Bab 9

1.2K 84 6
                                    

Terimakasih Tuhan
Engkau memang maha adil
Puji syukur terus terus ku panjatkan padamu
Terimakasih
-*-*-*-*-

Avelyn memasuki rumahnya kaliini ia tidak sendirian namun ia di temani kakaknya ya marsel atau biasa di sapa ave dengan sapaan 'kak avel'

"Assalamualaikum... ibu ave pulang" ucapnya memasuki rumah

Deg!

Terhantam hati marsel melihat keadaan rumah adik dan ibunya... rumah ini kecil bahkan tidak ada seper 4 dari rumahnya... sedangkan rumah yang ia tempati dengan ayahnya sangat luas... ia masuk lebih dalam menelusuri rumah itu hatinya semakin sakit.... keadan rumah ini tidak memungkinkan walaupun masih layak huni

"Waalaikumus salam" ibu menghampiri avelyn dari arah dapur dengan tersenyum...

Avelyn menyalami ibunya... marsel tersenyum.Rindu,satu kata yang mengekspresikan marsel kali ini.. ibu menatap marsel...ibu menatap bingung dan meminta penjelasan o
Pada avelyn

Marsel pun akhirnya menyalami ibunya... marsel masih terdiam...

"Ibu ini bu... ini kak avel..." jelas avelyn matanya mulai berkaca kaca kembali

Sedangkan marsel,marsel tersenyum... ibunya menangkup mulutnya kaget... benarkan?yang di depan matanya ini itu anaknya...benarkah...?,jikalau ini mimpi tolong jangan bangunkan ibu... ibu ingin bertemu anak dan suaminya yang kian lama menghilang...

"Avell....i ini kamu nak..."ibu menghampiri marsel yang berdiri di hadapanya,tanganya terjulur menyentuh pipinya..

Marsel mengangguk dan menyentuh tangan ibunya yang berada di pipinya

"Iya bu...iya ini marsel avelino anak ibu..."marsel mulai berkaca kaca

Ibu memeluk marsel sangat erat begitupun juga marsel.. mereka rindu... bertahun tahun mereka terpisah.. kini kembali bersatu

Ibu melepaskan pelukanya dan menatap anaknya itu..

"Kamu selama ini kemana nak,dimana ayah?"tanya ibu

"Avel akan jelaskan nanti bu,tapi sekarang ikutlah dengan avel ke rumah ayah... hati avel sakit melihat ibu tinggal di rumah sesempit ini,sedangkan avel tinggal di rumah yang begitu besar namun hanya ada keheningan... ayah merindukan ibu.. ayo bu ikut avel adek juga ayo "ajak avel sambil memegangi tangan ibunya..

Ibu menatap ave di lihat nya putrinya..

Dan akhirnya ibu pun menyetujui permintaan anak sulungnya itu
.
.
.
.
.

Stev menatap penuh kemenangan dengan semirik yang tak pernah luntur dari bibirnya,menatap selebaran kertas yang di pegangnya

"Haha lo kira dengan adanya pelindung, lo bakal tenang gitu?,nggak!, tunggu aja tanggal main nya ...

Stev menjeda ucapanya

Mauren Avelyn"

stev bersemirik dan melipat selebaran kertas yang tadi ia pegang, menyimpannya di suatu tempat dan bergegas pergi ntah kemana, ntahlah apa yang akan ia ciptakan kali ini.. Dia benar benar membuat neraka dunia bagi avelyn...
.
.
.
.
.
.
.

Disini lah avelyn dan ibunya berada di sebuah rumah nan mewan dan megah matanya menatap asing... rumah ini terlalu besar untuk mereka.. mereka biasa tinggal di rumah yg minimalis tiba tiba dari arah belakang ada yg memeluk mereka ber dua dengan sangat kencang... bahunya bergetar ..mungkin ia menangis.....

"Maaf"... suara itu..... ya itu suara ayah...

Ayah...

"Ayahh" pekik ave... dan memeluk ayahnya erat ..sedangkan sang ibu iya menangis ...

"Iya ini ayah..., maaf kan ayah nak, mari kita hidup di sini bersama kita ber 4" ucap sang ayah

Avelyn mengangguk ...

Mereka ber 4 berhambur dalam 1 rangkulan keluarga yang terpisah kini kembali bersatu...

Apakah penderitaan avelyn hanya sampai sini???

Oh JELAS TIDAK!

.

.

.

.

Tap Tap Tap

Suara langkah kaki memenuhi lorong sekolah yang sepi dan gelap...

Kriet...

Jeg jeg jeg

Suara pintu terbuka , ya tepatnya pintu mading sekolah

Srak...

Ctak...

Suara kertas tertempel sangat jelas... semirik yang terpancar di balik topeng membuatnya puas... setelah tugasnya selesai ia bergegas kembali mengunci mading tersebut dan pergi
.
.
.
.

Ke esokan harinya siswa siswi berkumpul penuh bisik bisik yg begitu kejam

"Hahah, kasian bngt ya trnyta dia di tinggak ayah nya ... pasti kelakuan bejat ibunya tuh,makanya nurun ke anaknya ups"

"Ati ati sm orang tampang polos"

"Haha sok alim "

"Wkwk di kiranya agamnya kuat eh ..."

"Haha ngeri njir jaman sekarang "

Ya kalian tau siapa topik pembicaraan mereka ya pasti siapa lagi kalo bukan Avelyn

Avelyn yang beru melangkahkan kakinya menuju kelas sontak berhenti matanya terbelalak lebar , fitnah apa lagi ini ....

Kenapa ...?? Kenapa harus membawa keluarganya...? Mereka tidak tau apa sebenarnya

Mata avelyn sudah kering... kali ini ia tak menangis lagi ia hanya menatap nya nanar dan pergi meninggalkan mading memasuki kelasnya ... ya di sana sudah ada laki laki yang menatapnya iba siapa lagi kalu bukan renal ? Mana mungkin dia stev? Itu sangat MUSTAHIL!

Banyak pasang mata yang menatapnya jijik,namun kali ini avelyn tidak memperdulikananya lagi ... ia menduduki bangkunya dan tersenyum kepada renal...

Renal pun membalas senyumnya agak canggung dia merasa iba dan kasihan kepada temannya, ia baru masuk namun dia merasakan apa yang di alami avelyn selama ini ... dia terdiam ... melihat avelyn yag menelungkupkan kepalanya dalam hatinya tersayat... dan renal pun ikut terdiam

Sedangkan di bangku pojokan sana seseorang menatap avelyn  dengan seringaian  kecil,hatinya tertwa puas... dia mengambil ponselnya dan menelepon pesuruhnya...

"Kerja bagus ..."

Tut...

Panggilan di putuskan sepihak olehnya, ya kalian pasti tau siapa dalang di balik semua ini ? Ya dia adalah stevan Anggara ...
.
.
.
.

Kringgg.... kringg

Waktu istirahat telah tiba para siswa siswi berhamburan untuk mengisi perutnya yang kosong ... avelyn pun sama dia melangkahkan kaki di tempat biasa ... ya dia membawa bekal sendiri dia terlalu takut untuk pergi ke kantin sendiri...

Di terduduk di kursi lonjong yang di sediakan di sana... menatap lurus kedepan dan memejamkan mata sambil menghembuskan nafas...daun daun menari di iringi angin yang berhembus menemani avelyn dalam sepi... dia mulai melahap bekal yang di bawanya tanpa lupa ia berdoa terlebih dahulu 10 menit ia sudah menghabiskan bekalnya ya... bekal yang ia bawa tidak lah banyak... hanya secukupnya saja...

Lagi dan lagi dia melamun... kepalanya pening memikirkan semua ini... dalam hatinya berkata ,

Kapan penderitaan ini berakhir?

Kringgg.....

Bunyi bel membuyarkan lamunanya... ia segera bergegas kembali ke dalam kelasnya untuk mengikuti pelajaran selanjutnya..

Tbc...

Mon maaf ya klo kli ini g dpt feel nya
Maaf juga up lama

bully [END] on REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang