Back to Jakarta

594 27 0
                                    

Enjoy!!!

Selamat datang dunia baruku, semoga semesta memberikan ruang tenangnya.

Keluarga Ardiyasa sudah kembali ke Jakarta tak lupa dengan Rian dan Alenta. Mereka berdua melakukan aktivitas seperti biasanya. Rian kembali ke pelatnas untuk berlatih dan Alenta kembali bersekolah untuk menimba ilmu.

Pagi yang cerah, sepasang makhluk tuhan sedang berada dimeja makan menikmati sarapannya masing masing. Seperti biasa, tidak ada percakapan diantara mereka hanya ada suara dencingan sendok dan garpu saja.

Setelah selesai sarapan, rencananya Rian mengantar Alenta ke sekolahnya.

Pria itu menghampiri Alenta yang sedang mengikat tali sepatunya.
Ia memperhatikan pergerakan Alenta.

Alenta tidak sadar kalau Rian sedang memperhatikannya, karna ia terlalu sibuk mengikat tali sepatunya, berkali-kali ia mencoba namun salah terus.

Ada apa ini Alenta, kok tiba-tiba jadi gini? Masa ngikat tali sepatu aja susahnya kaya begini sih, gadis itu mulai tampak kesal sepatu nya tak kunjung terikat dengan baik padahal ia harus cepat-cepat sampai kesekolah.

Rian mendekati Alenta, ia menunduk dan mengambil tali sepatu yang dari tangan Alenta lalu mengikatnya.

Alenta kaget, ia terdiam mengamati pergerakan Rian yang dengan tenang mengikat tali sepatu yang ada dikaki Alenta itu dengan benar.

Tanpa suara Rian masih mengikatnya, dengan sekejap sepasang sepatu itu terikat dengan rapi, Rian kembali berdiri.

Kini matanya terarah kepada Alenta yang dari tadi merasa bodoh karna tidak bisa mengikat tali sepatunya sendiri.

Aduh Alenta! Bodoh kenapa ngikat tali sepatu aja gk bisa? Jangan sampai Rian mengira kalau itu hanya modus Alenta saja.

"Kalo masang tali sepatu itu jangan buru-buru" suara Rian membuat Alenta tersadar.

Gadis itu berdecak, ia berdiri lalu mengambil tas yang berada disampingnya.

"Ya kan gue emang buru-buru mau kesekolah, gue bisa pake sendiri padalah"ujar Alenta ia tidak kehabisan cara asal tidak membuat gengsi pada Rian.

"Kalo bisa sendiri, kenapa tadi salah terus, itu sepatu kaya gitu saya juga yang ngikatnya" balas Rian dengan nada kalem

"Gue gk minta lo buat bantuin ngikat sepatu ini, jangan harap lo dapat ucapan terima kasih dari gue" Alenta terus ngedumel.

Rian hanya diam saja, ia tak mau meneruskan pembicaraan tidak penting ini karna nanti akan berujung perdebatan.

Sebenarnya ia hanya males meladeni Alenta, karna gadis terlalu bawel dan cerewet. Rian harus bisa nahan sabar, tapi percaya kok jombang kan kalem jadi bisa lah nahan sabar ngadepin Alenta.

Rian melangkahkan kakinya meninggalkan Alenta yang berdiri ditempat dengan celotehannya. Lima langkah Rian tertahan.

"Mau nerusin ngocehnya? Apa mau berangkat sekolah?" tanya Rian menoleh kearah Alenta.

Alenta tersadar, ia buru-buru berjalan mendahului Rian.

"Aduhh iya, Yan cepet deh awas nanti kalau gue telat ini salah lo"Alenta melangkahkan kakinya lebih cepat menginggalkan Rian yang hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Alenta.

Rian seberapa kuat kesabaran kamu menghadapi istri seperti Alenta ini. Kamu harus super sabar, suami baik.

Setelah itu, kini mereka sudah berada didalam mobil Rian.

Rian menjalankan mobilnya, diperjalanan tidak ada terdengar suara orang ngobrol, hening hanya suara mesin mobil yang lalu lalang diluar sana.

Alenta merasa jengkel ia berinisiatif menyalakan radio yang ada dimobil Rian, namun saat tangannya ingin menekan tombol on di radio itu tangan Rian juga meraih tombol itu. Dan tangan mereka berdua bersentuhan.

Was Married [Mr.Ardianto]Where stories live. Discover now