[ 14 ] first love 5

67 4 2
                                    

🌸🌸🌸

     "Jahat banget sih Al!" Ucap Mila lalu melahap baksonya.

     "Terus Faiz gimana?" Tanya Naila.

     "Ya... kita sahabatan kayak dulu lagi." Ucapku santai sambil menambahkan beberapa sendok sambal ke mangkuk, "Terus kalian pengen tau nggak yang terjadi selanjutnya?" Setelah mereka bertiga menganggukan kepalanya, aku melanjutkan ucapanku, "Gue dipeluk sama Faiz dan parahnya papa gue ternyata juga disana!"

     "Hah! busett gue gak bisa bayangin, pasti lo kena marah kan? iya kan?" Ucap Vira heboh.

     "Siang." Sapa Kak Hanif yang tiba- tiba datang dan duduk di sebelahku.

     Aku memberi kode pada Vira yang duduk di sebelah kanan ku agar sedikit bergeser karena posisiku yang terlalu berdempatan dengan Kak Hanif.

     "S-siang kak." Jawabku mewakili ketiga temanku yang masih sibuk dengan baksonya.

     "Apa! sayang?" Cetus Mila, aku melotot kearahnya, "Lo budek apa tuli sih? orang gue bilang siang."

     "Elah.. canda Al." Ucap Mila.

     "Ini mie ayam nya, ganteng." Ucap Bu Imah mengantarkan mie ayam yang sepertinya dipesan Kak Hanif.

     "Oh ini pacarnya ya? geulis pisan! Kayak saya waktu masih muda." Lanjut Bu Imah tersenyum kearahku.

     "Kami nggak pacaran kok bu." Jelasku.

     "Kalau begitu, mungkin kalian berdua jodoh, soalnya kalau Bu Imah lihat wajah kalian hampir mirip." Kata Bu Imah.

     "Emang kalo jodoh itu mukanya mirip ya?" Tanya Vira.

     "Kata orang- orang sih gitu." Jawab Bu Imah lalu pergi.

     "Mmm gue putusin mulai sekarang gue mau nyari cowok yang mirip sama gue, siapa tau jodoh gue ada di sekolah ini!" Ucap Vira antusias.

     "Masih aja percaya sama begituan." Ucapku heran.

     "Masa iya mirip sama Kak Hanif, dari mananya coba? eh kenapa aku jadi sering mikirin Kak Hanif sih, apa aku suka beneran?" Batinku sambil melahap bakso terakhirku, tak sengaja mataku menatap kearah Kak Hanif, entah kenapa tiba- tiba aku merasa jantungku berdetak cepat.

     "Apa?" Tanyanya ketika ia mulai sadar jika aku menatapnya.

     "A-apa? enggak ada apa- apa kok kak." Jawabku disambut dengan senyuman kak Hanif yang pasti membuat perempuan manapun melting dibuatnya, sebelum terlarut dalam senyumnya aku memilih mengalihkan pandangan kearah ketiga temanku bergantian, dan ternyata mereka malah tersenyum memandangi Kak Hanif yang mengaduk mie ayamnya.

     Kupastikan, mereka tadi sudah melihat senyum Ketos SMK Bina bangsa yang bisa dibilang langka.

     "Sshh ngapain!" Celetukku kearah mereka bertiga.

🌸🌸🌸

     "Yaampun, padahal gue tadi liat belum ada semenit Al." Gerutu Mila.

     "Iya nih, lo cemburu ya?" Sahut Vira.

     Naila menampar pipi Alysa pelan, "Lo suka kan sama kak Hanif? ngaku!masa cuma gara- gara kita bertiga ikut liat senyumnya kak Hanif, lo ngambek ke kita?"

     "Iya sih, ngapain juga aku marah sama mereka, ah...rasanya beneran deh aku suka sama Kak Hanif." Batin Alysa.

      "Hey, Al ternyata lo doyan bengong ya!" Sentak Vira.

     Alysa menghela nafas lalu tersenyum, "Ih kepo! Ini urusan gue sama perasaan gue kalian nggak perlu tau!"

     "Hmm kali ini gue yakin dari senyum lo kalo lo suka sama Kak Hanip." Sindir Naila.

     Alysa dan ketiga temannya membelalak kaget ketika Bu Shinta sudah siap dengan powerpoint nya yang menampilkan beberapa soal  tentang produk pastry dan bakery.

     "Baik. Jadi, ini bukan ulangan harian, ini tugas kelompok karena saya dengar dari guru lain kalau pembelajaran hari ini hanya sampai jam ke tujuh." Ucap Bu shinta yang sontak membuat seisi kelas bersorak ria.

     Alysa mengacungkan tangannya,
"Tapi bu ada acara apa?"

     "Loh, kamu belum tau? baik anak- anak, nanti ada pelantikan ketua osis baru dan anggota osis baru, setelah itu kalian boleh pulang." Jelas Bu Shinta.

     ___

'Pengumuman kepada seluruh anggota Osis/MPK diharap berkumpul di ruang Osis terimakasih'

     "Nai gue kok nggak liat Kak Hanif ya? dia nggak masuk?" Tanya Alysa mencari keberadaan laki- laki bertubuh jangkung di ruang Osis.

     "Lo gimana sih! baru aja pelantikan ketos, masa udah lupa!" Gumam Naila.

     "Tuh kan bener apa kata gue tadi lo suka kan sama kak Hanif, jujur?" Lanjut Naila.

     "A-apaan enggak." Bual Alysa.

     Naila memutar bola matanya malas, "Udahlah jangan boong, gue tau kalo lo suka!"

     "I-iya Nai, tapi gue nggak ngerti, gue ragu sama perasaan gue!" Ucap Alysa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

     "first love ya?" Tanya Naila, Alysa hanya menaikkan kedua pundaknya bersamaan.

     "Kalian berdua kenapa berdiri di depan pintu?"

     "Eh Kak Febri, i-iya ini kita mau masuk." Jelas Naila.

     Alysa menyenggol tubuh Naila, "Febri apaan sih Nai! panggilannya Ilham." Bisik Alysa.

     Alysa dan Naila buru- buru masuk sebelum mendapatkan ocehan yang kedua kali dari Osis yang pernah membimbing kelasnya.

🌿🌿🌿🌿🌿

Halo hai kakak kakak?

Next👇👇👇

ALYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang