10

2.6K 247 10
                                    

"Karena aku sudah bersumpah saat itu di depan ayah dan kakakmu, bahwa aku akan menjaga, mencintai dan menyayangimu seperti mereka kepadamu. Jika ada yang berani seujung kakinya saja melukaimu, aku pastikan ia akan pergi ke neraka saat itu, juga."
-Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan-
***
Happy Reading!❣
***

"Ibu bos, hari ini buku selesai dicetak ya. Jangan lupa, besok ada edisi TTD buku sama launching. Suruh suami kamu bilang sama readersnya untuk ikut PO, sesuai perjanjian. Kalau tembus 50 orang, bukunya bakal disebar ke seluruh gramedia."

"Eh, iya ya Yud. Aku lupa bilang sama Iqbaal."

"Emang si judes nggak bilang sama kamu?"

(Namakamu) hanya menggeleng di depan layar tersebut, sejak tadi ia mengobrol dengan Yuda melalui video call. Karena tidak mungkin melalui telepon saja, ini perihal kerjaan.

"Halah, sama-sama bucin kalian berdua."

"Heh, pak Yuda Saputra yang terhormat. Tolong ya, bucinan mana saya sama Anda?"

"Hahahahaha. Yaudah, cepat balik ke Indonesia. Tugas negaramu banyak ini, mentang-mentang pemilik ya. Semua aku yang kerjain."

"Hahaha, iya. Yaudah makasih infonya ya, Yud. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah Yuda mematikan sambungan telepon tersebut. Gadis itu beranjak dan keluar menuju ruang tengah, di sana sudah ada Iqbaal yang tengah memainkan ponselnya. Tadi pagi, Iqbaal mengantarkan Rike, Herry, Ody dan Adi ke bandara. Karena besok Adi harus menghadiri rapat penting, jadi hari ini mereka harus lebih dulu pulang ke Indonesia.

"Baal, maaf. Aku lupa bilang sama kamu, kalau besok kamu TTD buku sama launching. Jadi, kalau hari ini pulang bisa?" Iqbaal menoleh ke arah gadis itu sejenak, lalu meletakan ponselnya di atas meja. "Yaudah, lagian aku juga pesan tiketnya jam 7 malam. Ada kok, nggak bakal merubah jadwal kita hari ini sayang."

(Namakamu) mengernyit sejenak. Semalam Iqbaal berkata ingin mengajaknya ke suatu tempat, namun laki-laki itu tidak mengatakan mereka ingin ke mana. Iqbaal selalu begitu, melakukan seluruh hal dengan dadakan dan tidak diduga. Hal tersebut membuat (Namakamu) merasa seperti hidup di dalam dunia novel atau wattpad, apakah Iqbaal ini adalah seorang aktor yang pandai memainkan suatu karakter?

"Hei!"

Jentrikan dan sapaan Iqbaal sukses membuat gadis di sampingnya ini tersentak. "H-hah? Iya, Baal? Kenapa?" tanya gadis itu. "Kamu mikirin apa?" (Namakamu) langsung menggeleng. "Kalau ada yang kamu pikirin, coba bilang sama aku. Kamu tuh suka pendem-pendem sendiri, aku nggak suka," ucap Iqbaal. "Nggak ada yang aku pendem, Baal. Yaudah, katanya mau pergi?"

"Aku mandi dulu, tadi nggak sempet mandi. Kamu di sini aja, aku ganti di kamar."

Gadis itu mengangguk paham, setelah itu Iqbaal beranjak dan menuju kamar mandi.

My Wedding Dream✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang