01

2.1K 186 11
                                    

Gambar di atas anggap aja gelap bertabur bintang (Kaya Meises Ceres) yak kaya suasana malam gitu😁😁😁....



🍀🍀🍀


Pagi menjelang, Nella sudah terbangun dari tidurnya dan dia memutuskan untuk membuat sarapan pagi, karena pagi itu adalah pagi terakhirnya bersama sang kakak sebelum Reymon berangkat ke kota nanti. Saat sedang asik menyiapkan beberapa bahan yang akan Nella gunakan untuk membuat menu sarapan mereka berdua dari belakang terdengar suara langkah kaki.

“Pagi, Nella?” sapa Reymon dengan nada bertanya.

Nella berbalik melihat ke arah kakaknya yang memasang wajah bodohnya, ingin sekali Nella menertawakan ekspresi wajah konyol Reymon tetapi Nella berusaha keras menahannya “Ada apa, kak?” tanya Nella berpura-pura tidak tau dan kembali memperhatikan bahan-bahan makanan di depannya.

“Kau, kau sudah mau memasak?” bukan jawaban yang Nella dapatkan dari Reymon melainkan pertanyaan konyol yang sepertinya tidak harus Nella jawab.

Nella menganggukkan kepalanya gemas “Tentu saja, aku ingin membuat sarapan yang sangat lezat sebelum kakak pergi ke kota nanti.” jawab Nella penuh antusias.

Tubuh Nella hampir saja nyunsup kedepan akibat ulah Reymon yang memeluknya secara tiba-tiba “Kakak senang mendengarnya. Tadi malam kakak sempat berpikir untuk menunda lagi rencana sekolah itu, tetapi melihatmu sekarang yang sudah kembali seperti dulu aku jadi tidak takut lagi untuk pergi meninggalkanmu sendirian.” gumamnya pelan.

Nella terkekeh melihat reaksi berlebihan dari kakaknya itu “Sudahlah, kakak jangan peluk aku terus. Kapan aku mau masak kalau kakak masih tidak mau menjauh.” mendengar protesan dari Nella membuat Reymon langsung melepaskan pelukannya itu.

“Baiklah, bos besar... aku tidak akan mengganggumu lagi.” candanya dan Reymon berjalan menuju ke arah meja makan lalu duduk di atas kursi sambil membaca koran yang berada di meja.

Selesai sarapan, Reymon bersiap-siap untuk berangkat dan Nella membantu kakaknya merapikan baju-baju serta keperluan lainnya yang Reymon butuhkan. Setelah semua perlengkapan yang Reymon butuhkan sudah beres barulah pria itu berdiri tanpa ada rasa beban sedikit pun. Nella bersusah payah mengeluarkan koper besar milik Reymon dari dalam kamar sang kakak. Suara klakson bus yang berada di ujung jalan terdengar, cepat-cepat Nella berlari untuk membuka pintu.

“Kakak... kakak, cepat bus sudah datang!” teriak Nella sambil melihat kearah Reymon yang berada di dalam dapur lalu berlari masuk kembali ke dalam kamarnya.

“Sebentar lagi!” balas Reymon yang juga berteriak.

Tidak butuh waktu lama, Reymon sudah turun sambil membawa beberapa buku di tangannya. Nella menggeleng-gelengkan kepalanya “Kau terlambat hanya demi sebuah novel?” sindir Nella kesal.

“Tentu saja... aku bukan anak pemalas sepertimu!” ejek Reymon sambil mengacak-acak rambut hitam bergelombang Nella yang sudah di tata  susah payah olehnya.

“Dasar, jangan rusak rambutku!” kesal Nella sambil memukul pelan tangan kanan kakaknya dan Reymon berhenti melakukan kenakalannya lalu pria itu kembali memeluk tubuh mungil Nella secara tiba-tiba.

“Kakak akan janji setiap satu bulan sekali kakak akan kembali kesini untuk mendengarkan setiap curhatanmu dan hubungi kakak jika terjadi sesuatu, kakak sudah menuliskan nomor telpon universitas kakak di atas meja telpon rumah.” gumam Reymon.

Nella tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan “Baiklah, kakakku sayang. Bus sudah menunggu kau tidak ingin terlambat bukan,” Nella mengingatkan Reymon yang masih betah memeluknya, lalu pria itu menjauhkan tubuhnya dari Nella dan menatap wajah adiknya sejenak setelah itu secepat kilat Reymon berlari sambil menenteng dua koper besar miliknya.

Sea Of SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang