Pagi ini Youra sudah berada di kampus. Ia mendapat kelas pagi. Kali ini Youra sedang berdiri di hadapan cermin toilet kampusnya. Ia berada di sana bukan untuk membenahi make up nya. Ia di sana karena tiba-tiba ia merasa pening.
"Youra?" Tanya Esther.
"Ya?"
"Kamu sedang apa di sini?"
"Hanya ingin membenahi pakaian."
"Ayo, sebentar lagi kelas mulai."
"Ayo."
Mereka pun berjalan melewati beberapa kelas. Sampai akhirnya mereka berdiri di hadapan kelas mereka. Youra merasa kepalanya semakin pening sampai ia memegangi kepalanya. Esther yang melihat hal itu langsung menahan tubuh Youra agar tidak terjatuh.
"Kau kenapa?" Tanya Esther sembari memapah tubuh Youra agar duduk di kursi depan kelas mereka.
Youra tidak menjawab, melainkan ia terus memegangi kepalanya sembari meringis kesakitan. Tak lama Esther melihat hidung Youra mengeluarkan darah. Ia mimisan.
"Yak! Kau mimisan." Ucap Esther terkejut.
Youra langsung mengambil tissue yang ada di dalam tas nya. Ia menyeka darah yang keluar dari hidungnya. "Kau tidak usah mengikuti kelas hari ini ya?"
"Tapi besok ujian."
"Akan aku berikan catatan ku nanti, kau aku antar ke ruang kesehatan saja, ayo."
Akhirnya Youra menyetujui saran Esther. Esther pun mengantar Youra pergi ke ruang kesehatan. Sampai di ruang kesehatan Youra mendapat telpon dari Renjun. Mau tak mau Youra menjawab bukan? Akhirnya Youra pun menjawab.
'Halo?'
'Kau pulang jam berapa?'
'Sekarang juga bisa.'
'Kau tidak ikut kelas pagi?'
'Tidak.'
'Kenapa?'
'Kepalaku pening.'
'Tunggu di luar, aku menjemputmu sekarang.'
Pip!Youra pun mengikuti apa yang di suruh oleh Renjun. Ia turun ke lantai bawah dengan kondisi yang sedikit lemah. Bahkan bibirnya terlihat pucat saat ini. Hal itu tentu mengundang banyak perhatian karena tak biasanya Youra gadis yang ceria tiba-tiba diam seperti saat ini.
Tak lama Youra menunggu, Renjun keluar dari mobil. Dengan cepat Renjun menarik lengan Youra agar masuk ke dalam mobil tanpa ada orang lain yang menyadari keberadaan Renjun saat itu. Saat sudah ada di dalam mobil Renjun memegang kening Youra. Ternyata keningnya tidak panas berarti ia tidak demam, atau mungkin hanya pening biasa?
"Aku tak apa, hanya pening biasa."
"Aku khawatir."
"Uuh tuan menyebalkan mengkhawatirkan aku, suatu kehormatan bukan?" Gurau Youra.
Renjun mendengus, "Masih saja bercanda."
Youra terkekeh. Lalu Renjun pun menancapkan gas nya. Saat perjalanan Youra memilih untuk istirahat, siapa tahu pening-nya hilang saat ia terbangun nanti.
Tapi sebelum Youra tertidur Renjun memutuskan untuk menggenggam tangan Youra selama perjalanan. Youra pun tidak terganggu dengan keputusan Renjun. Saat Renjun meminggirkan mobilnya untuk membenahi posisi Youra, Renjun terkejut dengan adanya darah yang mengalir dari hidung Youra.
"Ah pasti ia sangat lelah sampai mimisan." Ucapnya sembari menyeka darah yang keluar dari hidung Youra.
--•--
Keep scrolling up and press the star!
--tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet • Huang Renjun✓
Fiksi PenggemarIt's not easy to hide a relationship. ©2020, klabtt.