Part 6

125 73 52
                                    

"Keakraban tidak butuh kemahalan, hanya dengan sebuah obrolan bisa membuka kedekatan."
-Dengan caraku.

Selesai dengan lagu itu, Kenan menutup kembali piano itu. Dan setelah itu Kenan memandangi milan dengan terheran-heran. Dalam fikiran Kenan, ia bingung kenapa milan bisa terbangun dan ikut bernyanyi bersama nya.

“Kok lo bisa main piano sih?” tanya milan antusias.

“Bisalah kan punya tangan” jawab Kenan santai.

“Apaansih gak lucu”

“Siapa yang ngelucu?”

“Udah ah ngomong sama lo capek. Tapi, btw kapan-kapan lo ajarin gua main piano ya?”

“Kamu yang lucu, masa punya piano gak bisa mainin nya?” wajah Kenan mulai manis terhadap milan.

“Itu tuh piano almarhumah mami gua. Dan dirumah ini gak ada yang bisa main piano selain nyokap gua” milan jadi CURCOL deh alias curhat colongan.

“Oh sorry… tapi, nasib kita sama kok. Ayah saya juga meninggal” ujar Kenan, setelah itu ia merunduk sedih.

“Udah ah, jangan ngomongin yang buat KITA sedih” ucap milan bermaksud untuk menghilangkan kesedihan Kenan. Ternyata milan sudah mulai akrab dengan Kenan.

“KITA?” jawab Kenan dengan wajah yang manis. Kenan bermaksud sedikit menggoda milan.

“Apaan sih,” jawab milan mencoba menangkis godaan Kenan itu. Tapi milan terlambat karena wajah manis Kenan sudah tersimpan didalam ingatan nya. mungkin nanti akan terbawa mimpi.

“Apaan sih terus”

“Maksud lo?” tanya milan yang gak
mengerti.

“Iya, kamu jawabnya apaan sih terus”

“Suka-suka mulut gua lah” jawab milan dengan nada yang sedikit bikin jengkel. Tapi bagi Kenan itu lucu. Alhasil Kenan menjadi senyum-senyum, membuat milan bingung kenapa ia senyum-senyum.

“Eh, kenapa lo senyum-senyum? Hati-hati sakit jiwa!” tanya milan dengan nada bicara judesnya lagi.

“Kalau saya sakit jiwa, saya tidak akan diutus bu.ningrum untuk membimbing belajarmu” jelas Kenan.

“Diutus?! Emangnya lo nabi diutus” hardik milan.

“Memang saya bukan nabi, tapi saya pengikut rasulullah yang berada  dijalan Allah”

“Terserah deh,”

“Sudah siap untuk upacaranya?”

“Upacara apa?” tanya milan bingung dan kaget. Serta penasaran.

“Sudah siap belum?” Kenan masih bertanya pertayaan tadi, karena milan belum menjawabnya. Itulah Kenan, jika bertanya harus dijawab dulu kalau belum dijawab ia akan terus bertanya menanyakan hal yang itu-itu saja berkali-kali. Sampai yang ditanya akan menjawab pertanyaannya.

“Ya, upacara apa dulu?” kini milan bernada lebih tinggi, karena kesal Kenan tidak menjawabnya.

“Saya yang bertanya terlebih dahalu, anda sudah siap belum?” kini Kenan yang berwajah serius dengan melontarkan kata-kata penuh penekanan yang membuat milan menjadi sedikit kikkuk.

“Eh lo gak ngerti gua nanya upacara apa? Harusnya lo dulu jawab pertanyaan gua, dimana-mana itu ladies first, you know!” kata milan sedikit gaguk karena wajah Kenan mendekat kearah wajahnya.

“Upacara untuk menimba ilmu,,,,, eh tapi, menimba cinta juga boleh. Hahahahahahaha” Kenan menjawab dengan nada serius dan diakhir nya yang ternyata ia sedang bercanda dan mengerjai milan.

“GAK LUCU DAN GUA BELUM SIAP BELAJARNYA. GUA MALAS. M-A-L-A-S, MALAS!!!!!!” jawab milan dengan nada marah dan kesal karena Kenan telah mengerjainya hingga membuatnya penasaran tadi. Dengan mengeja kata malas.

“Tapi kamu yang lucu bukan aku” jawab Kenan.

“Au ah!” milan mendengus kesal. “ Oh ya satu lagi, tadi gombalan lo boleh juga, walaupun belum sempurna. Wajar sih orang kaya lo mana bisa gombal sih” lanjut milan lagi.

“Menggombal bukan suatu keharusan untuk bisa “ jawab Kenan menimpali komentar milan tadi untuk gombalannya.

“Haruslah, untuk menaklukan hati” sanggah milan lagi.

“Aku bisa menaklukan hati tanpa harus adanya rayuan lebay itu” jawab Kenan lagi yang kini tidak mau kalah dengan milan, seperti orang berdebat.

“Buktiin aja,” jawab milan singkat.

“Akan ku buktikan kepada hatimu” ujar Kenan dengan menatap tajam mata milan.

Sehingga milan tidak tahu harus jawab apalagi. Mulut milan seolah bungkam setelah mendengar Kenan bilang begitu. Ada sedikit getaran dihatinya. Apakah getaran itu, milan belum tahu dan belum bisa untuk memastikannya.

Harus Kenan akui, milan memang cantik. Mau bagaimana keadaan nya wajah cantik milan tidak akan pernah pudar. Walau tanpa make up sedikit pun milan tetap terlihat cantik dan manis. Dan milan juga sadar ketampanan Kenan. Walau sedikit tertutupi karena sifat nya yang cuek dan dingin. Wajah Kenan terlihat cool tampak manis.

Ternyata ini cowo kalau senyum manis juga ya,,, ujar milan dalam hati.
.
.
.
Bersambung...
Jangan lupa vote and komen yahh
Salam hangat dari author.

Dengan carakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang