Dirikan Cinta Jangan Jatuh Cinta

19 0 0
                                    

Andai tahu, malam hari sunyi menyendiri
Setiap angin yang kau rasakan sungguh membawa pesan yang tak terucap lewat hati nurani
Lamunanku tersentak tiba-tiba seseorang datang mendekap,
Ternyata mimpi, dan setiap mimpi terjadi karena tak sempat terucap lewat harap

Hidup memang permainan yang penuh canda,
Bagaimana cara kita tertawa dan bahagia melewatinya
Hidup terkadang hadir memberi makna, tapi manusia lupa memberi cinta

"Jatuh Cinta"
Dua prosa yang bersatu membawa tanya,
Dua makna yang menjelma jadi nyata
Dua insan yang bersatu membawa rasa

Puan, sungguh ketika jatuh cinta, hal-hal yang terjadi bisa membawa luka dan derita,
Sebanyak apapun derita akan buta pada tempatnya,
Sebanyak apapun luka akan tunduk pada kasihnya.

Engkau, diriku, dan kita semua, sadar bahwa jatuh cinta adalah persiapan manusia untuk mengobati luka, Sesekali jangan jatuh cinta cobalah dirikan cinta,

Hari berganti, minggu berlalu, bulan berjalan, tahun lambat laun kelam menyusun rindu yang tak kunjung padam.

Tak tahu, bagaimana diri mengucap kekaguman, bagaimana diri menjawab pertanyaan, bagaimana diri melerai kerinduan, bagaimana diri mewujudkan impian, Aku percaya bahwa waktu adalah jawaban dari segala permasalahan tapi nyatanya waktu tak kunjung menyelesaikan.

Puan, memang tak mungkin mengungkap segala fakta yang terjadi lewat realita, kata-katapun tak sanggup mewakilkan satu dua cinta, hanya doa dan doa yang mampu mengguncang seisi dunia, bahkan alam semesta bisa mendengar dan Tuhan jadi persaksian bahwa segelintir manusia tak semua mampu menyampaikan rasa dan hanya mampu memendam tanpa tau harus berbuat apa.

Hal yang kuingat, mainan tua terpampang, dilihat setiap malam, pengunjung hadir berdatangan menyaksikan debunya, dan bertanya, "kenapa tak kau bersihkan?" Kemudian dijawab "biar saja, biar saja debunya makin menggelap, agar menjadi saksi mungkin debu itu adalah rindu yang dia berikan tapi tidak dengan perantara lisan",

Secarik kertas yang masih kusimpan, berisi untaian harapan, simpul senyuman terlihat dari tulisannya yang penuh kepastian.

Tuhan Maha Berkehendak, Pengampun dan Penyayang, tapi salahku tak terlalu akrab dengan Nya, mungkin ketika aku ingin senyuman dan berdoa pada Nya, Dia bisa saja memberiku.

Tapi manusia? hanya jelmaan Tuhan, yang bisa mengampuni dan menyayangi tanpa "Maha", tapi salahku menahan diri dan memendam senyuman pribadi, dan akhirnya sadar bahwa kenyataan memang kejam kelam temaram.

Arviansyah_September_2020_

Romantika SejarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang