Dua

69 9 2
                                    

"Berubah itu perihal yang nggak gampang, Tar." -Dio

.
.
.
.

Dengan rasa menggebu - gebu, Tari masih menatap kepergian Virzha yang semakin lama kian menjauh. Dan tak sedikitpun niat Virzha untuk berbalik sekadar melihat Tari. Entah bagaimana Tari bisa bertahan selama satu tahun lamanya dengan Virzha.

Ini bukan kali pertama atau kedua Tari dan Virzha bertengkar. Selama satu tahun selalu saja ada permasalahan ditengah mereka. Virzha yang selalu meledak - ledakkan emosinya dan tak pernah mencoba untuk berpikir jernih sedikitpun. Hanya bisa menyalahkan Tari yang jelas - jelas diam.

Tari sudah mencoba sabar dengan semua sikap Virzha selama ini. Walaupun Virzha seperti itu, Tari tetap menyayangi Virzha. Baik dari keluarga Tari dan Virzha sudah mengenal satu sama lain. Dan Tari mencoba untuk mempertahankan hubungan yang sebenarnya Tari sendiri pun merasa lelah jika harus selalu mengalah dan mengerti posisi Virzha. Sedangkan Virzha saja tak sedikitpun terlintas untuk bersikap demikian. Intropeksi diri dong Virzha:')

"Kenapa Tar?" tanya Shena setelah melihat Tari berjalan masuk dengan mata berkaca - kaca. Hati Tari sedang tak karuan.

"Biasa lah Shen, kayak lo nggak tahu Virzha aja," hafal Tari sambil menghela napas seakan ia merasa sangat lelah dan tak heran dengan sikap Virzha yang selalu seperti ini.

"Virzha khawatir sama lo Tar, makanya dia kayak gitu," lanjut Dio mencoba menetralkan perasaan Tari yang sedang tidak baik.

Tari menatap Dio dan Shena secara bergantian. "Kadang gue capek aja gitu ngadepin sikapnya Virzha yang nggak pernah berubah. Gue bertahan sejauh ini sama Virzha, karena gue yakin dia bisa berubah. Tapi nyatanya apa?" jelas Tari dengan suara parau menahan tangis agar tidak pecah.

"Berubah itu perihal yang nggak gampang, Tar. Gue yakin kok suatu saat nanti Virzha bisa berubah. Virzha cuma butuh waktu untuk berubah. Dan gue yakin, dibalik itu semua Virzha sayang banget sama lo," ungkap Dio menenangkan Tari.

"Iya Tar, gue yakin kok Virzha bisa berubah. Dia cuma khawatir sama lo," sambung Shena sambil mengelus - elus pundak Tari.

Tari mengangguk - anggukan kepala seraya tersenyum bergantian ke arah Shena dan Dio. "Makasih banget ya, kalian selalu bisa bikin hati gue mendadak tenang setelah dibuat kaku sama Virzha."

Sepulang sekolah seperti biasa Tari, Shena, dan Dio menuju kearah parkiran bersama. Dan saat mereka berjalan sambil mengobrol, disana terlihat Virzha sedang menatap mereka dari kejauhan. Sepertinya Virzha sengaja menunggu Tari.

"Tar, ada Virzha tuh," ucap Dio, "Gue sama Shena duluan ya. Lo perlu bicara sama Virzha. Selesaikan masalah kalian ya," lanjut Dio sambil menepuk - nepuk pundak Tari sambil tersenyum manis.

Tari hanya diam tak bergeming dan berjalan menuju parkiran. Sebenarnya, Tari sangat malas bertemu dengan Virzha. 'Bertengkar lagi, meledak lagi, bikin ulah lagi,' batin Tari.

"Hai Tar ...." Virzha menyapa santai seolah pagi tadi tidak terjadi apa - apa dan semuanya berjalan dengan baik - baik saja.
Tari tersenyum paksa seolah muak dengan tingkah Virzha.

"Mm, Tar ... Aku mau minta maaf." Virzha berucap dengan raut muka penuh sesal. Entah benar menyesal atau hanya berpura - pura saja. "Nggak seharusnya aku bersikap kayak tadi ke kamu. Aku salah. Aku minta maaf, ya?" sambung Virzha menatap Tari penuh arti.

Tari hanya diam saja. Lelah. Itu yang terlintas didalam hatinya. Selalu seperti ini. Meledak - ledak. Memperbesar masalah. Menyalahkan Tari. Merasa paling benar. Meminta maaf. Dan mengulanginya lagi. Tari sudah sangat hafal dengan semua sikap Virzha terhadapnya.

~~~~~

Holaaa^^

Menurut kalian Tari bakal maafin Virzha nggak?

Kasian ya Tari:( Sabar banget kan ngadepin sikapnya Virzha yang semaunya sendiri sama Tari.

Semoga setelah ini Tari selalu merasa senang yaaa.

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan comment ya guys❤️

Karena itu semua adalah penyemangat bagiku❤️

-Rahmika Anjani-

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang