5

2.2K 204 2
                                    

"Kalau benar Tuhan mengirimkan kamu sebagai pemilik takhta itu, lalu apakah Tuhan akan mengambilmu kembali? Aku harap Tuhan lebih dulu mengambilku. Agar aku bisa pergi di dalam pelukanmu."
-(Namakamu) Putri Raynzaldi-
***

Selama seminggu menjalani pelatihan bersama Iqbaal, (Namakamu) semakin memahami tulisan-tulisan yang Iqbaal kasih kepadanya. Iqbaal memang selalu menarik benang merahnya saja, karena meskipun (Namakamu) ini adalah kekasihnya. Tidak ada alasan untuk Iqbaal membedakannya, di kampus (Namakamu) adalah murid bimbingannya kalau di luar kampus (Namakamu) adalah pacarnya.

Saat Salsha mengetahui bahwa Iqbaal adalah kekasih (Namakamu), reaksi pertama yang dilakukan gadis itu adalah menjerit di telinga (Namakamu). Sungguh menyesal (Namakamu) menelepon gadis itu dan menceritakannya.

"Sal? Bisa nggak sih nggak usah teriak, aku tuh masih normal dan nggak tuli."

"Hehe, ya sorry. Gue shock aja, temen gue yang tertutup ini udah punya pacar? Ciye, pacar pertama. Hehe."

"Jangan ngeledek gue."

"Hahahaha, eh iya. Iqbaal boleh kali ya gue deketin, kan masih tunangan. Lagian juga, doi cakep. Haha, buat memperbaiki keturunan aja."

(Namakamu) langsung memutar bola matanya malas, kemudian berbicara seperti orang marah.

"Sekarang yang laknat itu siapa ya?"

"Hahahahhaha, ciye posesif ya mbaknya."

"Udah ah, gue mau siap-siap dulu. Hari ini ada bimbingan sekalian kencan sama Iqbaal. Dadah."

"Enak ya, pembimbing skripsi itu pacar sendiri. Yaudah, have a fun."

Setelah Salsha mematikan teleponnya, (Namakamu) beranjak dari tidurnya berjalan menuju kamar mandi. Namun, langkahnya terhenti ketika ponselnya berdering.

Si Editor judes (Aldi) is calling...

"Hallo, (Namakamu). Ini penulis cerita 'My Wedding Dream' mau ke kantor. Lu sibuk nggak?"

"Hah? Serius?"

"Iya, dia kan mau tanda tangan kontrak buku."

"Oh iya, gue lupa. Yaudah deh, tapi gue ke kampus dulu ya."

"Oke"

Setelah Aldi mematikan sambungan teleponnya, (Namakamu) langsung menelpon Iqbaal.

"Halo, Assalamu'alaikum Baal?"

"Hallo. Iya wa'alaikumsalam. Kenapa?"

"Kamu lagi di jalan?"

"Iya sayang kenapa?"

(Namakamu) meringis sebentar saat Iqbaal memanggil namanya dengan sebutan 'sayang', ia masih malu dan canggung jika Iqbaal memanggilnya begitu. Karena status mereka pun hanya seorang dosen pembimbing dan mahasiswi, itulah yang teman-temannya ketahui kecuali Salsha.

My Wedding Dream✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang