35 ✈️ Lost

40.7K 1.5K 37
                                    

Seorang wanita berambut bergelombang terlihat memasuki sebuah restoran cepat saji dan langsung menghampiri seorang pria yang tengah duduk sendirian di dekat jendela.

"Bagaimana? Barusan aku pergi ke kantornya tapi kata orang-orang di sana, dia tidak ada karena sedang keluar negeri," ujar wanita itu langsung, tanpa basa-basi.

"Mereka pergi ke Malta," ucap pria itu sesaat setelah menyesap kopi yang dia pesan.

"Sial! Beberapa hari lalu aku hampir saja berhasil memasuki mansion Lucas, namun pengawal dari mantan mertuaku mengetahui keberadaanku."

"Kalian tidak pernah menikah." Pria itu terkekeh pelan. "Bagaimana rencanamu selanjutnya? Anakmu dulu atau wanita itu?"

Rebecca melipat tangannya di depan dada. "Gishla. Aku yakin baik Lucas ataupun Orchidia akan melakukan melakukan apa pun demi Gishla."

Robert terkekeh pelan. "Bagaimana rencanamu selanjutnya? Kau ingin menculik Gishla?"

Rebecca mengunggingkan senyum miring. "Kau ikut denganku ke Malta."

✈️✈️✈️

"Ayolah, aku ingin keluar, Lucas," rengek Orchidia sembari menarik tangan Lucas.

Pria itu malah bergeming, semakin menenggelamkan diri dalam gulungan selimut hangat.

Ini adalah hari kedua di Malta. Hari pertama di Malta, Orchidia diam di villa karena Lucas melarangnya keluar dengan alasan masih harus istirahat setelah perjalanan panjang mereka.

Orchidia mengerang kesal. Lucas sangat susah sekali bangun. Semalam memang Lucas terjaga, katanya tidak bisa tidur.

Wanita itu menghela napas kesal lalu menyambar tas jinjingnya dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

"Nyonya mau kemana?" tanya Bailey yang kebetulan bertemu dengan Orchidia di ujung tangga.

"Keluar. Aku bosan. Bilang saja pada Lucas. Dia masih tidur," ucap Orchidia ketus.

"Tapi, Nyonya—"

"Diamlah!" ketus Orchidia lalu ia segera melanjutkan langkahnya.

Orchidia tidak tau jika ia keluar, mood-nya akan membaik atau tidak. Yang pasti jika ia terus di sini maka mood-nya akan semakin turun.

Orchidia pergi diantar oleh Bailey dan beberapa orang lagi. Pria itu memaksa untuk menemani agar Orchidia aman. Padahal jika sendiri pun, Orchidia tidak masalah.

"Aku ingin makan pasta. Antar aku ke restoran," ucap Orchidia sembari memainkan ponselnya.

Ia sedang membalas beberapa pesan dari teman-temannya, sesekali tangannya mengusap perutnya yang mulai membesar dri luar baju.

Rasanya senang sekali. Rasa senang yang tidak pernah Orchida rasakan selama hidupnya. Ternyata begini rasanya mengandung, rasanya luar biasa hebat.

Orchidia berharap, apapun jenis kelamin anaknya nanti, dia harus selalu sehat.

Beberapa kemudian, mobil yang dikendarainya sampai di depan sebuah restoran pasta. Orchidia bergegas keluar dari mobil dan memasuki restoran tersebut.

"Jangan mengikutiku. Kalian di sini saja," ucap Orchidia kepada semua orang yang mengikutinya.

Bailey tidak mendengarkan. Pria itu tetap masuk mengikuti Orchidia ke dalam restoran. Namun pria itu duduk di meja terpisah, tidak begitu jauh dari tempat Orchidia duduk.

Setengah jam Orchidia habiskan di restoran itu untuk menikmati satu porsi pasta.

"Nyonya, Tuan Lucas menyuruh untuk segera kembali," ujar Bailey yang mendatangi meja Orchidia.

My Flight AttendantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang