[ 22 ] Best Camp 3

67 4 1
                                    

     Setelah menerima trophy dan sejumlah hadiah, Alysa memilih cepat- cepat berisitirahat dalam tenda, merasa demam panggungnya masih belum hilang sampai saat ini.

    Sejurus kemudian, Hujan mengguyur kawasan ini. Semuanya berlari menuju ke dalam tenda masing-masing. Teman setenda Alysa mengucapkan selamat atas kemenangannya dan dia membalas dengan berjabat tangan. Saat ingin membalas uluran tangan Naila, tubuh Alysa tiba- tiba bergetar hebat, dia menggigil. Perempuan itu baru menyadari jika dia demam, bukan demam panggung melainkan ini demam sungguhan. Tubuhnya begitu lemas tak bertenaga.

     "Al! Penyakit lo gak berbahaya kan?" Tanya Alviana yang jelas tidak dijawab oleh Alysa.

     "Gimana kalo kita bawa ke ruang panitia, Ada yang bawa payung nggak?" Tanya Naila, dan mereka bergeleng dengan serempak.

     Naila, Alviana, dan tiga orang lainnya yang berada satu tenda dengan Alysa panik. Khawatir akan terjadi sesuatu, tapi mereka tidak bisa berbuat apapun. Diluar hujan sangat deras, tidak ada satupun diantara mereka membawa obat- obatan. Bahkan, suara kepanikan mereka terdengar sampai ke telinga penghuni tenda sebelah. Tenda yang juga berisikan enam orang. Tapi, semuanya laki- laki.

    Disisi lain. Jiwa keenam laki- laki itu merasa terpanggil ketika mendengar ada kepanikan di tenda sebelahnya, apalagi suara itu dari tenda perempuan. Ke- enam laki- laki itu hanya mengirim satu orang untuk memeriksa apa yang terjadi, agar panitia tidak curiga.

Laki- laki bermantel itu masuk ke dalam tenda, tapi hanya kepalanya saja karena resleting tenda itu tertutup setengah. Kemunculan laki- laki itu sontak membuat para penghuni tenda berteriak.

    "Sssttt!"  Ucap Ilham sambil menempelkan jari telunjuk ke bibirnya sendiri.

    "Ada apa? aman kan?" Tanya Ilham.

    "Ini kak, kayaknya Ica demam deh kak!"  Jelas Naila sambil menurunkan kepala Alysa dari pangkuannya dan membuka resleting tenda.

    "Kenapa gak kalian bawa keruang panitia? Orang sakit malah ditonton."  Kata Ilham sambil mengangkat tubuh Alysa yang lemas, dia melepas mantelnya dan memakaikan mantel terusan itu ke tubuh Alysa.

     "Alysa mau dibawa kemana kak?" Tanya Alviana.

    "Ke ruang panitia" Cetus Ilham.

   Alysa tidak pingsan, jadi dia bisa mendengar semuanya. Ternyata, laki-laki itu tidak seburuk yang Alysa pikirkan. Ilham menutup wajah Alysa dengan jaketnya agar tidak terkena air hujan, Dia membawa Alysa menuju mobil, sebelumnya dia memang ingin membawa Alysa ke ruang panitia, tapi jika membawanya kesana, pasti panitia- panitia itu akan berpikiran yang macam- macam dan yang pasti, Alysa dan Ilham akan berakhir di ruang BK.

    Alysa mengangkat sedikit jaket Ilham dan melihat ruang panitia baru saja mereka lewati. "Turunin gue! Katanya mau bawa gue ke ruang panitia." Kata Alysa dengan suara tak begitu jelas karena wajahnya tertutup jaket.

    "Lo mau kita masuk BK?" Jelas Ilham tanpa menurunkan Alysa.

    "Kesempatan." Gumam Alysa.

    "Lagipula kita udah sah kan?" Timpal Ilham.

    "Apa sih! Jangan macem- macem lo sama gue!"

     Sesampainya di mobil, Ilham sedikit mendatarkan posisi kursi mobil agar Alysa bisa tidur dengan nyaman. Lalu mengambil roti dan kotak p3k yang berisi obat- obatan.

     "Nih makan." Ucap Ilham sambil menyodorkan sepotong roti.

    "Gak basi kan?" Kata Alysa dengan suara parau.

    "Buat lo jelas gue beri yang basi, ini udah expired dari tahun kemarin." Bual Ilham.

     Alysa mengecek bungkus roti itu dan membaca tulisan masa expired yang masih dua tahun lagi.

    "Terus minum obat ini."

    "Airnya?"

    "Buka jendela, terus tinggal buka mulut lo. Diluar masih ujan." Kata Ilham.

   Alysa mengabaikan ucapan Ilham dan memasukkan obat berbentuk pil itu kedalam mulutnya. "Pait, pait, pait." Ujar Alysa menghadap Ilham.

    "Emang gue tawon apa!"

    "Obatnya pait, g- gue butuh minum, cepet!"

    "Gak ada air. Istri gue yang tolol, minum obatnya itu barengan sama roti, terus kenapa obatnya malah di kunyah." Gerutu Ilham.

    Alysa susah payah menelan saliva nya yang bercampur dengan rasa pait, kemudian melahap roti yang masih tersisa sambil memandang Ilham dengan tatapan sebal.

    "Baju lo basah. Ganti sana, ntar masuk angin." Ucap Alysa.

   Ilham mengambil jaketnya dari kepala Alysa." Gak, gue udah pake jaket."

    "Kan jaket lo juga basah."

    "Lo sih. Pake acara sakit segala, jadi gue kan yang repot, udah lo cepetan tidur, gue mau keluar dulu."

    Alysa diam saja. Dia tak memiliki tenaga untuk membalas ucapan Ilham. Sebenarnya Alysa sedikit bersimpati dengan perhatian Ilham, makanya dia menawarkan agar Ilham ganti baju lebih dulu.

    Tapi harusnya dia tidak menawarkan apapun pada Ilham, dan harusnya percaya pada prasangkanya, tidak mungkin Ilham melakukan semua ini dengan ikhlas sepenuh hati.

    Kali ini petir menemani hujan yang semakin deras. Sudah 15 menit sejak Ilham meninggalkannya, Gadis itu tidak kunjung tidur meskipun obat yang dikonsumsinya menyebabkan rasa kantuk. Terdengar derap langkah seseorang mendekati mobil. Alysa tak khawatir karena mengenali orang itu melalui suara dehemannya. Alysa berpura- pura tidur saat mengetahui pemilik mobil kembali.

    Alysa sedikit membuka matanya melihat apa yang akan dilakukan kepadanya, terlihat Ilham membuka buntalan mantel yang ternyata isinya selimut.

    Dasar bodoh. Batin Alysa dalam hati.
Tubuh Ilham basah kuyup, mantel yang seharusnya membuntal tubuh malah dia gunakan untuk membuntal selimut.

    Saat ini selimut itu tepat berada di atas tubuh Alysa. "Demi aku?" Ucap Alysa dalam hati. Dia dibuat bingung dengan kelakuan Ilham yang notable- nya menjadi suami Alysa saat ini.

      Beberapa menit kemudian, Ilham merebahkan tubuhnya disamping Alysa. Mensejajarkan kursi mobilnya dan tidur dalam keadaan basah kuyup.

   "Tolol!" Ucap Alysa sambil menyelimuti Ilham yang sudah tertidur pulas dengan selimut yang sebelumnya dipakai oleh Alysa.

🌿🌿🌿🌿🌿


Si Ilham emang nyebelin guyss
Nunggu si ilham berubah sikap, kayaknya bakalan lama deh wkwk

I'm come back 😁

Haii semoga tidak bosan dengan cerita yang saya buat😭


ALYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang