[ 27 ] SALAH

44 4 0
                                    

     "Ini apa?" Tanyaku.

     "Kado dari gue."

    Aku mengenal barang ini. Ini paket yang datang bersama martabak manis waktu itu. Tidak ada perubahan. Paket ini masih tetap sama seperti sebelumnya.

      "Oiya. Gue gak sempet bungkus itu kado." Ucapnya.

     "Gakpapa kok, lo ada niatan buat ngasih gue kado aja udah alhamdulillah. Tapi lo tau darimana kalo gue ulang tahun?"

      "Mereka." Ucapnya.

     Aku mengikuti pandangan mata Kak Ilham. Lalu pandanganku terhenti di depan halaman rumah. Ada Kak Rafa, mama juga Papa.

   ___

      "Happy birthday sayang." Ucap Mama dan Kak Rafa bergantian.

       "Selamat ulang ta--- ."


      "Terimakasih." Ucapku memotong ucapan Papa.

      "Ini kado buat kamu." Ucap papa sekali lagi.

      "Maaf pa, tapi aku nggak bisa nerima. Papa jangan pura- pura perhatian ke Ica. Ica udah tau semuanya."

      "Ica, kamu kenapa sih?" Tanya mama

     "Mama tanya sendiri ke Papa. Ma.. Mama terlalu percaya sama papa. Yang sebenarnya papa gak pernah sayang sama Ica."

       "Ca!" Bentak mama.

       "Kamu bicara apa? Papa beneran sayang sama kamu." Ucap Papa.

      Aku tersenyum sinis, "Aku bicara tentang perjodohan ini. Papa jodohin aku cuma untuk bisnis papa aja kan?"

       "Kenapa? Papa bingung? Gimana aku bisa tau semuanya?" Lanjutku.

       "Lo ngomong apa sih Ca?" Bisik Kak Ilham.

      "Iya kak, dia jodohin kita berdua cuma untuk bisnis aja. Aku udah denger semua yang Papa sama Pak Doni bicarain."

     "Dengerin penjelasan papa. Kamu salah paham!"

     "....."

     "Seharusnya kamu gak kayak gini ke papa!"

     "Seharusnya papa juga gak ngelakuin ini ke Ica!" Ucapku sambil membanting pintu kamar.

🌸🌸🌸


     Pukul 23.31

     Alysa masih terjaga.  Dia merasa  terbebani setelah melampiaskan segalanya. Rasanya tidak pantas seorang anak mempertanyakan kasih sayang orangtuanya. Tapi bagaimana lagi, Alysa tidak bisa menahan emosinya saat bertatapan muka dengan Papa dan mertuanya.

       "Apa lo bisa tenang dengan nuduh papa lo kayak gini?" Kata Ilham.

       "....."

      "Apa lo pernah minta penjelasan ke papa lo soal semua ini?"

      "....."

      "Pak Rahmad bener- bener sayang sama lo Al, tujuan dia jodohin lo itu pasti baik."

      "Baik buat bisnisnya kan? Jadi.. Sayang apa yang lo maksud?" Ucap Alysa.

     Ilham tersenyum sinis. Kepalanya menggeleng, heran. "Seandainya Pak Rahmad gak sayang sama lo, mungkin dari dulu lo udah jadi gembel ! "

     "Maksud lo apa?!" Tanya Alysa.

     "Lo pernah ngancam bakal pergi dari rumah kalo lo masih dipaksa pake hijab. Iya kan?"

     Alysa sedikit menundukkan kepalanya." I-iya. Lo tau darimana?"

     "Gue tau darimana itu gak penting. Asal lo tau. Sebenernya Pak Rahmad gak pernah takut dengan ancaman dari lo. Tapi  dia juga gak akan pernah ngebiarin lo pergi,  Alasannya cuma satu, Karena dia bener- bener sayang sama lo Al !" Jelas Ilham.

     "Satu lagi. Liat ini baik- baik dan semoga lo bisa ngerti". Ucap Ilham sambil memberikan ponselnya.

*(Ceritanya Alysa disuruh liat bacaan yang baru di search Ilham di google guys wkwkw. Maap ni Author tiba- tiba muncul. Bentar kok hehe)*


'Sayangi keluarga dengan menutup aurat'

'Perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka yang di dunia tidak mau menutup rambutnya  dan membiarkan laki- laki yang bukan mahram melihatnya.

Apa hubungannya menutup aurat dengan menyayangi keluarga?

Ketika wanita masuk ke dalam neraka ia akan menarik  4 sosok laki-laki :
-ketika belum menikah ia akan menjerumuskan :
1. Ayah
2.Saudara laki-laki
-ketika sudah menikah ia akan menjerumuskan :
1. Suami
2. Anak laki-laki

MENJAGA DAN MENUTUP AURAT ITU KEWAJIBAN. BUKAN UNTUK ORANG BAIK, TAPI UNTUK ORANG MUSLIM'.

     Alysa memutar badannya mengahadap cermin. "T- tapi gue belum siap. Gue masih harus perbaiki dir--- ."

     "Menutup aurat kewajiban. Bukan tentang siap atau tidak. Urusan sikap atau sifat bisa berubah asal lo mau berusaha memperbaiki." Ujar Ilham lalu pergi setelah mengambil ponselnya dari tangan Alysa.

     Alysa menjatuhkan tubunya diatas kasur. Ilham benar. Alysa belum pernah meminta penjelasan langsung dari Papanya, dan meragukan kasih sayang orangtuanya itu salah. Salah besar. Ilham juga benar menutup aurat tidak perlu menunggu siap atau tidak tapi Alysa masih sulit memahami itu, dia berpikir seorang wanita yang berkerudung harus menjaga sikapnya dan selalu berbuat baik. sedangkan Alysa, dia merasa masih jauh dari itu semua.

🌸🌸🌸

     "Nanti anterin gue pulang kerumah papa. Kemarin gue udah buat kesalahan."  Ujar Alysa sambil mengolesi roti dengan selai.

    Ilham tersentak. Alysa si keras kepala bisa menyadari kesalahannya secepat ini. "Soal Hijab?" Tanya Ilham.

    Alysa menatap Ilham sejenak. "Kalo soal itu, gue masih belum bisa, masih butuh waktu, tapi gue akan berusaha."

     "Gue harap usaha lo bener- bener terealisasikan. Gue gak mau nanggung dosa lo . Gue berangkat!" Ucap Ilham sambil merapikan dasinya.

      "G-gue numpang ya? lagi gak ada duit buat naik angkutan. Mama belum transf--- ."

     "Emang enggak gue bolehin mama lo nransfer lagi." Sela Ilham.

     Alysa membulatkan matanya.
    "Terus gue gimana?"

     Ilham menyodorkan sejumlah uang ke Alysa. "Ini hasil kerja gue. Seharusnya enam juta tapi udah gue ambil sejuta buat keperluan gue. Sisanya lo harus atur dengan baik. Dan itu buat satu bulan."

     Alysa membatin, "emang kapan dia kerja ?"

🌿🌿🌿🌿🌿

Hayuukkkkk nexttt

*ORANG SABAR DISAYANG TUHAN*

😁😁😁

ALYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang