[ 20 ] Best Camp

75 6 2
                                    

    ___

     Matahari sudah tenggelam beberapa jam yang lalu. Aku melihat banyak Pohon pinus mengelilingi kawasan ini. Bulan malam ini juga tak terlihat karena tertutup tingginya pohon- pohon disekitar tenda.

     Aku satu tenda dengan enam orang, diantaranya Naila dan sahabatku sejak smp, Alviana. Yang lainnya aku belum kenal. Selain satu tenda kami juga akan menjadi satu tim untuk rangkaian acara lomba besok pagi.

     Aku masih berdiri di depan tenda mengamati keindahan bintang malam ini, rasanya aku tak bisa melepaskan pandanganku dari langit- langit.

     "Belum tidur?" Tanyanya, aku tak menoleh karena aku mengenal  pemilik suara itu.

     Aku masih tetap memandang langit, Bintang itu berkelap- kelip bergantian.  Seakan bintang- bintang itu tidak ingin aku berpaling dari mereka. "Bintang disini indah tidak seperti di sekitaran tempat tinggalku, sayang jika melewatkan keindahannya."  Kataku.

     siswa- siswi lain sudah masuk ke tendanya masing- masing, tapi Kak Hanif masih saja berdiri disampingku, sudah lima menitan dia juga ikut memandang bintang.

    "Menurutku bintang disini tidak begitu indah, ada yang lebih indah dari bintang- bintang itu di tempat ini." Ucapnya.

    Aku menoleh kearahnya,  "Benarkah?"

    Dia mengangguk, beberapa detik kemudian dia menghadap kearahku.
 
    "Kamu tau nggak ditempat ini apa yang lebih indah selain bintang?"

     Aku menggeleng.

     "Kamu." Ucapnya tanpa ragu, Aku terdiam. Luluh dengan perkataan yang sudah sering kudengar di ftv. Kali ini dia juga menatapku seperti tatapan aktor di ftv yang ingin menyampaikan isi hatinya.

    "Alysa." Sapanya lembut.

    Aku tidak bisa menjawab sapanya, jantungku berdetak dengan begitu cepat. Untuk menjawabnya saja tidak sanggup, apalagi menatapnya.

      "K- kamu--- ." Ucap Kak Hanif terbata- bata.

    "Ekhem..." Ucapnya, tapi kali ini bukan suara Kak Hanif melainkan si muka datar. Dia menarik tanganku, dan dia meletakkan jaket diatas telapak tanganku,"Ketinggalan di mobil." Katanya lalu pergi.

     "Kamu berangkat kesini sama ilham?" Tanya kak Hanif.

    "Iya". Jawabku jujur.

    "Kenapa berangkat sama Ilham?"

    "S- soalnya Kak Ilham tiba- tiba jemput aku." Jawabku kali ini bohong, Kak Hanif tersenyum dengan tatapan yang tak aku mengerti.

    "Yaudah, kamu cepet tidur! Jangan nunggu bintang- bintang itu hilang." Katanya.

     "I-iya." Ucapku lalu masuk menyusul teman- temanku yang mungkin sudah memasuki alam mimpi.

    Dingin. Aku mengenakan jaket yang tadi diberikan Kak Ilham, sebenarnya aku ingin tidur di tengah agar dapat mengurangi rasa dingin yang menusuk tulang, tapi mereka semua sudah tertidur tidak mungkin aku membangunkan mereka dan meminta agar aku bisa tidur di tengah- tengah mereka.

🌸🌸🌸

    "Tarik!"

    "Dikit lagi!"

     "Hore!"

     Puluhan siswa yang duduk di area camping ground memasang beragam mimik muka, tak jarang mereka berteriak mendukung salah satu tim yang mereka senangi. Menang. Alysa yang bergabung dalam tim Kartini menang menuju babak grand final .

    'Langsung saja, kita akan menuju babak grand final. Pertemuan antara tim Kartini dan tim Soekarno, selamat untuk kedua tim, dan... Dalam babak yang ditunggu tunggu, Best couple'

     Seluruh siswa bertepuk tangan dan terbit wajah- wajah yang sebelumnya lesu menjadi bersemangat dan bergembira. Mungkin karena tim yang mereka dukung menang atau mungkin karena hari ini perlombaan terakhir, yang artinya besok pagi mereka akan meninggalkan tempat ini dan mereka bisa beristirahat kembali ke pulau kapuk masing- masing.

     Alysa nampak cemas, dengan siapa dia akan dipasangkan dalam Best couple kali ini. Dia memejamkan mata dan menyatukan kedua tangannya. Berharap dia dapat berkolaborasi dengan seseorang yang tepat.

      Ketua osis cantik berjalan kearah panggung mini yang terletak tak jauh dari tempat Alysa berdiri sekarang.
    "Selamat sore teman- teman! Kita akan Memasuki kegiatan terakhir dalam acara ini, untuk menentukan siapa berpasangan dengan siapa, panitia sudah menyiapkan beberapa gulungan kertas. Untuk kertas warna merah muda, ada nama- nama peserta dari tim Kartini dan yang warna biru nama- nama peserta tim Soekarno.

    Sebelumnya kedua tim harus suit terlebih dulu. Bagi yang menang berhak mengambil gulungan itu dan boleh menentukan akan berpasangan dengan siapa. Silakan untuk perwakilan tim bisa maju."


    Tanpa paksaan dari timnya, Naila maju setelah Alysa menolak untuk suit dengan tim lawan.


    Menang. Tim Kartini menang untuk kesekian kalinya. Naila mengambil gulungan kertas warna biru dan membagikan ke timnya.

    Semua tim Kartini pucat. Apalagi setelah tau mereka akan berpasangan dengan kakak kelas. Sedangkan Tim lawan, mereka kalah dalam suit tapi wajah mereka biasa- biasa saja, maklum laki- laki. Terlihat biasa saja dalam posisi apa saja.


🌿🌿🌿🌿🌿

Selamat malam!

Semoga author bisa nulis lebih baik lagi☺😁



ALYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang