"Jika itu keputusanmu, aku bisa apa untuk mencegah? Disini, aku akan selalu mendukungmu walau itu sungguh menyiksaku."
-Dengan Caraku.Zoya yang baru pulang kerumah membuat mamanya khawatir karena zoya pulang terlalu malam. Zoya pulang terlalu malam karena tadi asyik mengobrol dengan gita dan teman-temannya yang lain. untuk menghilangkan emosi yang berkemelut dihatinya karena kak aldi yang membuatnya. Bagi zoya mengobrol adalah salah satu cara yang paling ampuh untuk menghilang amarahnya. Sebenarnya zoya sama sekali tak berniat untuk marah kepada kak aldi. Tapi, jika kalian berada diposisi zoya kalian pantas marah. Ketika mendengar orang yang kita cintai dinilai seperti itu oleh orang lain yang belum tahu pasti mengenalnya.
Zoya memasuki rumah dengan santai karena zoya memang memegang kunci rumah. Saat telah didalam rumah, semua lampu sudah dimatikan. Dan zoya kira mama dan papa tirinya atau yang biasa ia panggil tetap om. Karena zoya memang tidak mau menyebut orang asing itu dengan sebutan papa, menurutnya. Zoya merasa lega, tapi tiba-tiba saat zoya mindik-mindik berjalan menuju kamarnya lampu ruang keluarga menyala seketika. Dan zoya pun kaget, ternyata mama dan papa tirinya itu belum tidur. Melainkan menunggunya pulang diruang keluarga. Zoya sudah pasrah, paling-paling Cuma dinasehatin doang sama mamanya.
“Kenapa jam segini baru pulang kamu?” tanya mamanya dengan tegas.
“Kenapasih mama selalu begitu. Nanya-nanya aku terus, aku kan sudah bilang aku kerumahnya gita untuk menghadiri pestanya kak aldi. Udah puas?” jawab zoya yang tak mau kalah emosinya dengan mamanya itu. Papa tirinya hanya diam saja, karena papa tirinya tahu kalaupun dia berbicara pasti zoya tidak akan menganggapnya.
“Zoya! Mama ini orang tahu kamu, mama berhak tahu itu semua” tegas mamanya dengan nada bicara sedikit lebih tinggi.
“Zoya udah besar ma, zoya tahu yang mana yang baik yang mana yang buruk. Dan mama gak usah susah-susah untuk memberitahu zoya” jawab zoya yang menentang mamanya. Semakin membara emosinya zoya.
Saat mendengar anaknya menjawab seperti itu, mama pun dengan refleks ingin menampar zoya. Tapi, untung saja ditahan oleh papanya yang langsung berdiri dari duduknya untuk menahan tamparan itu.
“Cukup, cukup! Ini sudah malam, jangan lah bertengkar. Zoya tolong kamu jangan bicara seperti kepada mama kamu, mama yang melahirkan kamu didunia ini. wajar sajalah rasa khawatir mama kamu, karena ia sayang sama kamu.” Kata papa tirinya menasehati. Tapi ya seperti biasanya, omongan papa tirinya itu selalu zoya tak dengarkan. Zoya hanya anggap sebagai angin lalu.
“Om gak usah capek-capek nasehatin zoya. Om bukan siapa-siapa bagi zoya” kata zoya dengan kata penuh penekanan. Hal itu membuat mamanya bertambah marah kepadanya.
“Jaga ucapanmu zoya! Walaupun om lukman bukan papa kandung kamu, kamu tetap harus menghormatinya” ujar mamanya yang bertambah marah kepada zoya anaknya.
Dan zoya hanya diam seperti sudah tidak mau meladeni lagi mamanya. Zoya fikir gak aka nada habisnya pertengkaran ini, jadi ia memilih untuk diam. Bertengkar dengan mamanya hanya membuang waktunya dan menghabiskan tenaga nya dengan percuma, begitu menurut zoya.
Namun tak disangka adik tiri zoya keluar dari kamarnya sendiri yang tak jauh dari ruang keluarga. Mungkin karena keberisikan, jadi airin terbangun. Ia adik tiri zoya yang bernama airin. Airin Syairania, yang sekarang duduk dibangku kelas 3 SD.
“Ada apa sih? Kok berisik banget, aku sampai bangun nih.” Kata airin dengan lucu nada anak kecil yang polos.
Mama, papa, dan zoya pun kaget melihat kehadiran airin yang mengejutkan. Soalnya tadi mama melihatnya airin sudah tidur pulas waktu dicek mama.
“Gak ada apa-apa kok, airin. Udah mendingan airin lanjutin tidurnya” kata mamanya menjawab pertanyaan airin dengan menutupi masalah yang ada.
“Mama boong, pasti mama habis berantem lagi ya sama kak zoya?” tanya airin lagi, karena airin memang sudah tahu bahwa hubungan mama dan kakaknya itu tidak begjtu harmonis. Airin sering melihat zoya dan mama berdebat didepan matanya. Jadilah, airin bisa menebak apa yang terjadi.
“Gapapa kok, sekarang airin tidur lagi ya. Takutnya besok airin kesiangan sekolahnya” kata zoya yang menghampiri posisi airin berdiri didepan pintu kamarnya. Dan zoya, mengantarkan airin masuk kedalam kamarnya airin. Meninggalkan mama dan papa tirinya begitu saja.
Saat didalam kamar airin…
“Kenapa sih kak zoya berantem mulu sama mama?” tanya airin dengan polos, yang kini sudah berbaring diranjangnya dengan posisi tidurnya.
“Bukan berantem airin, tapi hanya selisih paham saja. Dan ini bukan urusan airin, airin masih anak kecil” jawab zoya dengan tangannya yang menarik selimut untuk menyelimuti adik tiri kesayangannya itu.
“Ya udah deh, airin ngantuk, airin tidur dulu ya kak zoya. Kak zoya juga tidur ya!” kata airin dan zoya hanya tersenyum seraya tangannya mengelus rambut halus airin.
Dan sebelum meninggalkan airin, zoya mengecup kecing adik tirinya itu dengan penuh kasih sayang layaknya seorang kakak terhadap adiknya. Walaupun adiki tiri, zoya menganggap airin sudah seperti adik kandungnya. Zoya sangat menyayangi airin.
------------------------
Kini zoya sudah berada dikamarnya, setelah mengganti gaunnya dengan piyama tidurnya. Dan yang pasti zoya cuci muka dan kaki dan tidak lupa menggosok gigi. Dan sekarang zoya sudah berbaring ditampat tidurnya, namun zoya belum ingin tidur. Entah kenapa zoya belum bisa tidur, padahal jam sudah menunjukkan pukul 24.00 WIB. Zoya masih saja kepikiran kak aldi, zoya tetap merasa tidak enak kekak aldi karena sikapnya tadi sedikit tidak sopan kekak aldi. Zoya sangat sadar zoya telah menyakiti hatinya kak aldi, tapi zoya benar-benar tidak bermaksud sama sekali.Alhasil zoya malah curhat sama kucing kesayangannya itu yang bernama putty. Kucing berjenis angora berwarna putih bersih yang sudah dipeliharanya sedari zoya kecil. Kucing itu adalah kucing pemberian papanya dulu, sebelum papa dan mama nya bercerai. Wajar saja kalau zoya sangat menjaga dan merawatnya sampai sekarang.
“Putty, masih ingat sama kak aldi gak?” tanya zoya yang ngelantur kepada kucingnya itu. Ya, kucing diajak untuk tidur dikasur bersamanya.
“Kak aldi yang dulu pernah nyelamatin kamu, waktu kamu nyangkut dipohon itu lho” kata zoya berusaha mengingatkan kucingnya itu. Zoya saat ini benar-benar sedang tidak waras.
“Tadi, aku gak sengaja menyakiti hatinya. Apa dia marah ya sama aku?” kata zoya dengan ,mengelus-elus bulu putty.
“Meong,,,, meong,,,,, meong,,,,” jawab kucingnya hanya seperti itu.
“Jadi aku harus bagaimana putty?” tanya zoya keputty.
Dan lagi-lagi putty kucing kesayangannya itu hanya mengeong saja.
Karena kelelahan akhirnya zoya sekarang sudah terlelap tidur bersama putty kucing kesayangannya itu, diatas Kasur.
.
.
.
Bersambung
Jangan lupa vote and komen yahh
Salam hangat dari authornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengan caraku
Teen FictionDibaca yaa, kalo penasaran. Biasakan follow dulu wkwk:v Jangan lupa tinggal kan jejak nya, jangan jdi silent rider awokwok. Kalo mau kasih saran, komen aja. Mau spam juga gapapa wkwk. Masih ada typo, kekurangan, jadi ya maklumin ajalah wkwk. Selamat...