'Cinta? Yah pasti akan ada yang menyakiti dan tersakiti. Entah itu aku, kamu, dia, kita, meraka atau pun kalian semua:-(
'izinkan aku mengenal cinta tanpa harus tersakiti!!! Apa bisa? Tau ah:-/
Pembalasan;)
Kalau uda pak Dedo yang bertindak gak bakal ada satu murid pun yang berani membantahnya termaksud Reno. Reno Rifaldi, ketua geng murid-murid berandal yah mungkin akan digantikan sama sih cowok nyebelin itu tuh.Aku terpaksa keluar kelas dengan keadaan ku yang masih agak sebel.
'iii dasar cowok nyebelinˋˍˊ.... ' oceh ku di dalam hati yang tah apa-apa aja.Diluar selama jam pelajaran pak Dedo, jujur aja aku baru kali ini di hukum sama pak Dedo︶︿︶
Duduk di Bandung depan kelas sambil memainkan Hp ku. Uuuu rasanya bosan¬_¬. Entah lah tiba-tiba aja aku berniat bales dendam sama sih cowok nyebelin itu. Aku menuju ke rak sepatu yang tersusun dengan rapinya.
Satu persatu ku liat yang mana sepatu sih cowok itu,
"Nah ini nih yang ku incer" karena sangking seneng nya jumpai sepatu cowok itu aku, gak sadar kalau aku ngomong-ngomong sendiri.
"Ups, Qila jangan ribut.." seru ku pada diri ku sendiri...
Aku melangkah dengan pelan-pelan supaya gak ketauan pak Dedo.
Aku Menuju ke tempat sampah didepan kelas dan langsung membuang sebelah sepatunya.
"Ok, beres... emang enak Qila kerjain, makanya jangan berurusan sama Qila!" entah lah aku, benci kali sama orang yang ngerusak kebahagiaan ku.
Bosen, yah itu lah yang aku rasakan sekarang. Mungkin saat nya otw ke kantin. Kuy lah ah:)
"Abang, tukang bakso mari-mari sini Qila mau makan.... Eh kok abang sih? Kan yang jualan ibuk Tuti, gimana sih Qila ini"timbang bosen, kan lebih asik kalau aku nyanyi. Hehehe,,, : )
Sampai di kantin terlihat Buk Tuti yang lagi siap-siap karena bentar lagi mau Bel keluar main.
"Assalamualaikum Buk Tuti"
"Wa'alaikumsalam neng Qila" ngucapi salam tapi sibuk sendiri:-/
"Buk Tuti ngapain sih?"
"ini neng, lagi nyuciin piring sama mangkuk"
"Ooo... Qila bisa bantu apa buk?"
"Kagak usah deh neng, nanti seragam neng Qila basah"
"Eeemm... yaudah deh"
"Loh neng Qila kok uda keluar?"Buk Tuti masih sibuk.
"Qila capek belajar mulu buk" alasan ku biar gak capek-capek nyeritain nya, apa lagi bahas kejadian tadi.
"Eleh.. palingan juga dihukum" tanpa aku jelasin pun buk Tuti uda peka luan.... kalau cowok mah lama peka nya... wkwkwk(-_-#)
"Heheh..."
"Nih!" Seru buk Tuti menyodorkan semangkuk bakso. Buk Tuti emang tau aja.
"iii buk Tuti kok tau kalau Qila belum sarapan?"tanya ku sambil mengambil sambal dan sendok untuk makan.
Menikmati makan sambil cerita sama buk Tuti adalah kewajiaban ku setiap hari, kecuali hari minggu.
"Neng Qila, jomblo kan?" Kalau masalah jomblo atau enggaknya, aku selalu menjawab single. Karena kalau jomblo itu pernah pacaran dan kalau single itu sama sekali enggak pernah pacaran paling cuman pernah sukak aja gak pernah jadian. Pernah deket tapi, cuman sebatas teman... heheh:(
"Uda berapa kali sih buk Tuti nanyain kayak gitu ke Qila"
"Yah buk Tuti cuman kepo aja sama neng Qila"
"Buk Tuti juga tau kan jawaban Qila selalu apa"
"Aduh neng... masak jaman sekarang cewek secantik neng Qila masih single sih!" kalau aku dibilang cantik, sih enggak masih cantikan lagi sih Caca Intania. Ketua geng Cecan di sekolah kami(cewek cantik di sekolah kami). Kalau aku sih enggak ikut-ikutan tuh yang kayak gituan. Lagi pulak kalau cantik tapi sombong untuk apa. Tau ah... punya temen banyak pun gak guna... pasti juga bakal ngilang kalau dibutuhkan.
"Qila, males aja berurusan sama yang namanya cinta-cintaan, apa lagi ditinggal pas lagi sayang-sayangnya kan saket!"*_*
"Gak semua cowok kayak gitu neng!"
"Hhhmmm... Qila blom siap mau jalani hidup Qila dengan saket hati. Mau fokus aja dulu sama sekolah, lagi pula bentar lagi uda mau ujian kelulusan" jawab ku tanpa ada rasa beban.
"Tapi__"
"O iya buk ini uangnya, Kembaliannya ambil aja!" uda bel keluar maen jadi aku harus segera otw ke perpus.
Aku uda ada janji sama Luski mau ke perpus. Nyarik novel baru."Makasih yah neng Qila"
"Iya buk sama-sama"
Sorry😁🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Twin
RomanceHanya ada saat itu, dan kepastian yang sangat luar biasa bahwa segala sesuatu telah ditulis. Tanpa disadari kita merubahnya. Biarkan takdir bekerja dengan sendirinya tanpa harus merubahnya.