Lucas menatap foto pernikahannya dengan Orchidia tanpa berkedip. Tatapan mata pria itu kosong, sama seperti hidupnya yang kosong tanpa Orchidia.
Mengapa Orchidia pergi?
Selama ini—terhitung sudah dua bulan sejak kepergian Orchidia yang entah kemana—Lucas selalu berpikir dimana letak kesalahannya. Apa Orchidia marah karena ia meninggalkannya terlalu lama? Atau sebab lain?
Lucas merasa kekuasaannya tidak berguna sekarang. Dulu ia selalu bisa melakukan apa pun dengan kekuasaan dan kekayaan yang ia punya. Namun kali ini, menemukan Orchidia saja, Lucas tidak bisa. Padahal ia yakin, Orchidia masih ada di Amerika, mungkin masih berada di New York juga.
"Lucas...," panggil Maria.
Pria itu menghela napas. "Pergi, Mom. Aku sedang tidak ingin diganggu."
"Tapi kau belum makan sejak kemarin. Bagaimana bisa Mommy tenang, Lucas? Ayolah, kau harus makan."
"Aku tidak nafsu makan, Mom," sahut Lucas datar. "Lebih baik Mom keluar, ajak main Gishla agar dia tidak terlalu memikirkanku."
Maria menghela napas lalu melangkahkan kakinya mendekati Lucas yang sedang duduk di sofa. Ia bisa melihat ada dua botol wine di atas meja beserta gelasnya dan asbak yang dipenuhi puntung rokok.
"Kau bisa sakit, Nak," ucap Maria lembut setelah duduk di samping Lucas.
Lucas memejamkan mata lalu mengusap wajahnya frustasi. Pria itu tampak kacau tanpa Orchidia. Lucas adalah tipe orang yang rapih dan selalu mementingkan penampilan. Namun sekarang Lucas benar-benar kacau. Bulu-bulu halus mulai tumbuh di sekitar rahangnya, kantung mata yang tebal dan berwarna hitam. Bahkan sekarang Lucas mengidap insomnia parah.
"Aku hanya ingin Orchidia, Mom," ucap Lucas lirih. "Mengapa aku tidak bisa menemukannya hingga saat ini?"
Maria menarik Lucas hingga berakhir di pelukannya. Ia mengerti perasaan Lucas sekarang. Sebagai suami, kehilangan istri yang begitu dicintainya benar-benar menghancurkan hidup Lucas. Maria tau betapa hancurnya Lucas sekarang.
"Jangan seperti ini. Mommy tidak bisa melihatmu seperti ini," bisik Maria. "Mommy mohon. Kau harus kuat, setidaknya untuk Gishla."
Lucas menunduk lalu mengusap air matanya lalu menatap Maria. "Apa aku harus melepaskan Orchidia?"
✈️✈️✈️
Satu bulan berlalu, keadaan masih sama. Orchidia masih belum ditemukan dan Lucas tampak semakin kacau.
Pria itu sudah kembali ke kantor sejak satu minggu yang lalu, menyibukkan diri dengan pekerjaan yang menggunung semenjak kepergian Orchidia. Tak jarang Lucas juga menginap di kantor daripada pulang. Ia sudah jarang bertegur sapa dengan orang-orang. Hanya dengan Gishla saja, Lucas bisa kembali hangat. Namun tidak sehangat saat ada Orchidia.
Lucas menghela napas lalu menggelengkan kepalanya pelan, berusaha memfokuskan pikirannya pada pekerjaan. Lucas tidak menyerah dalam pencarian Orchidia, hanya saja ia sedang lelah sekarang. Semua usahanya tidak membuahkan hasil. Lucas sudah mengunjungi tempat-tempat yang memungkinkan menjadi tempat persembunyian Orchidia, namun hasilnya tetap sama.
"Sir," panggil Bailey yang baru saja masuk ke ruangannya setelah mengetuk pintu. "Maaf menganggu. Ada hal yang harus saya sampaikan."
Lucas tidak menyahut, tidak pula menoleh. Matanya masih menatap komputer dan berkas secara bergantian, namun ia tetap mendengarkan penjelasan Bailey.
"Kami berhasil melacak keberadaan Nyonya Orchidia dari kartu kreditnya, Sir."
Lucas langsung menoleh. "Maksudmu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Flight Attendant
Romance[DITERBITKAN OLEH YOUTH PUBLISHING] [Tersedia di toko buku online] Orchidia Ashlee, seorang pramugari dari salah satu maskapai terkemuka didunia, Franklin Airlines. Wanita cantik yang telah mempunyai ribuan jam terbang ke seluruh dunia. Hidupnya mew...