[BLIND] - Steal the love from next door 40

398 46 9
                                    

.
.
.
.
.

Pukul 9 malam, nuansa di desa agak dingin. Tak heran sih pasalnya memang angin laut suka berhembus ke daratan.

Seokjin menerima kabar dari Jisoo lewat sms. Ah, jadul sekali mereka masih menggunakan sms padahal jaman sekarang enaknya bahkan video callan saja.

From : Jisoo
Aku akan istirahat duluan malam ini, besok aku sudah mulai kerja, kamu juga sebaiknya nggak udah bergadang untuk hal yang nggak perlu

Read.

Sms yang sudah seokjin baca padahal hanya seuntaian permintaan untuk jangan bergadang tapi Seokjin sudah salting brutal.

Jisoo mengubah hidupnya dengan drastis. Apapun hal yang menyangkut tentang Jisoo selalu membuat Seokjin senang.

Dia sepertinya masih punya sisa pulsa, dan Seokjin akan mengetik balasan sms nya untuk Jisoo.

To : Jisoo
Aku nggak pernah bergadang, aku juga sedikit ngerasa capek hari ini, enaknya emang tidur aja, tapi kayaknya kalau tidur berdua sama kamu, rasanya jauh lebih baik.

Send.

Smsnya sudah dikirim seperti biasa jagoan flirting sudah berulah, seokjin tak akan memaksa Jisoo untuk membalas pesannya itu, tapi setidaknya besok mungkin Jisoo akan membacanya.

"Huh, kenapa dia sangat jauh sekali sih... padahal disini ada tempat yang nyaman untuk tinggal dengan damai... tapi... aiisshhh karirnya dikota bahkan lebih gemilang dariku, aku bukan apa-apa di bandingkan dengan dia" ujar Seokjin.

Kamarnya masih mempunyai vibes yang mirip dengan kamar Jisoo. Sekarang Seokjin ingat kenangan mereka ketika di siang hari itu, mereka melakukannya diatas kasur milik Seokjin.

Bayangan tubuh Jisoo yang polosan tanpa benang dan berketingat itu sangat cantik. Harusnya view yang seperti itu bisa makin sering Seokjin nikmati.

"Aku rindu padanya" kata Seokjin.

Dia kemudian menutup jendela kamarnya, lalu bersiap untuk tidur.

.
.
.
.

Pagi hari, atau lebih tepatnya sekarang vibes matahari yang sudah agak memanas itu cukup terik menyengat kulit nya si Kim Seokjin.

"Ini lebih melelahkan dari yang aku kira" gumam cowok ganteng itu.

Dia baru saja selesai mencuci bajunya sendiri. Well tidak ada jasa laundry yang bisa di pakai disini, jadi Seokjin memang mencuci, menggosok, dan menjemur pakaian nya secara mandiri.

Sudah agak siang sih dia melakukan aktivitasnya, tapi tak masalah nanti juga pakaiannya bisa kering dengan sendirinya.

Selepasnya, Seokjin masuk rumah. Dia melihat Eommanya memindahkan kardus dari kamarnya, entah apa isinya Seokjin tak mau tau.

"Eomma aku akan keluar rumah sebentar. Jangan ke mana-mana, jangan hilang seperti kemarin... Eomma harus ingat untuk jangan membuat masalah lagi" ujar Seokjin.

Dia benar-benar mewanti Eomma Kim, pasalnya Seokjin juga lelah kalau di suruh terus-terusan mengontrol Eommanya. Lantaran posisi Seokjin bisa serba salah didepan satu-satunya sisa orang tua yang ia miliki. Terlalu mengekang Eommanya juga tak baik tapi pura-pura abai dan tak memperdulikannya juga salah.

Intinya, semakin Eomma kim kalem, itu jauh lebih baik.

"Anakku, ucapanmu kejam sekali... apa kamu tidak lihat Eomma lagi membereskan kamar?" Ungkap si Sepuh sakit-sakitan itu.

BLIND [JISOO JIN] TAMAT!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang