✖ 10 ✖

294 65 2
                                    

Percaya atau tidak, tidak pernah ada orang yang benar-benar baik •

• • •

Coffe Bang, 22:17 PM

Terdengar isakan tangis di dalam ruangan yang gelap dan hanya ada cahaya bulan yang terpantul dari kaca.

Apa kalian menebak itu Seungyoun yang menangis? Tentu saja bukan. Yang menangis adalah Yohan. Kenapa dia menangis sampai terisak seperti itu?

"Bagaimana? Kau senang melihat kembaranmu tersakiti?"

Bangchan memasang sabuk celananya kembali setelah baru saja ia gunakan untuk Yohan. Ya, dia melayangkan sabuk itu berulang kali ke beberapa bagian tubuh Yohan.

"Kenapa kau menyakiti Yohan? Aku yang salah, boss bang." kata Hangyul gemetar melihat Yohan.

Bangchan tersenyum. Dia memegang pundak Hangyul.

"Kalau kau tidak berhenti, kau akan melihat lebih dari ini. Berhentilah jika tidak ingin melihat kembaranmu kesakitan"

Setelah berkata seperti itu, Bangchan pergi meninggakan ruangan itu. Hangyul mengepalkan tangannya kuat-kuat. Amarah, kesal dan sedih menjadi satu.

"Maaf" kata Hangyul di samping Yohan.

"Aku tidak mau kita berpisah. Jangan berulah lagi yang membuat boss bang marah" nasihat Yohan masih menangis.

Hangyul tidak menjawab. Dia hanya diam dan menunduk. Tapi di wajahnya sama sekali tidak menunjukan takut atau menyesal. Hangyul terlihat santai.

"Boss bang tidak akan membunuh kita. Kau tenanglah."

•••

Seungyoun, Hyunjin, dan Seungwoo duduk di ruangan depan setelah selesai membersihkan tempat. Kedai sudah tutup beberapa menit yang lalu.

Bangchan turun dari tangga dan langsung berdiri di hadapan ketiga karyawannya.

"Jangan menjadi orang jahat karena tersakiti. Berubahlah" kata Bangchan.

Jujur saja Seungyoun tidak tahu kenapa Bangchan tiba-tiba saja berkata seperti itu.

"Han Seungwoo. Ikut aku" perintah Bangchan sudah berjalan terlebih dahulu.

Seungwoo langsung mengikuti Bangchan, tapi tangannya ditahan oleh Hyunjin.

"Kemana?" tanya Hyunjin berbisik.

"Mungkin mencari Lino" jawab Seungwoo melirik tangan Hyunjin yang sedang memegangnya.

Langsung saja Hyunjin melepas pegangannya dan Seungwoo kembali berjalan.

"Apa kita pulang sekarang?" tanya Hyunjin menatap Seungyoun.

"Kalau kau mau menginap, menginap saja" canda Seungyoun memecahkan ketegangan.

"Ah aku tidak mau. Ayo ku antar lagi"

"Wah aku merepotkan ya. Tapi terimakasih, Hwang Hyunjin" balas Seungyoun tersenyum.

•••

Bangchan dan Seungwoo berjalan bersama. Entah mereka mau kemana selarut ini.

"Boss bang" panggil Seungwoo yang ada di belakangnya beberapa meter.

"Apa?"

"Apa kau merasa ada yang mengikuti kita?" curiga Seungwoo sambil menoleh ke belakang.

Bangchan tersenyum dan mengangguk. Kemudian dia berjalan mendekati Seungwoo.

"Tentu saja aku paham soal itu. Ayo ikut aku"

Bangchan berjalan mendekati sebuah tempat.  Seungwoo hanya mengikuti saja.

"Hey!" sapa Bangchan tersenyum ramah.

Ada seseorang yang bersembunyi. Sepertinya dia mengintai Bangchan dan Seungwoo.

"Kau sedang mengintaiku ya?" tebak Bangchan.

Gemetar. Orang itu gemetar hebat. Coba tebak siapa dia?

Benar, jika kau menjawab itu Peter. Kau benar.

"Aku tahu kau polisi. Kenapa kau takut ketika melihatku? Kau polisi atau apa bukan?" cibir Bangchan dengan tertawa mengejek.

Peter akhirnya mengatur nafas dan mencoba tenang. Tidak seharusnya dia bersikap lemah. Polisi harus tegas! Tidak boleh takut.

"Kebetulan aku sedang ada tugas di sekitar sini. Kenapa kalian menghampiriku?" tanya Peter berusaha senormal mungkin.

Bangchan menyunggingkan senyum sinis.

"Tugas mengintai tempatku?" tebak Bangchan.

Peter bergidik. Sepertinya Bangchan benar-benar bisa membaca pikirannya sekarang.

"Tidak masalah kau curiga padaku, karyawanku, atau tempatku. Kalau kau haus, kau bisa singgah ke kedaiku. Santai saja, tidak ada apa-apa disana" kata Bangchan terdengat santai.

"Ehem aku pernah berkunjung kesana" ungkap Peter.

"Bagaimana? Kopinya pasti membuatmu nyaman kan?"

Peter hanya menganguk saja. Jujur, berbicara dengan Bangchan tidaklah menakutkan. Tapi entahlah.. Peter tetap merasa ada yang aneh.

"Ah iya aku punya saran untukmu" seru Bangchan.

Peter menatap Bangchan lekat-lekat.

"Jadilah polisi yang tegas. Jangan takut karena mereka akan meremehkanmu"

Bangchan tersenyum dan memegang pundak Peter lalu pergi. Sementara Seungwoo acuh melewati Peter tanpa menatapnya. Angkuh!

•••

Seungyoun sudah sampai di rumahnya setelah tadi di antar Hyunjin. Tapi sial, perutnya tidak bisa bersahabat. Akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam rumah dan memilih pergi ke minimarket terlebih dahulu untuk membeli makanan.

Suasana sepi tapi masih ada satu dua orang yang melintas. Maklum, ini sudah malam.

"Kenapa kau dekat dengan dia lagi?"

"Sampai kapan kau begini?"

Seungyoun menghentikan langkah kakinya saat mendengar pembicaraan itu. Kenapa dia berhenti? Suara itu tidak asing di telinganya. Seungyoun berjalan perlahan dan mengintip siapa yang sedang mengobrol.

PLAKKKKK

"Jangan diam saja! Sampai kapan kau terus membisu!"

PLAKKKK

PLAKKK

PLAAKKK

Sampai akhirnya Seungyoun bisa melihat siapa yang sedang bertengkar itu.

"Hah?"

Seungyoun terkejut dengan apa yang ia lihat.








□□□

Layak lanjut ngga nih?

Terjebak di Coffee Bang • Cho Seungyoun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang