✖ 13 ✖

277 61 7
                                    

"Bagaimana sudah siap untuk besok malam?"

"Aku sudah menyiapkan semua"

"Ah tapi sepertinya ada yang kurang"

"Maksudmu? Alat untuk membunuh?"

"Aku pikir kita masih butuh seseorang lagi. Mana mungkin kita membiarkan orang itu tidak melakukan apa-apa. Iya kan?"

"Haha kau benar. Dia juga tampak mudah percaya"

"Si cerewet itu memang manusia bodoh. Dia terlalu baik untuk berkawan dengan orang-orang seperti kita"

"Gunakan kebodohan orang itu untuk menutupi apa yang kita lakukan"

"Kau terlalu cerdik untuk hal semacam ini yaa.  Hmm aku semakin merasa dekat denganmu"

"Ah jangan bicara hal-hal yang menjijikan"

"Kau lebih menjijikan"

"Hahaha sudah! Ayo kita tidur"

"Baiklah, selamat malam para pecundang"

"Anjing kau hahaha"

•••

Boss Bang menemui Seungyoun dengan wajah gusarnya. Hal ini tentu saja membuat Seungyoun bertanya-tanya.

Ada apa dengan Bangchan?

"Boss bang? Apa terjadi sesuatu padamu?" tanya Seungyoun bingung.

Bangchan mencoba meredam kegusarannya dengan menarik nafas perlahan. Ini terlihat berbeda. Bangchan tidak seperti Bangchan yang biasanya.

"Kau punya kenalan polisi?" tanya Bangchan.

"Peter?" jawab Seungyoun dengan dahi berkerut.

"Siapapun namanya tolong besok malam hubungi dia dan mintalah datang ke Coffe Bang. Kau jangan pergi kesana! Lakukan apa yang kuperintah saja, mengerti?"

"Tapi, ada apa Boss Bang? Apa terjadi sesuatu?"

"Kau tidak perlu tahu apa yang akan terjadi" kata Bangchan dengan penuh penekanan.

"Tapi aku harus tahu terlebih dahulu, Boss Bang. Aku tidak mungkin memberi laporan palsu kepada polisi. Ini bukan lelucon" jawab Seungyoun jadi gusar.

"Lakukan seperti apa yang ku perintah jika kau ingin aman"

Setelah berkata seperti itu, Bangchan meninggalkan Seungyoun yang masih dalam mode tidak paham dan bingung.

•••

Alih-alih menghubungi Peter, Seungyoun malah masih duduk termenung memikirkan apa yang dikatakan Bangchan.

"Kenapa aku malah menjadi penasaran seperti ini? Haruskah aku datang saja tanpa menelpon Peter?" monolog Seungyoun.

Sampai akhirnya dia mendengar suara motor berhenti di depan rumahnya. Sepertinya dia tidak asing dengan suara motor itu.

"Kenapa kau datang?" tanya Seungyoun ketika melihat kedatangan Hyunjin.

"Kenapa kau tidak bekerja?"

"Aku sudah di pecat. Kenapa aku harus masuk. Memangnya siapa aku haha" jawab Seungyoun.

"Astagaaa, kau meninggalkan sendiri di tempat aneh itu?  Kau jahat sekali Cho Seungyoun"

"Haha masuklah.."

Setelah Hyunjin masuk, Seungyoun terlihat membuatkan minuman untuk Hyunjin selama beberapa menit. Sampai akhirnya minuman itu jadi.

"Kau rindu padaku ya?" goda Seungyoun menyenggol Hyunjin.

"Ck, bukan begitu. Aku pikir disana jauh lebih menakutkan ketika kau pergi"

"Kenapa?" dahi Seungyoun berkerut.

"Boss bang tidak terlihat disana dan semua karyawan kecuali aku saling diam. Bahkan aku mengajak mereka bicarapun tidak disahut. Aku jadi khawatir mereka bukan manusia hidup" oceh Hyunjin.

Seungyoun tertawa mendengar curhatan Hyunjin. Sampai akhirnya dia jadi ingat ucapan Bangchan.

"Boss bang tidak mengunjungi Coffe Bang?" tanya Seungyoun memastikan.

"Tidak. Bahkan aku tidak tahu harus bertanya kepada siapa untuk menanyakan dimana Boss bang berada" jawab Hyunjin.

Lantas, apa maksud Bangchan kemarin menemui Seungyoun?

Apa Bangchan sedang menghindari karyawab Coffe Bang?

"Seungyoun?" panggil Hyunjin.

Seungyoun menoleh dengan tatapan bingungnya karena dia masih dalam mode berpikir.

"Bukankah Boss bang terlihat aneh? Atau hanya perasaanku saja?" tanya Hyunjin.

Sebenarnya Seungyoun juga sepemikiran dengan Hyunjin. Tapi di sisi lain, Seungyoun menganggap Bangchan adalah orang baik. Entahlah....

Haruskah dia menceritakan pertemuannya dengan Bangchan kepada Hyunjin?

"Apa sebaiknya kau datang saja ke Coffe Bang nanti malam?"

Tunggu, kenapa Hyunjin tiba-tiba berkata seperti itu? Dahi Seungyoun berkerut.

"Kenapa aku harus kesana?"

"Temani aku lah. Kau tega meninggalkanku sendirian dengan karyawan aneh? Benar kau setega itu?"

Seungyoun tersenyum canggung. Dia menganggap Hyunjin teman terbaiknya di kerjaan. Tapi dia ingat perintah Bangchan yang menyuruhnya untuk menghubungi Peter, polisi dan tidak mengizinkan yang lain apalagi mendatangi Coffe Bang.

Tapi setelah melihat Hyunjin... Haruskah Seungyoun menolak?

"Kau benar-benar tidak mau?"

•••




Note : Jangan pernah percaya kepada siapapun




Bakal usahain fast update kok mwehehe. Ceritaku aneh, tapi semoga kalian yang membaca menikmati yaa :D

Terjebak di Coffee Bang • Cho Seungyoun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang