Prolog....

3K 199 25
                                    

Seorang gadis remaja yang berusia sekitar 17-tahun duduk sendiri di dalam kamarnya dan menatap lurus kearah luar jendela, dia menatap bulan purnama yang tampak sempurna bertengger di atas sana. Sinar bulan langsung memantulkan cahayanya mengenai wajah gadis itu, tidak ada tanda-tanda kebahagiaan yang tertera di raut wajah gadis itu. Kedua matanya sembab, bahkan air matanya masih keluar membasahi kedua pipi merah alami miliknya. Perlahan suara isak tangisnya kembali terdengar menggema di dalam kamar sunyi itu, berulang kali dia mencoba menutupi rasa sakit yang menyerang hatinya tetapi semua itu seolah tidak bisa dia kendalikan.

Gadis bertubuh mungil dan memikili badan cukup sintal itu kembali membanjiri malam-malamnya dengan air mata, rambut panjang hitam bergelombangnya terlihat tidak terawat, gaun putih lengan panjang yang di kenakannya tampak lusuh. Bibir gadis mungil itu bergetar dan dia berulang kali menggumamkan kata "Maaf" yang entah di tujukannya kepada siapa.

"A...a...aku takut di sini, aku mohon ayah, ibu kembalilah," gumam gadis bertubuh mungil itu di sela-sela isakannya.

"A..aku janji tidak akan membuat kalian susah lagi, aku juga akan memenuhi permintaan kalian semua... kumohon kembalilah, aku butuh kalian di sini!" teriakkan gadis itu sukses membuat seorang pria yang sedang asik melamun di atas sofa ruang keluarga tersentak kaget.

Cepat-cepat pria itu menaiki anak tangga dan berlari menuju ke salah satu kamar yang berada di ujung, tanpa permisi pria itu membuka pintu dan betapa terpukulnya dia saat melihat adik kandungnya menangis di dalam kamar yang gelap, dia menekan saklar lampu. Kedua matanya membulat, keadaan adik kandungnya sekarang bisa di gambarkan seperti orang gila. Pria itu berjalan dengan langkah yang sangat pelan dan langsung memeluk tubuh mungil adik kesayangannya, mencoba memberikan kehangatan untuk sang adik. Dia juga memberikan beberapa kecupan-kecupan ringan di atas kepala adiknya.

"Sudahlah, sayang berhentilah menangis. Ayah dan ibu sudah tenang berada di surga, kau seharusnya tidak menghukum dirimu seperti ini dan asal kamu tau ini semua bukan salahmu, ini semua adalah takdir yang tidak bisa kita ubah. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah harus menerima ini semua dengan ikhlas." pria itu mencoba memberikan penjelasan agar adik semata wayangnya itu bisa berpikir lebih tenang.

"Tidak, kak. Jika bukan karena aku, ayah dan ibu tidak mungkin mengalami kecelakaan. Ini semua karena aku, seandainya saat itu aku mendengarkan apa kata-kata mereka tidak mungkin ayah dan ibu meninggal, seandainya juga di saat itu aku mau menikah dengan boss ayah, ini semua tidak akan terjadi." kembali gadis mungil itu menyalahkan dirinya sendiri.

"Nella, kakak sudah bilang ini bukan salahmu! Ini takdir dan kakak sama sekali tidak mau lagi mendengarmu menyalahkan diri sendiri... hentikan semua ini, Nella. Kakak mohon hentikan semua ini, kedua orangtua kita sudah tenang berada di surga dan kamu jangan terus-terusan bersikap seperti ini." suara frustasi sang kakak yang sudah lelah melihat keadaan adiknya yang semakin hari semakin memburuk membuatnya tidak tau harus berbuat apa, selain sabar dan mencoba menjelaskannya dengan pelan.

"Tapi kak..." belum gadis itu melanjutkan perkatannya, kakaknya terlebih dahulu memotong ucapannya.

"Kakak juga tidak akan tega dan tidak akan mau melihatmu hidup menderita bersama pria tua bangka itu... aku tidak sanggup melihat adikku harus menderita hanya karena permintaan bodoh itu." sambungnya sambil memeluk erat tubuh mungil adiknya.

"Tidak kak... seharusnya aku berkata iya," gumamnya yang kembali menangis.

"Sudah cukup kamu menghakimi dirimu sendiri... Nella. Peristiwa itu sudah berlalu dan ini sudah tahun kedua tapi kau masih saja berpikir hal yang sama, kakak tidak bisa terus berada di sini... kakak sudah menunda pendidikkan kakak, kamu juga harus menentukan hidupmu sendiri." penjelasan panjang lebar dari pria itu sukses membuat gadis yang bernama Nella itu berhenti menangis.

Sea Of SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang