(Namakamu) Putri Raynzaldi's Side

652 48 0
                                    

Memberikan pendapat atau kritik serta saran merupakan bentuk kepedulian. Ada banyak cara orang untuk mengapresiasikan bentuk karya seseorang, mulai dari suka dengan desain, cara ia mendemonstrasikanya, cara ia mengubah suatu hal sederhana menjadi luar biasa dan tentu saja banyak sekali cara lainnya. Bahkan ada yang menggunakan cara dengan tidak menyukai hal tersebut, mungkin karena memang tidak sesuai dengan yang disukai. Tetapi, bukan berarti kita tidak peduli dengan karya tersebut jika kita tidak mengomentari kan? Aku tahu, di dunia ini memang banyak sekali jenis makhluk hidup. Manusia, hewan dan tumbuhan.

Manusia pun beraneka ragam, mereka memiliki suku, budaya, agama dan ras yang berbeda. Manusia adalah makhluk sosial dengan catatan hidup mereka berdampingan dengan orang lain, ada banyak rasa di antara mereka. Peduli, sayang, perhatian, senang, nyaman, dan lain-lain. Tidak suka, benci, kecewa, marah, sedih, putus asa bahkan merasa tidak pantas untuk hidup di dunia. Ada dari mereka yang benar-benar menunjukkan rasa yang merasa rasakan dan ada dari mereka yang diam saja untuk memperbaiki keadaan.

Apakah yang benar-benar peduli itu tidak akan membicarakan keburukan kita di belakang, hanya karena terlalu sering ia berkata keburukan kita secara langsung? Belum tentu, kan? Apakah yang benar-benar tidak peduli itu yang tidak pernah mau menilai kekurangan kita? Belum tentu, juga. Karena cara seseorang menyampaikan rasa sayang dan pedulinya itu berbeda. Memang benar, dalam dunia politik, literasi, kerja, sekolah, dan lain-lain. Kritik dan saran adalah pupuk terbaik dalam kehidupan seseorang.

Ada beberapa orang yang memang mampu berpikir kritis dan mampu mengutarakan komentar-komentar yang membangun dengan cara yang positif maupun negatif. Ada beberapa orang yang (mau menjadi kritis) dengan segala ketidaktahuannya ikut mengomentari. Ini yang menjadi penyakit seseorang bukan? Tidak tahu, benci, tidak menyukai bahkan mungkin bentuk iri karena kesuksesan seseorang menjadikan ia seorang "kritikus" yang tidak memiliki aturan dengan baik. Mengomentari pekerjaan seseorang hanya karena (ia merasa bahwa dirinya lebih baik dari orang tersebut) menjadikannya sebuah perisai tajam yang mampu membunuh orang lain.

Maaf untuk kalian yang memang merasa pernah tersakiti dengan perilaku, perkataan, sifat secara langsung maupun tidak langsung. Maaf untuk kalian yang pernah merasakan sakit hati oleh jemariku melalui tulisan, karena tidak ada yang tahu bukan apakah kita benar-benar selamanya akan hdup? Mungkin maksud kalian adalah memberitahu tentang kebaikan, namun ternyata malah menjatuhkan. Hati-hati, ya! Karena tidak semua orang mampu menerima kritik tersakiti dari kalian. Baper? Bawa perasaan? Entah dari mana kata tersebut tercipta, tetapi semenjak ada kata tersebut. Banyak sekali orang yang tidak menghargai perasaan orang lain, kan? Berkata seenaknya tanpa tahu dampak buruk yang akan terjadi.

Perlu aku tekankan, aku tidak membela diri. Aku juga tidak menghakimi seseorang yang memang ahli dalam memberikan kritik serta saran yang (mungkin) membangun tetapi ternyata cara penyampaiannya yang kurang tepat. Namun, mulai sadarilah bahwa tidak selamanya orang yang kalian anggap 'baik' adalah orang baik. Bisa saja, ia adalah perisai paling tajam di kehidupanmu. Begitupun sebaliknya, yang terlihat 'buruk' di mata kalian adalah orang yang paling sering membantu dan melindungi kalian walaupun kalian tidak tahu.

Jangan pernah iri dengan kesuksesan yang dimiliki orang lain, tetapi jadikanlah ia orang yang memotivasi kamu untuk menjadi orang yang lebih darinya. Dalam dunia literasi, memang banyak sekali orang-orang yang biasa saja namun karyanya luar biasa. Hingga akhirnya, ia dikenal banyak orang. Namun, pernahkah kalian tahu bahwa tidak semudah itu kerja dalam dunia literasi dan menciptakan sebuah karya tulis? Tentu tidak kan? Apalagi kalian juga menekuni bidang yang sama, bedanya kamu (yang merasa karyanyamu lebih bagus darinya) namun tidak terpopuler karya dia (yang menurutmu biasa saja, bahkan mungkin seperti mengikuti karya orang lain).

Dalam dunia seni, setiap orang bebas untuk berkarya dan menciptakan sebuah karya. "Ada kemiripan dengan tempat, alur, tokoh, nama dan lain-lain itu mungkin unsur ketidaksengajaan." Ingat kan kalimat ini? Kalimat yang selalu ada di televisi setelah acara sinetron. Jadi, kita tidak bisa menghakimi seseorang untuk unsur ketidaksengajaan tersebut dengan alasan yang mungkin (tidak masuk akal, menurutku). Karena bagaimanapun, tidak semua orang tahu tentang cerita atau film yang pernah kamu tonton kan? Apalagi kalau kamu hanya pembaca baru dan mampir ke karya orang tersebut hanya untuk mencari kesalahannya?

Itu tandanya kamu iri, bukan? Kamu iri dengan caranya yang mampu mendapatkan perhatian banyak orang (dengan karya biasa saja), tetapi kamu tidak? Padahal, aku yakin kamu mampu mendapatkan banyak perhatian orang lain dengan cara dan usaha kamu sendiri. Tidak dengan menyerang orang lain dan mengibarkan bendera peperangan. Kamu berkata, "Semua karena penggemarnya yang terlalu fanatik." Iya, benar. Memang benar, jika orang sudah menyukai apapun atau siapapun. Kekurangan yang dimiliki orang tersebut akan terlihat biasa saja, bahkan mungkin tidak terlihat celanya.

Tetapi, kembali lagi. Boleh tidak menyukai, asal jangan hujani orang tersebut dengan komentar yang mematikan. Karena tidak semua orang mampu menerima dengan baik komentar tersebut, bisa saja itu menjadi batu yang mampu menimpanya dan membuat dirinya hancur seketika. Setiap orang memiliki perasaan yang berbeda, tidak semua sama. Tidak semua benar-benar menjadikan sebuah komentar adalah tombak untuk bangkit dengan segala kekurangannya. Tolong sekali, tolong. Jaga tutur kata, ketikan serta lisan kalian. Karena itu adalah alasan terbaik untuk mengakhiri kehidupan.

Kalau memang tidak suka, sederhananya adalah tidak usah ingin tahu dan mencari tahu. Tidak usah menanggapi, tidak usah mengurusi. Karena itu lebih baik, dibanding kalian mencari tahu. Mencari tahu, mencari cela atau kesalahan, berkomentar dan mengibarkan bendera peperangan atau kebencian. Itu hanya akan memperburuk keadaan serta merusak rasa percaya diri seseorang. Mungkin maksud kalian baik, namun tidak ada yang tahu kan itu justru berdampak negatif? Mari untuk sadar diri dan tidak perlu begitu mengurusi orang lain, jika memang kalian tidak menyukai orang tersebut.

Menyukai dan tidak menyukai itu memang hak setiap orang, namun mengajak atau memprovokasi orang lain untuk tidak menyukai karya orang yang tidak kalian sukai itu bukanlah hak kalian. Kalian hanya penikmat, jika memang tidak suka. Silakan pergi menjauh darinya, karena ia tidak pernah mengharuskan seseorang untuk menyukai apa yang ia ciptakan dan kerjakan.

6/7/20
(Namakamu) Putri Raynzaldi

My Wedding Dream✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang