10

1.6K 128 9
                                    

Agler mengangkat tubuh matenya dan membawa gadis itu kerumah Nella, awalnya Agler ingin membawa matenya itu ke dalam istana karena di sana banyak sekali pasukkan ayahnya yang dapat mengawasi gerak-gerik Siren yang mencurigakan serta ada dirinya yang bisa menjaga Nella dua puluh empat jam. Namun, sayangnya Nella adalah seorang manusia biasa. Gadisnya itu tidak akan mampu menahan nafas selama beberapa jam di bawah permukaan air laut. Agler sebenarnya juga tidak bisa berlama-lama di daratan, mengingat batas maksimal seorang Siren di daratan hanya mampu bertahan selama setengah hari atau dua belas jam kurang. Jadi Agler tidak bisa selalu berada di samping matenya, bahkan kejadian tadi saja Agler sampai tidak menduganya. Padahal dia sudah menahan diri agar tidak datang ke tempat matenya berada tetapi bagaimana bisa mata-mata Raka berhasil mendatangi dermaga itu.

Coba saja jika Agler tidak datang tepat waktu mungkin saja Siren itu sudah membunuh matenya, begitulah sulitnya jika seorang Siren yang sudah bertemu dengan matenya tidak melakukan penyatuan. Jika ada bahaya atau apa pun yang terjadi dengan matenya Agler tidak akan mengetahuinya, rasanya benar-benar serba salah. Agler ingin mendekati Nella dan melakukan hubungan seperti para manusia biasa atau yang dikenal sebagai istilah berpacaran, agar Nella jatuh cinta kepadanya tetapi di sisi lain bahaya kapan saja bisa datang dan mencelakai gadisnya. Agler hanya diam sambil memikirkan cara bagaimana dia bisa menyelesaikan masalah itu. Jujur saja dia belum siap mengatakan kepada sahabat-sahabatnya atau ibunya sendiri jika matenya bukan berasal dari kaum Siren.

Bukan karena Agler membenci manusia, tetapi Agler tidak ingin membuat ibunya merasa sedih karena kutukan itu benar-benar terjadi kepada dirinya, sayangnya Agler juga tidak bisa berlama-lama larut dalam perasaan seperti itu. Agler harus menyusun beberapa kalimat yang akan dia sampaikan kepada ibunya mengenai matenya itu, pastinya setelah semua ketegangan di dalam istana redah. Mungkin dia akan meminta bantuan kepada ayahnya, mengingat pria itu sudah mengetahui bahwa Agler memiliki mate seorang manusia. Pria itu menarik nafasnya perlahan lalu membuangnya dengan pelan. Aroma manis yang keluar dari tubuh Nella membuat badan serta gairan Agler bereaksi dengan sendirinya.

Di saat Agler bersusah payah menekan gejolak gairahnya, gadis bertubuh mungil yang kini berada di dalam gendongan Agler hanya bisa terdiam sambil meletakkan telinganya di atas dada bidang pria yang menggendongnya itu. Nella mendengarkan setiap debaran jantung Agler, ada perasaan hangat yang membuat hati gadis itu damai. Perasaan yang dulu pernah dia rasakan saat bersama dengan David kini perlaham muncul, tetapi kali ini perasaannya benar-benar membuat seluruh tubuhnya terasa mati rasa, Nella tidak tau harus berbuat apa di saat jantungnya berdebar sangat kencang melihat dan mendengar suara pria itu.

Dia juga tidak mengerti kenapa setiap ucapan yang di lontarkan oleh pria itu membuat perasaanya menjadi lebih tenang dan setiap sentuhan yang Agler berikan membuat Nella merasa aneh.
Tubuh Nella seolah mengingikan hal yang lebih dari itu, hatinya menginginkan Agler tapi pikirannya terus menolak. Perasaan serba salah mulai bertengkar di dalam pikiran Nella, perasaan suka dan rasa malu seolah ingin bertarung memperebutkan siapa yang pantas untuk bisa menguasai diri Nella. Karena terlalu pusing akhirnya Nella mulai menguasai dirinya sendiri dengan cara tidak memikirkan apa pun. Ada baiknya jika untuk sementara waktu biarkan semuanya mengalir mengikuti arus dengan begitu perasaannya akan jauh lebih tenang, pikirnya.

Sekitar lima menit berjalan yang terasa seperti sudah berjalan satu hari penuh, mereka berdua pun akhirnya sampai di depan rumah sederhana milik Nella "Dimana kuncinya?" tanya Agler sambil memandang wajah matenya.

Nella yang tersadar dari rasa nyamannya itu langsung melihat kearah Agler yang sedari tadi juga memandangi wajahnya "Tu...turunkan aku, kuncinya ada di kantong celanaku." suara gugup Nella begitu kental membuat rasa malu di dalam dirinya semakin menjadi.

Agler dengan pelan menurunkan tubuh matenya lalu cepat-cepat Nella mengambil kunci rumahnya tetapi sialnya tangan mungilnya masih terlalu bergetar mungkin karena nyawanya hampir melayang atau karena hal lain, tangan gadis itu terlalu gemetar dan membuat kunci yang ada di tangannya terjatuh. Agler mengambil kunci rumah Nella dan membuka pintu di depan mereka, tubuh Nella lemas saat melihat darah dan kekerasaan yang baru saja terjadi. Ingatan tentang kematian orangtuanya sekali lagi terulang di dalam pikirannya, bagaimana dia melihat darah dan luka di sekujur tubuh ayah dan ibunya. Agler dengan sigap kembali menggendong tubuh matenya lalu membawa Nella kedalam kamar milik gadis itu.

Sea Of SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang