milan sadar sedari tadi Kenan memerhatikannya. Milan pun langsung menyuapi Kenan gulali itu, Kenan sempat terdiam. Tapi akhirnya Kenan menyambut suapan gulali dari  milan itu. Setelah selesai memakan gulali, Kenan memberikan milan air minum yang tadi ia beli.

Aduh Kenan perhatian banget sih, dia juga beliin gua air minum. Seolah-olah dia selalu tahu apa mau gua. Kenan lo tuh misterius banget tapi juga ajaib bagi gua. Kedatangan lo dikehidupan gua membuat hidup gua lebih berwarna. Ya, tuhan terima kasih telah mempertemukan gua dengan orang seperti Kenan,,, ujar  milan dalam hati.

“Oh ya, aku ada sesuatu lagi buat kamu!” ujar Kenan dengan semangat.

“Apa lagi Kenan, lo mau buat gua obesitas karena terlalu banyak bahagia!” tanya milan dengan nada cerianya.

“Gapapa lah obesitas karena kebanyakan bahagia. Daripada obesitas karena kebanyakan air mata atau obesitas karena banyak makan. Sebenarnya aku juga punya penyakit obesitas lho!” ujar Kenan yang berniat ingin bercanda dan juga ingin menggomabali milan.

“Hah obesitas! Perasaan badan lo gak gemuk deh.” Jawab milan dengan sedikit nada panic. Saat tahu ternyata Kenan mempunyai riwayat penyakit. Milan belum tahu bahwa Kenan hanya bercanda dan ingin menggombalinya.

“Iya aku obesitas, karena kamu yang terlalu manis untukku. Hahahahahaha” jawab Kenan yang membuat milan memukul manja tubuhnya. Milan juga tertawa, karena ia tidak menyangka bahwa Kenan hanya bercanda dan menggombalinya. Milan mengira Kenan serius karena wajah Kenan tadi seperti sedang tidak bercanda.

“Ih Kenan, ternyata bisa gombal juga ya!” ujar milan dengan nada manja.

“Sedikit. Tapi kayanya bisa gombalnya Cuma buat kamu deh” jawab Kenan dengan lagi-lagi membuat milan terbang karena gombalannya.

“Apaansih Kenan bisa aja deh. Aku bisa ngefly nih kamu gombalin terus!”

“Kamu tidak akan ngefly, kan kamu tidak punya sayap. Dan jika kamu punya sayap juga aku tidak akan membiarkan kamu terbang meninggalkan ku. Akan kuremas sayapmu, agar kamu tidak terbang dan kamu harus selalu berada disisiku” kini Kenan berpuitis. Milan hanya terdiam dengan senyum tipisnya. Tapi, milan lalu berkata. “Aku tidak akan pernah meninggalkanmu,” begitu ujar milan dengan manis. Kenan hanya membalasnya dengan senyuman juga.

 Saking asik nya ngobrol berdua, milan dan Kenan hampir lupa waktu. Untung saja masih ada taksi yang melintas. Milan memilih untuk menaiki taksi itu, sedangkan Kenan memilih untuk pulang naik ojek.
                                 -----------------
 Milan pulang sedikit larut malam. Namun milan tidak memperdulikan nya. Karena ia tahu, pasti dirumah tidak ada yang mencari nya. Omanya pasti sudah terlelap tidur. Milan pun membuka pintu rumah perlahan-lahan. Sebenarnya waktu milan masuk lampu sudah mati. Namun tak lama kemudian, lampu nyala. Milan kaget, siapa yang nyalain lampunya? Dan ternyata itu papinya.

 Papinya sudah pulang dari tadi sore. Namun milan tidak mengetahuinya karena sibuk membantu gita mempersiapkan pesta. Milan jadi takut dimarahi papi nya karena pulang larut malam.

“Dari mana saja kamu milan?” tanya papi nya dengan tegas.

“Tumben papa peduli sama milan” jawab milan dengan ucapan yang penuh penekanan disetiap katanya.

“Kenapa kamu bicara seperti itu?” papi mulai emosi.

“Bukan nya papi sibuk kerja ya? Ya udah papi urusin aja tuh pekerjaan penting papi. Milan kan gak penting!”

“MILAN!” suara amarah papi meluap. Seketika saja tangan kekar papi hampir menampar pipiku. Tapi entah mengapa, papi tidak jadi menamparku.

 Karena terdengar suara keributan, oma pun terbangun. Lalu oma mengambil alih keadaan yang tegang antara aku dan papi. Oma mencoba melerai ku dan papi yang sedang adu mulut.

“Sudah lah Farhan, kamu istirahat saja. Milan tadi habis dari pesta undangan gita, teman nya” jelas oma santai dengan nada masih terkantuk-kantuk.

“Tapi kenapa sampai semalam ini?”

“milan kenapa kamu pulang larut malam?” tanya oma dengan lembut pada milan. Milan pun menjawab yang sejujurnya.

“Tadi milan, ketaman kota dulu sama Kenan”

“Oh…” jawab oma.

“Siapa itu Kenan?” tanya papi dengan penasaran. Milan ingin menjelaskan siapa Kenan kepada papi nya. Namun, oma nya telah lebih dahulu menjawab nya.

“Kenan itu anak yang baik. Kamu tenang saja Farhan, saya yakin milan tidak akan salah milih teman. Saya juga kenal betul Kenan, dia anak yang cerdas. Buktinya saja bu.ningrum guru matematikanya milan, menitipkan milan pada Kenan untuk diajari” jelas oma.

“Apa benar itu milan?” tanya papi menunggu jawaban dari milan.

Milan hanya mengangguk lemas. Saking capek nya, milan meninggalkan papinya dan oma nya begitu saja diruang tamu. Milan menuju kekamar untuk beristirahat.

Tapi sebelum istirahat tidur, milan merasa bahwa hari ini hari terbahagianya. Hari paling bahagia. Padahal ia baru putus dari reno, tapi anehnya milan sama sekali tidak sedih apalagi nangis. Sebaliknya, milan malah senang dan bahagia dan itu semua berkat Kenan. Kenan prayudha, cowo dingin yang telah menaklukan hatinya. Milan sama sekali tidak menyangka bahwa Kenan bisa seromantis itu. Milan berfikir Kenan adalah cowo yang dingin ternyata Kenan mempunyai sisi hangat dihatinya. Dan itu mampu meluluhkan hati milan. Milan telah sadar bahwa milan jatuh cinta pada Kenan.
.
.
.
Bersambung
Jangan lupa vote and komen yahh
Salam hangat dari authorrr.

Dengan carakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang