Part 2

151 92 62
                                    

"Tak kenal maka tak sayang, tak rindu maka tak cinta."
-Dengan Caraku.

 Bel pulang sekolah pun berbunyi, anak-anak sangat senang bila waktu pulang sekolah tiba. Tapi tidak untuk milan. Milan ingat ada janji dengan bu.ningrum untuk menemuinya dikantor. Milan langsung melangkahkan kakinya menuju kantor untuk menemui bu.ningrum. Benar saja, bu.ningrum sudah seperti menunggu milan dengan siap sedia.

“Permisi bu, apa ibu mencari saya?” ujar milan dengan sopan.

“Iya. Milan, ibu memanggil kamu kesini untuk membicarakan nilai matematika kamu yang selalu merah. Ibu tahu kamu bukan anak IPA yang menguasai fisika. Ibu juga tahu prestasi kamu dibidang IPS. Tapi, jika kamu ingin lulus kamu harus bisa menguasai atau paling tidak mengendalikan semua nilai-nilai mata pelajaran” jelas bu ningrum singkat yang langsung to the point.

“Lalu saya harus bagaimana bu?” tanya milan bingung.

“Ibu sudah menyiapkan pembimbing belajar kamu” jawab bu ningrum yang bikin milan penasaran.

“Siapa bu?” tanya milan dengan rasa penasaran yang cukup tinggi hingga tingkat dewa.

“Nanti orangnya akan datang kesini” jawab bu ningrum buat milan jadi geregetan tapi ditahan.

Benar saja tak lama kemudian orang yang dimaksud bu.ningrum datang. Tapi,  betapa terkejutnya milan setelah tahu orang yang akan menjadi pembimbing belajarnya adalah cowo ngeselin tadi pagi.

“Permisi” ujar cowo itu memberi salam.

“Nah itu orangnya” kata bu ningrum seraya jarinya yang menunjuk kearah cowo yang baru saja datang itu.

Milan pun langsung menoleh kearah yang ditunjuk bu.ningrum.

“Cowo sialan!!!” teriak milan dengan kaget.
Sontak saja guru-guru yang ada dikantor melihat kearah milan dengan sinis. Bu.ningrum pun langsung memarahinya.

“Milan jaga mulut kamu!” wajah bu ningrum seram. Milan jadi takut.

“Maaf bu” ujar milan dengan menundukkan kepala, karena tidak berani menatap mata elangnya bu ningrum jika sedang marah.

                          ----------------------
KENAN PRAYUDHA, siswa kelas 12 IPA 1. Yang sangat pintar dan cerdas. Zoya pun mengenali Kenan, tapi zoya dan Kenan tidak sekelas karena zoya anak kelas 12 IPA 2.

Kenan pun duduk disebelah milan, menghadap bu.ningrum. Namun, bu.ningrum memperhatikan baju Kenan yang bernoda.

“Kenan, ada apa dengan baju kamu?” tanya bu.ningrum.

Milan pun jadi takut, kalau Kenan menceritakan semuanya ke bu.ningrum. Bahwa ia lah yang membuat baju seragam Kenan kotor bernoda.

“Tadi….. terkena saus bu” Kenan menjawab bohong. Karena ia gak mau milan terkena hukuman. Ternyata, Kenan masih merasa bersalah telah menginjak lipstick mahal milan.

Milan yang mendengar itu, merasa lega. Karena, apa yang ia bayangkan tidak terjadi. Milan memang takut jika kena hukum sama bu.ningrum. Karena hukuman yang diberikan tidak tanggung-tanggung yaitu membersihkan toilet siswa atau mengepel seluruh koridor.

“Milan perkenalkan  ini Kenan siswa kelas 12 IPA 1. Jadi, dia yang akan menjadi pembimbing belajar kamu”

“Kenapa harus dia, bu? Emang nya gak ada yang lain?” ujar milan dengan nada angkuhnya. Ya, jelas milan masih kesal dengan Kenan.

“Tidak ada. Kenan ini salah satu siswa terbaik disekolah ini. Ingat milan ini semua demi kebaikan kamu juga”

“Ya udah deh bu” jawab milan dengan bete.

“Baguslah kalau seperti itu” titah bu.ningrum menjadi tenang.

“Kalau sudah selesai, saya mau pulang bu. Dan masalah tempat dan waktu itu semua terserah milan saja. Saya bisa dimana saja dan kapan saja’’ ujar Kenan. Setelah itu ia bangun dari tempat duduknya dan beranjak pergi.

“Kenan tunggu! Ibu harap kamu bisa membuat milan lebih baik” kata bu.ningrum dengan mimik wajah sangat berharap.

“Saya gak bisa janji bu. Itu semua tergantung pada milan nya”

 Milan yang mendengar obrolan bu.ningrum dan Kenan merasa jadi terpojok. Seolah-olah ia adalah orang paling bodoh sedunia. Milan juga gak ngerti mengapa otaknya selalu lemah jika bertemu dengan rumus-rumus itu.
                     ----------------------------

Melihat Kenan keluar kantor, milan langsung mengejarnya untuk mengatur tempat dan waktu ia bimbel.

“Eh tunggu!!!” teriak milan.
Kenan pun langsung menghentikan langkah nya. Milan mencoba menghampiri Kenan.

“Kenapa? Anda mau minta maaf karena sudah mengotori baju saya?” tukas Kenan dengan dingin.

“Siapa juga yang mau minta maaf sama lo. KeGR-an banget!!! Ada juga lo yang minta maaf sama gua”

“Bukannya, tadi pagi saya sudah minta maaf?”

“Uang jajan lo selama setahun juga tetap gak bisa ngegantiin lipstick mahal gua!”

Sombong dan angkuhnya wanita ini, ujar Kenan dalam hati.

“Gua kesini mau bilang besokkan hari minggu. Gua bisa mulai bimbel nya kok. Dirumah gua aja tapi datang nya jangan pagi-pagi. Nih alamat nya”

Kenan pun mengambil secarik kertas dari tangan milan yang berisikan alamat rumah milan. Setelah itu Kenan pergi meninggalkan milan begitu saja.

“Itu cowo nama nya Kenan. Sifatnya aneh. Dingin,cuek,judes tapi ternyata pintar. Gak nyangka gua”

Ya, milan dan Kenan sudah saling mengenal. Apakah mereka berdua mampu menciptakan sebuah keakraban? Dengan diantara perbedaan kasta, sikap, dan pikiran. Apa Kenan bisa memahami perilaku milan?  Apa milan juga bisa terbiasa dengan sikap Kenan? Kita lihat saja’
.
.
.
Bersambung...

Jangan lupa vote and komen yahhh.
Salam hangat dari author.

Dengan carakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang