Pertunangan

658 34 4
                                    

Enjoy
~~~~

Aku harus ikuti saja alur yang mereka buat
Karna aku tidak ingin melihat orang tua ku kecewa.

Hari minggu pagi ini, rencananya keluarga Ardianto akan berkunjung ke rumah Keluarga Ardiyasa.

Rian sudah bersiap, sebenarnya ia malas sekali. Tapi mau tak mau ia harus mengikuti alur yang dibuat oleh Bapaknya itu.

Bapaknya sudah menunggunya di ruang tengah, rumah kediaman Ardianto cukup megah dan besar. Tapi Rian tidak pernah menghiraukan itu, Rian tidak pernah menghabiskan uang orang tuanya, bahkan ia sekolah saja dengan hasil keringatnya sendiri, ia tidak mau menjadi manja. Ia ingin hidup mandiri.

Bapak Rian berdecak.

"Yan, cepet loh nanti kita terlambat" perintah Bapak

Rian memasukan tubuhnya kedalam mobil milik Bapaknya itu. Serta Ibu dan Bapaknya, dan mereka langsung menuju kediaman Ardiyasa.

#

Dikediaman Ardiyasa, Alenta sedang mengurung diri dikamarnya. Ia benar-benar sangat kesal dengan Ayahnya. Namun mau tak mau ia harus menerima perjodohan itu karna ia tidak mau menjadi anak durhaka karna melawan perintah orang tua.

Bunda masuk kedalam kamar Alenta, terkekeh melihat Putri sematawayangnya itu masih diatas kasur dengan rambut acak acakan, sepertinya Alenta belum mandi.

"Loh sayang, kok belum mandi? Ayuk sana mandi keluarga Ardianto sudah mau menuju kesini" kata Bunda mengelus kepala Alenta.

Alenta memamerkan wajah melasnya, berharap Bunda mau membujuk Ayah agar Dia tidak jadi dijodohkan.

"Bun, Alen gk mau dijodohkan, Alen masih sekolah, kalau Alen nikah terus sekolah Alen gimana" ujar Alenta dengan wajah melasnya.

"Sayang, kamu jalani aja dulu, ini yang terbaik untuk kamu, Bunda gk mau kamu sendirian gk ada yang jagain, dan untuk sekolah kamu, kamu masih bisa lanjut sekolah seperti biasa kok, dan pernikahan ini cuma ikatan saja, kamu masih terkaku muda sayang" Lerai Bunda.

Bunda tau Alenta masih terlalu muda, tapi kenapa setujui perjodohan itu.

"Tapi bun, gimana kalau orang yang dijodohin sama Alen itu jahat, Alen takut dia kasar" Alenta tak kehabisan cara untuk membujuk Bunda.

"Bunda yakin, kalau dia anak baik, dia juga bisa jaga kamu, percaya sama bunda dia tidak akan nyakitin kamu" kata Bunda dengan lembut.

"Tapi bun," Alenta masih merengek

"Udah sana mandi, terus pakai baju yang rapi" suruh Bunda.

Alenta nyerah, pertahanan Bunda sangat kokoh gk bisa dirobohkan walaupun dengan wajah melas sekali pun.

Akhirnya pasrah Alenta mengambil handuk dan masuk kekamar mandi.

Bundu yang melihat tingkah anaknya itu hanya terkekeh.

"Bunda yakin, dia pasti bisa menjaga kamu sayang" Ujar Bunda tersenyum.

Tak butuh waktu lama kini Alenta sudah selesai mandi.

Ia mengeringkan Rambutnya dengan handuk kecil.

"Sini, Bunda udah siapin baju untuk kamu" kata Bunda menunjuk baju yang ada diatas kasur.

Alenta memperhatikan baju itu.

"Udah jangan bengong, cepat ganti baju, nanti bunda jemput"

Bunda keluar dari kamar Alenta, seperginya Bunda, Alenta masih saja terpaku, entah apa yang dia rasakan.

Was Married [Mr.Ardianto]Where stories live. Discover now