7

1.9K 197 1
                                    

"Kamu itu terlalu manis untuk aku yang terlalu biasa. Jangan terlalu manis, nanti aku diabetes."
-Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan-
***
Happy Reading!🖤
***

"IQBAAALL?!"

Melihat Iqbaal tersungkur karena pukulan Bima membuat gadis itu memekik kencang dan langsung menghampiri Iqbaal. "Baal? Kamu nggak apa-apa?" tanya (Namakamu). Iqbaal hanya meringis, kemudian menatap Ardian yang berada di belakang Bima. "Maksud lu apa sih Yan? Kenapa lu nyuruh teman-teman lu ini?" Ardian berdecih, kemudian membuang mukanya. Ia benci melihat Iqbaal meringis hanya untuk mencari perhatian (Namakamu).

Karena tidak mendapat jawaban dari Ardian, (Namakamu) beranjak dan menghampiri Ardian. "Jawab pertanyaan gue, Ardian. Lu itu kenapa?" Ardian menatap (Namakamu), tatapan yang laki-laki itu berikan adalah tatapan kesedihan, amarah, kecewa dan tak suka. Semua bercampur menjadi satu, (Namakamu) masih tidak mengerti dengan tatapan tersebut.

"Sshh... arrggh.."

Suara rintihan Iqbaal akibat pukulan tambahan dari Rino, akhirnya membuat (Namakamu) langsung memalingkan pandangannya. "Iqbaal!" pekik (Namakamu). Ardian memejam sebentar, ia tak bisa melihat wajah sedih gadis itu. Ada rasa sakit tersendiri saat melihat (Namakamu) hampir menangis.

"Rino, stop!" ucap Ardian. Kemudian (Namakamu) mencoba membantu Iqbaal berdiri, tiba-tiba Salsha datang. "YA ALLAH, (NAMAKAMU)! IQBAAL KENAPA?!" tanya gadis itu panik. (Namakamu) menatap sinis Ardian sejenak, kemudian langsung berkata. "Sha, bantuin gue bawa Iqbaal ke UKS." Salsha langsung menganggukan kepalanya, kemudian membantu (Namakamu).

Sebelum gadis itu pergi, ia sempat berkata. "Gue nggak nyangka lu sejahat itu, nyesel gue kenal sama lu. Kita bukan teman lagi." Kemudian, (Namakamu) langsung berlalu seraya menopang tubuh Iqbaal. Entah mengapa sakit sekali rasanya, melihat Iqbaal lebam-lebam seperti ini. Ini sudah kali kedua, (Namakamu) selalu merepotkan Iqbaal. Lagi pula mengapa laki-laki ini menolongnya sih? Bahaya kan?!

Setiba mereka di UKS, (Namakamu) langsung memanggil petugas UKS yang laki-laki untuk membantunya menidurkan Iqbaal di bangsal. "Kamu tunggu sini, aku ambil minum sama P3K," ucap (Namakamu). Iqbaal hanya mengangguk pelan. Sementara Salsha menunggu di dekat Iqbaal. "Lu tuh kenapa sih?" tanya Salsha. "Nggak apa-apa, biasa cowok." Iqbaal sedikit tersenyum menjawab pertanyaan Salsha seraya mengingat kembali kejadian tadi, saat ia melihat wajah khawatir (Namakamu). Bagi Iqbaal, wajah itu sangatlah menggemaskan. Lucu.

(Namakamu) kembali dengan nampan yang di atasnya ada kotak P3K, baskom kecil berisi air dan teh hangat. "Baal, bisa setengah duduk nggak? Aku bersihin luka kamu dulu." Iqbaal mencoba untuk bangun dan bersandar pada tembok. "Sal? Kamu bisa ke kantin nggak? Bilang sama bang Rafa dan kak Nabilla, mereka duluan aja. Aku pulang sama Iqbaal," ucap (Namakamu). Salsha langsung mengangguk, kemudian gadis itu berlalu.

"Ashhs..Argh, pelan-pelan dong sayang."

(Namakamu) meringis, saat mendengar Iqbaal memanggilnya 'sayang' secara langsung. Padahal ia sering dipanggil 'sayang', tetapi jika dengan Iqbaal. Mengapa jantungnya berdebar begitu cepat?

"Hehe, Iya Baal. Maafin aku ya," ucap (Namakamu) seraya mengompres luka Iqbaal. "Kamu nggak apa-apa kan tadi?" tanya laki-laki itu, (Namakamu) hanya menggeleng.

"Ini bakal lama nggak sih sembuhnya?" tanya (Namakamu). Iqbaal kembali meringis saat (Namakamu) menekan luka lebamnya. "Kamu mau tau supaya langsung sembuh diapain?" ucap Iqbaal. (Namakamu) mengernyitkan keningnya sejenak, lalu gadis itu langsung menganggukan kepalanya.

"Kalau kamu cium, aku yakin lukanya langsung sembuh."

"Yehh.. Itu mah mau kamu."

"Aduuh, eh (Namakamu)! Ini tuh masih sakit tau," ucap Iqbaal. Gadis itu terkejut, kemudian menarik tangannya dari bahu Iqbaal dan meminta maaf. "Eh? Yaampun, iya maaf Baal. Oh iya, kamu minum dulu nih." (Namakamu) memberikan segelas teh hangat yang tadi ia buat.

My Wedding Dream✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang