Bs 6
L o a d i n g . . .
S t a r t . . .
Don't forget to tap star!
E n j o y y y y
---
Keamanan pun datang lalu dengan beberapa kali dia mencoba membuka dengan manual tapi tidak bisa, akhirnya mereka memutuskan untuk mendobrak pintu toilet itu.
"Hyung!" Pekik Jeno saat melihat keadaan Renjun.
Terlihat Renjun yang pingsan tergeletak di lantai toilet dengan tangan yang memegang dadanya. Jeno menghampiri Renjun lalu memapahnya keluar toilet. "Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya manager.
"Aku rasa traumanya kembali mengganggunya." Jawab Jeno.
"Apa hyung akan baik-baik saja?" Tanya Jisung.
"Renjun akan baik-baik saja, kalian tenanglah aku akan memanggilkan dokter untuk memeriksanya." Jawab manager yang di balas anggukan oleh anggota dream.
Ponsel Renjun berdering menandakan ada panggilan masuk, lalu Jeno melihat nama 'Hana' yang ada di layar ponsel milik Renjun. Jeno mengangkat panggilan dari Hana lalu ia menjelaskan bahwa Renjun baik-baik saja dan tidak usah khawatir. Jeno memang sedikit berbohong supaya Hana tidak terlalu khawatir dan akan mengadukannya kepada keluarga Renjun.
Tak lama dokter datang dan langsung memeriksa Renjun. Setelah selesai memeriksa Renjun, dokter tersebut berucap bahwa Renjun terlalu stress dan kurangnya istirahat yang cukup. Lalu Renjun juga harus berjaga-jaga untuk selalu membawa alat oksigen kemanapun, agar saat terjadi sesak nafas ia sudah siap. Jeno mengangguk mengerti begitu juga managernya lalu dokter tersebut pamit.
Renjun terbaring di atas ranjangnya dengan Jeno yang setia terjaga. Sesekali Renjun meringis dan itu membuat Jeno harus menggenggam erat tangan Renjun setelahnya Renjun akan tenang kembali.
♢♢♢
"Jeno-ya." Renjun memanggil Jeno dengan suara yang amat lemah, bahkan itu bukan di sebut dengan panggilan tetapi bisikan.
Jeno terbangun dari tidurnya dan menatap Renjun, "Kau gila hyung?! Kenapa kau seperti itu kemarin?!"
Renjun hanya meringis mendengar omelan dari Jeno, "Baiklah baiklah aku minta maaf, kemarin saat di toilet trauma ku tiba-tiba kambuh."
"Dan kau diam saja tanpa meminta tolong?"
"Aku tidak bisa, nafasku susah dan juga tubuhku yang sudah terlanjur lemah."
"Hah, baiklah aku akan memanggilkan manager hyung."
"Kau tidak bilang kepada orang tuaku kan?"
"Iya, aku tahu itu tapi semalam Hana menelpon ponselmu terus menerus aku rasa ia khawatir."
Renjun hanya mengangguk, saat Jeno pergi Renjun tersenyum simpul mengingat begitu khawatirnya Hana kepadanya. Bahkan jika itu memang manusiawi Renjun tetap akan senang.
♢♢♢
Ponsel Hana berdering saat Hana sedang memeriksa data perusahaan milik teman Renjun. Temannya adalah Sehun sunbae Renjun di agensi.
"Hana-ssi."
"Nde Sajang-nim?"
"Apa sudah selesai?"
"Sudah."
"Bawakan ke sini akan aku periksa."
"Baiklah." Hana berjalan mendekati meja Sehun dengan membawa tumpukan berkas yang sudah di atur oleh Hana. Sehun memeriksa lalu mengangguk kecil. "Bagus, kau boleh pulang."
"Tapi bukannya aku harus pulang dengan karyawan yang lainnya?"
"Renjun bilang kau belum sembuh total, aku tak akan membuatmu lebih sakit lagi. Kau pulanglah dan istirahat, terimakasih sudah menjadi sekertaris ku."
"Ah nde, seharusnya aku yang berterimakasih kepada Sajang-nim sudah mau menerimaku."
Sehun tersenyum, lalu Hana membungkukkan tubuhnya 90° lalu ia memutar balik tubuhnya dan mengambil tas juga mantelnya. "Hana-ssi!"
"Ya Sajang-nim?"
"Kau pulang naik apa?"
"Aku sepertinya akan naik taksi."
"Ah baiklah, hati-hati."
"Ya, Sajang-nim juga."
Hana keluar dari gedung Oh Corp lalu memberhentikan taksi. Karena di rasa masih terlalu sore, dan Hana juga akan jenuh terus-menerus berada di apartemen Renjun, akhirnya Hana memutuskan untuk mampir sebentar di sebuah cafe.
"Selamat datang, ingin memesan apa?" Tanya kasir dengan ramah.
"Ice americano satu."
"Oke, silahkan bergeser untuk mengambil pesanan."
"Nde."
Setelah mengambil pesanannya, Hana menghampiri meja yang ada di sudut ruangan yang langsung berhadapan dengan kaca. Tiba-tiba Hana teringan Renjun, apakah ia baik-baik saja? Hana sangat mengkhawatirkannya. Hana pun memutuskan untuk menelpon ponsel Renjun.
Dua kali panggilannya tak terjawab oleh Renjun, karena Hana masih khawatir ia pun menelpon sekali lagi, Hana menunggu lama dan saat ia sudah ingin memutuskan panggilannya, Renjun menjawabnya. Hana langsung menempelkan layar ponselnya di telinganya.
"Yeoboseyo?"
"Ada apa Hana-a?" Bukan ini bukan suara Renjun. Lalu Hana mengernyitkan dahinya.
"Ini siapa?"
"Ini Jeno, Renjun sedang istirahat."
"Ah begitu, baiklah maaf mengganggu jam istirahat kalian, aku akan menutupnya."
"Ani! Kau tidak menggangu, ada apa?"
"Aku hanya masih khawatir tentang keadaan Renjun oppa."
"Dia sudah lebih baik Hana-a kau harus berhenti khawatirkan Hyung, aku ada disini untuk menjaganya."
"Ya aku tahu, aku hanya ingin mendengar suaranya. Tapi yasudahlah aku tutup dulu ya."
"Baiklah nanti akan aku sampaikan."
"Nde, gomawo-yo Jeno-ya."
"Nde."
Pip!
Panggilan mereka pun terputus, Hana menghela napas panjang lalu kembali meminum ice americano nya. Setelah menghabiskan waktu di cafe, Hana memutuskan untuk pulang.
♢♢♢
Sampai di apartemen Hana membersihkan tubuhnya lalu ia memasak untuk makan malamnya, selesai makan Hana memutuskan untuk menonton film. Karena sudah larut malam Hana pun masuk ke kamarnya dan tidur.
Paginya, Hana sudah berada di gedung Oh Corp dan langsung berjalan ke ruangan Sehun. Saat mengetuk pintunya, ternyata Sehun belum datang. Hana pun masuk ke dalam ruangannya dan mengerjakan beberapa pekerjaan yang ada di mejanya.
--•--
Keep scrolling up and press the star!
--tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet • Huang Renjun✓
FanficIt's not easy to hide a relationship. ©2020, klabtt.