Enam Belas

32 7 0
                                    

Mungkin diam adalah cara terbaik untuk membela diri. Tak perlu berkata panjang lebar yang kenyataannya hanya sebuah kesalahan. - Mistake
.
.
.
Happy Satnight^^
Selamat membaca❤️
Semoga suka ya❤️
Maaf apabila banyak typo dimana - mana.
.
.
.

Hari ini adalah hari minggu. Hari dimana waktunya untuk bersantai sejenak. Meninggalkan segala beban yang mengganggu pikiran. Meninggalkan segala aturan yang mengekang disetiap waktu. Mulai memanjakan diri dengan hal - hal sederhana, tetapi menimbulkan rasa bahagia.

Pagi ini cerah. Matahari bersinar dengan seberkas cahaya yang menyinari dunia. Daun - daun serta rerumputan hijau terlihat basah karena tetesan embun dipagi hari.

Tari dan Shena sudah bersiap untuk lari pagi. Dilihatnya, Tari yang sudah siap dengan baju putih polos yang dimasukkan kedalam celana training panjangnya, tak lupa dilengkapi dengan cardigan hitam, dan sepatu kets berwarna hitam putih miliknya, terlihat simple tetapi terkesan cantik. Rambut kuncir kuda yang berantakan menyisakan anak rambut yang mulai berjatuhan menambah kesan cantiknya.

Tari memang bukan wanita yang feminine. Ia menyukai warna - warna gelap dan netral. Tari memang bisa menjadi seorang yang tomboy dan bisa pula menjadi seorang yang feminine. Feminine terlihat rumit bagi Tari. Tari lebih menyukai penampilan yang simple tetapi terkesan apik.

"Dio jadi ikut, Shen?"

Tari mengunci pintu pagarnya sambil menoleh kearah Shena yang sedang sibuk mengangkat ponselnya didepan wajahnya, berselfie ria.

"Jadi. Dia tunggu di taman deket komplek."

Tari hanya menganggukan kepala tanda mengerti. Dan mulai menghampiri Shena.

"Eh, sini foto dulu mumpung masih fresh, nih mukanya." Shena merapatkan tubuhnya dan memasangkan kamera ponsel tepat didepan wajah mereka.

"Ih, gue nggak ikut, ah males. Lagi nggak mood foto," tolak Tari sambil menggeserkan tubuhnya, menjauh dari Shena.

"Yah, gitu banget lo. Sok - sok an. Malesin ah, nggak asik lo!" Shena menatap Tari sinis. Dan mulai asyik selfie kembali.

"Lo aja deh puasin selfie dulu. Nanti kalo udah mood dan nemu spot bagus baru gue foto," jelas Tari berlari lebih dulu meninggalkan Shena.

"Eh, tungguin dong, Tar." Shena mematikan ponselnya dan memasukan kedalam saku celananya, lalu mengejar Tari.

***

Tari dan Shena sudah sampai di taman dekat komplek rumahnya. Memang tidak terlalu jauh hanya membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit saja.

Taman yang mereka datangi cukup ramai.  Karena, mungkin sedang weekend. Dan terlihat banyak anak kecil yang sedang bermain dengan kedua orangtuanya, atau sekadar duduk - duduk, dan ada juga yang sedang bermain di arena permainan. Disana, ada banyak pedagang kaki lima yang sengaja memangkal di luar area taman.

Shena terlihat celingak celinguk mencari Dio, sambil berkali - kali melihat ponselnya. Berharap Dio mengirimkan pesan padanya.

"Dio mana, sih? Bilangnya udah sampe."

"Coba dicari, Shen. Lokasi dia dimana?"

Shena masih fokus dengan ponselnya. "Nggak jauh dari sini, sih. Biarin aja deh, dia yang suruh kesini."

Tak lama setelahnya, Dio datang menghampiri Tari dan Shena.

"Nah, ini dia bocahnya." Shena mematikan ponselnya.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang