Hujan malam ini tak turun ke bumi, apa mungkin sang Illahi murka kepada kami???, Ah enggan hati mencaci, serta hamba memang tak layak dipuji.
Jerami kusut dikoyak angin, jarum hilang digusur air, murka!!! Sebab rencana tak sesuai asa. Aku, sang muda meraja, melangit tinggi bagai bidadari, hidup di bumi dengan asi, tetes darah mengalir, mengalir menjelma mimpi, mimpi sang pejuang, pejuang kehidupan.
Terjang lautan badai menghadang, hantam gelombang angin mencekam, benturan karang rapuhkan, kemana raga berlabuh disana tempat kita berteduh. Kepada Tuhan kembali jalan, berlari kelak menuju angan, Kepada tekad usaha sampai, dengan yakin mimpi tercapai.
Arviansyah
Desember 2019
![](https://img.wattpad.com/cover/200640754-288-k223336.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantika Sejarah
PoesíaMungkin seseorang pernah merasa dirinya tak berdaya, mengisi ruang sejarah kehidupannya manusia niscaya tak selalu bertemu dengan bahagia, ada hal yang membuat mereka kecewa, tapi malam membuat dirinya bertanya, "siapa yg membuat aku terluka?", tapi...