Menjalani hari seperti menghibur diri, semenjak kau hadirkan luka didada, entah hal apa yang dapat memperbaiki, mungkin pergi menjadi jalan mengapai makna.
Kopi dan cinta menjadi bumbu semesta, mungkin diriku tak bisa menghilangkan rasa, tapi akan aku tuangkan rasa itu menjadi doa, sampai kehendak berkata "hai manusia kau curahkan doa dan usaha, kau tak putus asa hadapi sengsara, kau hadirkan makna yang menjelma jadi nyata".
Selain cinta, mungkin kehidupan berpihak memberi jalan, dengan tegar lalui hantaman, berbagai benturan dan desakan, seolah diri ini hilang akan bayangan masa silam yang kelam.
Waktu pagi menjelma, terbesit dihati ingin rasanya kembali, tetapi fajar menyapa diri seolah mengingatkan jangan sampai luka datang berkali-kali, pahitnya kopi memperkuat ingatan seolah berkata "tak usah kembali,,, dirimu bahagia disini!!!".
Dengan tegar hadapi hidup tanpa gentar, diri sadar bahwa bangkit menjadi jawaban, seolah tegaskan masa depan, bahagia menunggu manusia jika dirinya mampu melawan rasa kecewa dan terlena.
Arviansyah
Oktober 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantika Sejarah
PuisiMungkin seseorang pernah merasa dirinya tak berdaya, mengisi ruang sejarah kehidupannya manusia niscaya tak selalu bertemu dengan bahagia, ada hal yang membuat mereka kecewa, tapi malam membuat dirinya bertanya, "siapa yg membuat aku terluka?", tapi...