Setelah Youra dan Renjun membicarakan tentang Youra yang ingin cuti kuliah. Mereka memutuskan untuk tidak jadi melakukannya karena Youra tahu tidak semua orang berfikir seperti dua gadis yang menghalangi jalan sebelumnya bukan?
Paginya Youra di antar oleh Renjun ke kampus, setelahnya Renjun melajukan mobilnya untuk pergi ke agensi. Saat Youra berjalan di lobby utama tidak ada yang membicarakan tentang dirinya. Ia sangat bersyukur tentang hal itu. Senyum di wajahnya kembali merekah saat melihat Esther yang memanggilnya dari arah kejauhan.
"Hei." Sapa Esther.
"Hei." Balas Youra.
"Kau tak apa?"
"Iya, aku baik-baik saja."
"Aku khawatir ketika tahu kau di hina habis habisan oleh gadis di luar kampus."
"Tidak masalah, selagi mereka tidak bermain fisik aku maklumi."
"Ya sudah ayo pergi ke kelas."
"Esther bukan-nya jam pelajaran akan di mulai satu jam lagi?" Yang di tanya hanya mengangguk.
"Ayo ke kantin aku belum sarapan." Ajak Youra.
"Baiklah."
Mereka berdua pun berjalan seiringan. Lalu sampailah mereka di kantin. Saat di kantin, Esther memberikkan Youra challenge untuk memakan ramen dengan bubuk cabai yang banyak. Lantas Youra menolaknya karena ia tidak terlalu suka pedas, tetapi Esther bilang ia juga akan melakukan itu. Akhirnya kedua gadis itu pun memesan Ramen dengan bubuk cabai yang banyak.
Saat Ramen mereka tiba, Youra menatap dengan wajah yang tidak bisa membayangkan seberapa pedas Ramen itu. Akhirnya dengan modal nekat Youra menyantap habis Ramen di hadapannya. Setelahnya mereka pun masuk ke kelas.
♢♢♢
"Aku pulang!" Ucap Youra sembari mengganti alas kakinya.
Youra pun masuk ke dalam lalu menemukan Renjun yang tertidur di hadapan televisi. Ia tertidur di atas karpet. Youra hanya bisa menggelengkan kepalanya, lalu Youra pun duduk di sebelah Renjun tertidur. Ia mengusap rambut Renjun dengan lembut. Tiba-tiba Renjun menarik tangan Youra agar ia tertidur di sebelahnya.
"Kebiasaan tahu tidak?" Omel Youra.
Renjun yang mendengar itu hanya terkekeh lalu memeluk Youra. Ia pun mencium harum rambut Youra dengan rakus. Youra yang merasa pun hanya terkekeh. "Lepaskan aku ingin mandi."
"Tidak usah."
"Aku sudah bau."
"Tidak bau."
"Keras kepala!"
"Biarkan."
"Kenapa tiba-tiba seperti ini?"
"Tidak ada alasan."
"Selalu?"
"Iya, jika aku melakukan hal yang tak pernah aku lakukan jangan bertanya alasannya karena untuk mencintaimu saja aku tak memiliki alasannya."
Youra tercengang setelah mendengar penuturan Renjun yang tiba-tiba. Ia tersenyum dalam dekapan Renjun. Mungkin mulai sekarang Youra akan percaya dengan perkataan Renjun.
Saat Youra terbangun, ia berada di atas ranjang dengan selimut yang membalut tubuhnya. Youra melihat ke sekelilingnya tetapi nihil, ia tidak menemukan Renjun. Youra pun memutuskan untuk keluar kamar. Ternyata lelaki yang di carinya itu sedang memasak untuk makan malam mereka. Youra pun mendatangi Renjun yang berdiri memunggunginya. Youra memeluk Renjun dari belakang sampai lelaki yang di dalam dekapannya itu terkejut.
"Ku kira hantu." Ucap Renjun spontan.
"Sembarangan, mana ada hantu secantik aku hehe."
"Percaya dirimu boleh juga."
"Kau memasak apa?"
"Makan malam."
"Menu nya."
"Nanti saja kau lihat."
"Huh! Menyebalkan, ya sudah aku mandi dulu."
Saat Youra ingin pergi Renjun menahannya. "Apa?"
Renjun mengarahkan tangannya ke bibirnya sendiri, Youra yang paham langsung kaku. "A-apa sih."
"Ya sudah tidak aku lepas."
"Di pipi ya."
"Bibir."
"Pipi saja."
"Baiklah."
Renjun sedikit menundukkan kepalanya lalu Youra memajukan tubuhnya. Saat Youra ingin mencium pipi Renjun, Renjun langsung menghadap Youra yang berarti Youra telah mencium bibir milik Renjun. Youra langsung membelalakkan matanya dan ia menjauhkan wajahnya dari wajah Renjun.
"Kau kalah start sayang."
Mendengar Renjun berucap seperti itu, Youra memilih lari dari hadapan Renjun dan ia masuk ke dalam kamarnya untuk menenangkan jantungnya yang sedang tidak sehat.
--•--
Keep scrolling up and press the star!
--tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet • Huang Renjun✓
Fiksi PenggemarIt's not easy to hide a relationship. ©2020, klabtt.