Yang di atas bikin panas dingin yak😁😁..
Selamat membaca🙋♀️.....
....
Di dalam lautan yang gelap dan dingin Agler mencium aroma manis yang sangat menggodanya, hati Agler menghangat dan jatungnya berdebar sangat kencang. Seperti ada magnet yang menarik sang Pangeran untuk mendekati jembatan kayu buatan manusia di ujung sana. Aroma manis yang begitu kuat membuat Agler tidak menyadari bahwa tubuhnya terlalu dekat dengan permukaan, hal itu sangat berbahaya untuknya, bisa saja ada manusia yang melihat keberadaannya. Namun, Agler tidak perduli dia terlalu menyukai aroma manis yang membuat hasratnya bergejolak.
Karena terlalu hanyut dalam aroma manis itu ekor Agler sudah muncul ke permukaan. Agler sudah semakin dekat kearah dermaga yang minim percahayaan tetapi karena Agler kaum Siren jadi penglihatannya sangat jelas walaupun di tempat gelap sekali pun. Aroma memabukkan itu semakin menusuk indra penciuman Agler, hingga membuatnya tergila-gila. Dari bawah laut Agler bisa melihat wajah seorang gadis manusia yang membeku di tempatnya, mungkin karena gadis manusia itu melihat ekor sang Pangeran. Agler tidak tahan jika hanya terus memandangi wajah cantik gadis itu, tangan kanan Agler keluar dari permukaan air dan bermaksud untuk menarik gadis itu ke dalam laut. Namun, gadis itu menjauh dari hadapan Agler, sekarang Agler sudah mengerti mengapa selama ini dia tidak bisa bertemu dengan mate-nya di laut, ternyata mate sang Pangeran berasal dari kaum manusia.
Kepala Agler kosong, karena itu tidak mungkin. Seorang Siren tidak bisa menikah dengan mahkluk mana pun kecuali sesama Siren, mate Agler berlari menjauh dan aroma memabukkan itu ikut menghilang bersamanya. Dan rasanya jantung Agler terasa sakit, apakah ini pengaruh seorang Siren yang sudah bertemu dengan mate-nya, pikir Agler. Tiba-tiba ekornya berubah menjadi kaku dan dadanya sesak seketika, tubuh Agler terasa lemas dan tanpa sadar sang Pangeran memukul air laut hingga tercipta ombak yang sangat besar.
Suara teriakkan manusia yang berada di darat membuat kedua mata Agler memancarkan sinar hijau dan seketika ombak yang tidak sengaja di buat sang Pangeran langsung menghilang, Agler menghentakkan ekornya kuat-kuat. Takdir apa yang sedang mempermainkan sang Pangeran laut, mengapa bisa mate-nya malah berasal dari kaum manusia. Siren yang sudah bertemu dengan matenya akan sulit berjauhan dengan pasangan hidupnya. Lalu bagaimana bisa Agler berada di samping gadisnya jika mate-nya saja tidak bisa hidup di air. Agler benar-benar pusing mungkin satu-satunya cara adalah bertanya kepada peramal kaum Siren.
Agler berenang dengan sangat cepat seperti orang gila, batu karang dan ikan hiu sekali pun di tabrak olehnya. Ada beberapa Siren yang berpapasan sambil menyapanya tetapi Agler tidak memperdulikannya, cahaya bulan membuat akses jalan Agler semakin lancar. Saat sampai di salah satu pulau, Agler melihat seorang Siren yang memiliki rambut berwarna putih dan dia terlihat sedang asik membuat beberapa ramuan yang tidak Agler kenali. Sang Pangeran menyentuh pundak pria tua itu dan secara reflek Siren tua itu menjatuhkan botol kaca berukuran sedang miliknya, tetapi sebelum botol itu pecah Agler terlebih dahulu menangkap botol itu.
“Pangeran!” kaget Siren tua itu saat melihat kehadiran sang Pangeran penguasan lautan di pulaunya.
“Usstt... jangan keras-keras, aku tidak suka di panggil secara formal seperti itu apa lagi saat berada di luar istana. Aku ke sini ingin bertanya sesuatu kepadamu,”.
Siren tua yang bernama Orlando putih itu tersenyum tipis “Apa yang ingin kau tanyakan tuan?” sautnya sambil menaruh botol tadi di atas meja kayu di depannya.
“Aku sudah bertemu dengan mate-ku...” ucap Agler serius.
Dan Orlando putih terlihat terkejut mendengar ucapan Agler “Di...dimana tuan bertemu dengan mate anda?” tanyanya panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea Of Silent
FantasyNella Felorena Hector.... Nella sangat menyesal karena tidak menuruti kemauan dari kedua orangtuanya. Gadis bertubuh mungil itu terlalu egois dan keras kepala, sekarang dia benar-benar menyesali perbuatannya bodohnya itu. Kedua orangtuanya harus men...