.
.
.
.
"Haduh, dasar sialan.. aku malah jadi gerah sendiri melihatnya tidur... terkam nggak boleh, disuruh jadi istri nggak mau..."Separagraf gerutuan dari bibir doer milik Kim Seokjin terdengar lucu di telinga Jisoo. Bayangkan saja Jisoo sedang memunggunginya tidur di ranjang tapi Seokjin seperti orang tak relaan jika Jisoo membegal ranjang miliknya. Bahkan tadi 2 sahabat kecil itu sempat debat dan berakhir salah satu diantara mereka pura-pura ngambek.
Imut dan lucu.
Tapi mereka sudah terlalu dewasa bermain permainan itu, dimana tarik ulur hubungan itu akan membuat salah satunya tersiksa.
Ofc Jisoo tau kosekuensinya, tapi pengalam sudah menampar pipinya begitu keras, sebaik-baiknya pria kepada wanita pasti ada titik jenuhnya juga dan Jisoo tak siap jika suatu saat permainan mereka berakhir, salah satu dari mereka sudah tidak punya kebasaran dan akan berakhir dengan luka.
Jisoo nggak terlalu bodoh, dia paham kenyataan selalu tidak selaras dengan keinginan, tapi yang jelas Jisoo masih ingin berusaha meskipun hasil akhirnya ia tak tau akan menikah dengan siapa, atau bahkan dia memutuskan untuk melajang dan child free seperti kebanyakan orang di kota, hingga membuat populasi anak muda di Korea selatan menurun drastis.
Well sebenarnya tadi itu Jisoo hanya usil, ada perasaan yang membuatnya ingin menusili si cowok desa. Jisoo Akui jika dia memang merasa mengantuk usai makan siang, tapi dia tidak berniat sepenuhnya untuk membajak kamar si cowok desa itu.
At least tadi Jisoo sudah ijin mau tidur siang dulu dan tempat yang nyaman untuk rebahan ya di kasur, makanya Jisoo mengambil tempat itu duluan sebelum Seokjin melarangnya.
Drap
Drap
Drap
Langkah kaki Seokjin terdengar mau menjauh dan knop pintu diputar olehnya, sepertinya dari prediksi Jisoo, Sosok cowok desa itu mau keluar kamar.
Tapi sebelum Seokjin berhasil melarikan diri, Jisoo jadinya bangkit dari tidurnya dan menatap ke arah pintu kamar.
"Yakk, Kim Seokjin..." tegurnya.
Si cowok berbalik dan mendapati Jisoo yang sudah posisi duduk di ranjang menatap kearahnya. Sepertinya Jisoo berubah pikiran.
"Wae? Apa kamu nggak jadi tidur Jis?"
Deep si cowok, pintu kayu yang awalnya sudah terbuka dengan ruas yang agak sempit itu pun di tutup oleh kembali oleh Seokjin.
Tatapan mata mereka bertemu dari sudut itu, dimana Jisoo ada di ranjang dan Seokjin berdiri didekat pintu.
"Aku emang mau tidur siang, tapi kamu harus ada disini juga dong..." ujar Jisoo.
"- Jangan ke mana-mana" sela si cewek kota itu lagi.
Melarang tuan rumah minggat dari kamarnya sendiri dan membiarkan Jisoo sendirian disana, nggak seru jadinya.
"Uhm?"
Seokjin tidak mengerti tapi akhirnya Jisoo menggeser tubuhnya, tidak lagi ada di tepi ranjang tapi masik ke dalam areal ranjang yang mepet dengan tembok jadi space ranjang di pinggir jadi makin banyak.
"Ke sini aja Kim Seokjin, tapi nggak usah kamu mikir yang aneh-aneh yaaa..." pinta Jisoo.
Seokjin tersenyum dia sengaja mengunci kamarnya dari dalam.
Bahkan Jisoo bisa dengar suara lock pintu dengan kunci itu lantaran tadi suasananya senyap.
"Ck, pakai kunci pintu segala" komen Jisoo sedikit roll eyesnya kepada si cowok.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND [JISOO JIN] TAMAT!!
Romance--- Story by @jisooisgood Kalau ada nih manusia yang baca tapi nggak Nge Vote fix nggak punya otak🤭😎 END udah beberapa judul. ONE + MULTI SHOOT (BACA SESUAI JUDUL) TOLOL!!