20

1.7K 220 19
                                    

"Pernikahan yang selama ini aku impikan telah menjadi kenyataan, terima kasih sudah menjadi pelengkap hidup terbaik sepanjang masa. Terima kasih, juga untuk Tuhan. Telah memberikan skenario hidup terbaik untuk hamba-Nya."
-My Wedding Dream-
***
Happy Reading!
[21+] Jangan salahin aku kalau kalian baca bukan sesuai umur. Harap bijak dalam membaca ya, sayang-sayangku!🤍
Makasih sudah menemani aku selama ini.
Love you more than you know!🤍
***

Setelah pertengkaran hebat (Namakamu) dan Iqbaal kemarin, gadis itu benar-benar mendiaminya. Tidak ada sapaan selamat pagi, bahkan gadis itu memilih tidur di kamar atas. Kamar yang pernah ditempati oleh Raya, (Namakamu) benar-benar marah. Ia tak tahu harus mempercayai siapa sekarang, Iqbaal atau kakak iparnya.

Pagi ini seperti biasa, (Namakamu) menyiapkan bekal makan siang untuk Iqbaal dan juga merapikan dasi laki-laki itu. Perlu kalian ketahui, Iqbaal ini paling malas menggunakan dasi.

*flashback on*

"Yang? Kamu mau ketawain aku terserah, tapi jujur. Aku nggak bisa pasang dasi, bisa kamu benerin?"

(Namakamu) menoleh sejenak, kemudian meletakkan roti yang baru saja ia olesi selai kacang dan coklat. "Hahaha, kamu kenapa miring-miring gini sih, Baal? Sini aku benerin, tuh rotinya udah ya."

Dengan tenang dan penuh perasaan (Namakamu) membenahi dasi yang Iqbaal pakai. Di dalam hati laki-laki itu, Iqbaal mengagumi paras cantik istrinya ini. Mungkin saat Tuhan menciptakan (Namakamu), gadis itu mendapat bagian paling istimewa. Karena cantiknya benar-benar menandingi bidadari.

"Kamu kenapa liatin aku kayak gitu?" tanya (Namakamu). Iqbaal mengerjap, kemudian tersenyum. "Kamu cantik, bidadari aja kalah."

*flashback off*

"Kamu mau ke mana?" tanya Iqbaal saat melihat (Namakamu) membawa bantal serta gulingnya. Gadis itu hanya terdiam tanpa melirik sedikitpun. Iqbaal turun lalu menghampiri istrinya. "Kamu mau tidur di mana, Sayang?" tanyanya. (Namakamu) memandang laki-laki yang kini di hadapannya dengan tatapan marah, kemudian memejam sejenak. "Misi, Baal. Aku mau tidur di atas aja." Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, (Namakamu) berjalan melewati Iqbaal.

"Aku temenin, ya?"

Gadis itu menghentikan langkahnya sejenak, kemudian berbalik. "Kamu jalan sejengkal aja, aku benci kamu. Aku nggak mau sekamar sama kamu, sampai kamu bisa buktiin kalau anak yang dikandung Raisya itu bukan anak kamu," ucap (Namakamu). Iqbaal terdiam.

My Wedding Dream✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang