Dua Puluh Empat

18 3 0
                                    

"Semua orang berhak memilih yang lebih baik. Dan mungkin memang bukan aku orang baik yang kamu cari." -Virzha

-Part ini khusus hanya Tari dan Virzha.-

🌈

Akhirnya dengan berat hati Tari bersedia untuk ikut dengan Virzha. Sungguh, ini bukan kemauannya. Didalam sana ada rasa tak tega pada Dio dan juga kesal, tentunya. Jelas saja. Bagaimana tidak, Tari meminta pertolongan untuk dibebaskan dari kondisi yang tidak diinginkannya, tetapi Dio hanya diam. Dan akhirnya, mau tidak mau Tari memang harus ikut dengan Virzha. Semoga tidak terjadi apa - apa.

Sebenarnya apa sih tujuan Virzha mengajak Tari bertemu? Hanya untuk memupuk luka dan rasa sakit lagi? Kembali menyakiti Tari dan kembali bertengkar? Bertengkar tanpa ada kata maaf dan penyelesaian? Andalan mereka adalah menghindar. Dan percayalah, menghindar tidak akan pernah menyelesaikan masalah.

"Jadi, sebenernya ada apa?"

Tari mencoba to the point. Ia tidak ingin berlama - lama dengan Virzha. Jelas, rasa tak enaknya pada Dio lebih besar daripada Virzha. Tentu saja. Karena, Tari sudah berjanji dengan Dio untuk pergi dan harus dibatalkan karena Virzha.

"Aku mau ngomong sesuatu ke kamu."

"Silahkan."

Cuek dan datar. Itulah raut wajah Tari saat ini. Bisakah Tari untuk berbaik hati sedikit saja pada Virzha? Setidaknya berpura - pura baik pada Virzha. Mengumbar senyum, contohnya.

"Setelah ujian nasional, aku bakal pergi ke Bandung dan menetap disana."

Tari memandang Virzha dengan penuh antusias. Ia penasaran apa yang selanjutnya akan dikatakan oleh Virzha.

"Dan aku berniat untuk kuliah disana."

Tari menganggukkan kepalanya tanda mengerti dan masih setia memandangi Virzha dengan serius.

"Aku mau kita tetep pacaran meskipun harus LDR."

Deg.

Tari merasa ada yang menghantam dadanya. Bolehkah Tari tidak suka? Bolehkah Tari menolak? Yang Tari inginkan bukan LDR. Tari hanya ingin hubungannya selesai sampai disini.

"Itu emang mauku. Tapi, aku nggak tau gimana mau kamu."

Tari masih terdiam dan sedikit menegakkan posisi tubuhnya.

"Aku nggak tau bakal ke Jakarta kapan. Karena, aku harus ikut mama yang pindah ke Bandung. Aku harap kamu ngerti, Tar."

Tari menghela napasnya dan menganggukkan kepalanya. "Aku ngerti kok."

"Jadi, gimana?"

"Kamu bakal terus sama aku kan?"

"Kita tetep sama - sama, kan? Walaupun harus LDR?"

Tari masih termenung dengan semua perkataan Virzha.

Apakah kali ini Tari harus benar - benar jujur pada Virzha? Mengatakan semuanya? Walaupun nantinya akan sangat menyakiti Virzha. Tetapi, tetap bertahan pun hanya akan saling menyakiti juga. Serba salah bukan?

"Tar, jawab aku. Ya atau tidak?"

Tari diam menundukkan kepalanya. Sejujurnya, ia sangat bingung. Apakah Virzha akan menerima, jika saja jawaban Tari adalah Tidak.

"Sepertinya diamnya kamu adalah jawaban buat aku, Tar."

"Bilang aja apa yang mau kamu sampein ke aku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang